Telah menceritakan kepada kami {Abu Bakar bin Abu Syaibah} dan {Ali bin Maimun Ar Raqqi} dan {Sahl bin Abu Shal} mereka berkata; telah menceritakan kepada kami {Waki’} dari {Malik bin Anas} dari {Az Zuhri} dari {‘Urwah} dari {Aisyah}, bahwa Nabi saw. meniupkan udara saat meruqyah.”
Telah menceritakan kepada kami {Sahl bin Abu Sahl} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Ma’n bin Isa}. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Yahya} telah menceritakan kepada kami {Bisyr bin Umar} keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami {Malik} dari {Ibnu Syihab} dari {‘Urwah} dari {Aisyah}, bahwa jika Nabi saw. menderita sakit, maka beliau membaca do’a untuk perlindungan bagi dirinya dan meniupkan udara, ketika sakitnya semakin parah, maka sayalah yang membaca untuk beliau dan mengusapkan dengan tangan beliau mengharap keberkahan.”
Telah menceritakan kepada kami {Ayyub bin Muhammad Ar Raqi} telah menceritakan kepada kami {Mu’ammar bin Sulaiman} telah menceritakan kepada kami {Abdullah bin Bisyr} dari {Al A’masy} dari {‘Amru bin Murrah} dari {Yahya bin Al Jazzar} dari puteri saudarinya {Zainab} isterinya Abdullah, dari {Zainab} dia berkata, “Seorang wanita tua menemui kami hendak menjampi-jampi dari penyakit demam. Dan kami memiliki dipan yang panjang kaki-kakinya, dan apabila Abdullah hendak masuk maka ia akan berdehem dan bersuara. Suatu hari ia masuk, ketika wanita tua itu mendengar suaranya, maka ia bersembunyi. Kemudian Abdullah datang dan duduk di sampingku dan membelaiku, ternyata ia menyentuh suatu jahitan benang, maka dia berkata, ‘Apa ini? ‘ aku lalu menjawab, ‘Jimat, di dalamnya terdapat jampi-jampiku untuk pengobatan penyakit demam.” {Abdullah} lalu menariknya dengan paksa, kemudian ia putus dan membuangnya seraya berkata, “Sungguh saat ini keluarga Abdullah telah melakukan praktek kesyirikkan, saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya jampi-jampi, jimat dan pelet adalah syirik.” Aku berkata, “Suatu hari aku keluar, lantas si fulan memandangiku hingga mataku selalu berair, jika mataku di jampi maka air matanya akan berhenti, namun jika tidak di jampi maka ia akan selalu berair.” Abdullah berkata, “Itu adalah (perbuatan) setan, jika kamu mentaatinya maka setan akan meninggalkanmu, tapi jika kamu tidak mentaatinya maka ia akan menusuk matamu dengan jari-jarinya. Akan tetapi sekiranya kamu melakukan apa yang pernah di lakukan oleh Rasulullah saw. maka itu akan lebih baik bagimu dan lebih layak mendapatkan kesembuhan, kamu mengguyur kedua matamu dengan air sambil membaca: ‘ADZHIBIL BA`SA RABBANNASI ISYFI ANTA SYAAFI LAA SYIFAA`A ILLA SYIFAA`UKA SYIFAA`AN LAA YUGHAADIRU SAQAMA (Hilangkanlah kesusahan, wahai Rabb manusia, sembuhkanlah. Sebab Engkaulah Maha penyembuh, yang tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit) ‘.”
Telah menceritakan kepada kami {Ali bin Abu Al Khashib} telah menceritakan kepada kami {Waki’} dari {Mubarak} dari {Al Hasan} dari {‘Imran bin Al Hushain}, bahwa Nabi saw. melihat gelang dari kuningan di tangan seorang laki-laki, maka beliau bertanya: “Apakah maksud dari gelang ini?” laki-laki itu menjawab, “Ini adalah wahinah.” Beliau bersabda: “Lepaslah, karena jimat itu tidak akan menambahmu melainkan kesengsaraan.”
Telah menceritakan kepada kami {Abu Bakar bin Abu Syaibah} telah menceritakan kepada kami {Abdurrahim bin Sulaiman} dari {Yazid bin Abu Ziyad} dari {Sulaiman bin ‘Amru Al Ahwash} dari {Ummu Jundab} dia berkata, “Aku melihat Rasulullah saw. melempar jumrah aqabah dari tengah lembah pada hari Idul Adlha (hari penyembelihan) kemudian pergi, sedangkan seorang wanita dari Khats’am bersama bayinya yang menderita sakit tuna wicara mengikuti beliau, wanita itu berkata, “Wahai Rasulullah, ini adalah anakku dan keluargaku yang masih tersisa, dia menderita sakit tuna wicara.” Maka Rasulullah saw. bersabda: “Berikanlah air untukku.” Lantas di bawakanlah air untuk beliau, beliau lalu mencuci kedua tangannya dan berkumur-kumur, kemudian beliau memberikan kepada wanita itu seraya bersabda: “Berilah ia minum dan tuangkanlah kepadanya sambil meminta kesembuhan kepada Allah.” Ummu Jundub berkata, “Maka aku menjumpai wanita itu dan berkata, “Jika berkenan, berikanlah kepadaku sedikit darinya?” Dia menjawab, “Air ini hanya untuk orang yang tertimpa musibah seperti ini.” Ummu Jundub berkata, “Kemudian aku bertemu lagi setelah lewat satu tahun dan aku menanyakan perihal anaknya, maka dia menjawab, “Ia telah sembuh dan cerdas akalnya, tidak seperti kecerdasan otak orang yang lain.”
Sunan Ibnu Madjah | Hadits No. : 3524
Bab : Membunuh Ular yang Mempunyai Dua Garis Putih Pada Punggugnya
Telah menceritakan kepada kami {Abu Bakar bin Abu Syaibah} telah menceritakan kepada kami {‘Abdah bin Sulaiman} dari {Hisyam bin ‘Urwah} dari {Ayahnya} dari {Aisyah} dia berkata, “Nabi saw. memerintahkan untuk membunuh ular Dzuth thufain (ular yang punggungnya terdapat dua garis putih), sebab ia dapat membutakan pandangan mata dan membahayakan kandungan, yaitu ular yang sangat berbahaya.”
Sunan Ibnu Madjah | Hadits No. : 3525
Bab : Membunuh Ular yang Mempunyai Dua Garis Putih Pada Punggugnya
Telah menceritakan kepada kami {Ahmad bin ‘Amru bin As Sarh} telah menceritakan kepada kami {Abdullah bin Wahb} telah mengabarkan kepadaku {Yunus} dari {Ibnu Syihab} dari {Salim} dari {Ayahnya}, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Bunuhlah ular, bunuhlah Dzuth thufain (ular yang punggungnya terdapat dua garis putih) dan al Abtar (sejenis ular yang berekor pendek atau terpotong), karena keduanya dapat merusak pandangan mata dan menggugurkan kandungan.”
Sunan Ibnu Madjah | Hadits No. : 3526
Bab : Taajub Dengan Jiwa Optimis dan Benci Dengan Thiyarah (Pesimis)
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Abdullah bin Numair} telah menceritakan kepada kami {‘Abdah bin Sulaiman} dari {Muhammad bin ‘Amru} dari {Abu Salamah} dari {Abu Hurairah} dia berkata, “Rasulullah saw. menyukai ucapan yang baik dan membenci thiyarah (menganggap sial ketika melihat burung atau yang semisalnya).”
Sunan Ibnu Madjah | Hadits No. : 3527
Bab : Taajub Dengan Jiwa Optimis dan Benci Dengan Thiyarah (Pesimis)
Telah menceritakan kepada kami {Abu Bakar bin Abu Syaibah} telah menceritakan kepada kami {Yazid bin Harun} telah memberitakan kepada kami {Syu’bah} dari {Qatadah} dari {Anas} dia berkata, “Nabi saw. bersabda: “”Tidak ada ‘Adwa dan Thiyarah, namun yang aku sukai adalah ucapan yang bagus.”
Sunan Ibnu Madjah | Hadits No. : 3528
Bab : Taajub Dengan Jiwa Optimis dan Benci Dengan Thiyarah (Pesimis)
Telah menceritakan kepada kami {Abu Bakar bin Abu Syaibah} telah menceritakan kepada kami {Waki’} dari {Sufyan} dari {Salamah} dari {Isa bin ‘Ashim} dari {Zirr} dari {Abdullah} dia berkata, “Rasulullah saw. bersabda: “Thiyarah adalah perbuatan syirik, dan hal itu hanyalah prasangka kita, akan tetapi Allah akan menghilangkan dengan tawakkal.”