Telah menceritakan kepada kami {Qutaibah bin Sa’id} telah menceritakan kepada kami {Khalaf} -yaitu Ibnu Khalifah- dari {Abu Malik al-Asyja’i} dari {Abu Hazim} dia berkata, “Saya di belakang {Abu Hurairah} saat dia sedang berwudlu untuk shalat. Dia memanjangkan tangannya hingga mencapai ketiaknya, maka saya berkata kepadanya, ‘Wahai Abu Hurairah, wudlu apaan ini? ‘ Dia menjawab, ‘Wahai bani Farrukh, kalian di sini, kalau saya tahu kalian di sini niscaya aku tidak akan berwudlu dengan (cara) wudlu ini. Saya mendengar kekasihku saw. bersabda: “Perhiasan seorang mukmin adalah sejauh mana air wudlunya membasuh.”
Sahih Muslim | Hadits No. : 369
Bab : Keutamaan Menyempurnakan Wudhu Saat Waktu-Waktu yang Tidak Disukai
Telah menceritakan kepada kami {Yahya bin Ayyub} dan {Qutaibah} serta {Ibnu Hujr} semuanya dari {Ismail bin Ja’far}, {Ibnu Ayyub} berkata, telah menceritakan kepada kami {Ismail} telah mengabarkan kepada kami {Al Ala’} dari {bapaknya} dari {Abu Hurairah} bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Maukah kalian untuk aku tunjukkan atas sesuatu yang dengannya Allah menghapus kesalahan-kesalahan dan mengangkat derajat?” Mereka menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “Menyempurnakan wudlu pada sesuatu yang dibenci (seperti keadaan yang sangat dingin pent), banyak berjalan ke masjid, dan menunggu shalat berikutnya setelah shalat. Maka itulah ribath.” Telah menceritakan kepadaku {Ishaq bin Musa Al Anshari} telah menceritakan kepada kami {Ma’n} telah menceritakan kepada kami {Malik}. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin al-Mutsanna} telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Ja’far} telah menceritakan kepada kami {Syu’bah} semuanya dari {Al Ala’ bin Abdurrahman} dengan sanad ini. Hanya saja dalam hadits Syu’bah tidak disebutkan, ‘ribath’. Sedangkan dalam hadits Malik disebutkan dua kali, ‘Itulah ribath, itulah ribath’.”
Telah menceritakan kepada kami {Qutaibah bin Sa’id} dan {Amru an-Naqid} serta {Zuhair bin Harb} mereka bertanya, telah menceritakan kepada kami {Sufyan} dari {Abu az-Zinad} dari {al-A’raj} dari {Abu Hurairah} dari Nabi saw., “Sekiranya tidak menyusahkan kaum mukminin, -dan dalam hadits Zuhair- atas umatku, niscaya akan aku suruh mereka untuk bersiwak pada setiap (akan) shalat.”
Telah menceritakan kepada kami {Abu Kuraib Muhammad bin al-Ala’} telah menceritakan kepada kami {Ibnu Bisyr} dari {Mis’ar} dari {al-Miqdam bin Syuraih} dari {bapaknya} dia berkata, “Saya bertanya kepada {Aisyah}, aku bertanya, ‘Dengan tindakan apa Nabi saw. memulai apabila masuk ke rumahnya? ‘ Dia menjawab, ‘Dengan bersiwak’.”
Dan telah menceritakan kepada kami {Abu Bakar bin Nafi’ al-Abdi} telah menceritakan kepada kami {Abdurrahman} dari {Sufyan} dari {al-Miqdam bin Syuraih} dari {bapaknya} dari {Aisyah} bahwa Nabi saw. apabila masuk rumahnya, maka beliau memulainya dengan bersiwak.”
Telah menceritakan kepada kami {Yahya bin Habib al-Haritsi} telah menceritakan kepada kami {Hammad bin Zaid} dari {Ghailan} -yaitu Ibnu Jarir al-Ma’wali- dari {Abu Burdah} dari {Abu Musa} dia berkata, “Saat aku mengunjungi Nabi saw., ujung siwak berada di lisannya.”
Dan telah menceritakan kepada kami {Abu Bakar bin Abu Syaibah} telah menceritakan kepada kami {Husyaim} dari {Hushain} dari {Abu Wa’il} dari {Hudzaifah} dia berkata, “Rasulullah saw. apabila bangun (malam) untuk bertahajjud, maka beliau menggosok mulutnya dengan siwak.” Telah menceritakan kepada kami {Ishaq bin Ibrahim} telah mengabarkan kepada kami {Jarir} dari {Manshur}. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami {Ibnu Numair} telah menceritakan kepada kami {bapakku} dan {Abu Mu’awiyah} dari {al-A’masy} keduanya dari {Abu Wa’il} dari {Hudzaifah} dia berkata, “Rasulullah saw. apabila bangun malam, ” dengan semisalnya, namun mereka tidak menyebutkan, “untuk bertahajjud.”
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin al-Mutsanna} dan {Ibnu Basysyar} keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami {Abdurrahman} telah menceritakan kepada kami {Sufyan} dari {Manshur} dan {Hushain} serta {al-A’masy} dari {Abu Wa’il} dari {Hudzaifah}, bahwa Rasulullah saw. apabila bangun malam (untuk bertahajjud), maka beliau menggosok mulutnya dengan siwak.”
Telah menceritakan kepada kami {Abd bin Humaid} telah menceritakan kepada kami {Abu Nu’aim} telah menceritakan kepada kami {Ismail bin Muslim} telah menceritakan kepada kami {Abu al-Mutawakkil} bahwa {Ibnu Abbas} telah menceritakan kepadanya, bahwa dia bermalam di sisi Nabi saw. pada suatu malam, maka Rasulullah bangun di akhir malam dan keluar, lalu beliau melihat di langit seraya membaca ayat ini pada surat Ali Imran: ‘(Sesungguhnya dalam penciptaan langit langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), ‘Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka) ‘ (Qs. Ali Imran: 191-192). Kemudian beliau kembali pulang ke rumah, beliau lalu bersiwak, berwudlu, lalu berdiri shalat. Setelah itu beliau berbaring, kemudian berdiri keluar melihat langit lalu membaca ayat ini lagi. Kemudian beliau kembali bersiwak dan wudlu, lalu berdiri melaksanakan shalat.”
Telah menceritakan kepada kami {Abu Bakar bin Abu Syaibah} dan {Amru an-Naqid} serta {Zuhair bin Harb} semuanya dari {Sufyan}, {Abu Bakar} berkata, telah menceritakan kepada kami {Ibnu Uyainah} dari {az-Zuhri} dari {Sa’id bin al-Musayyab} dari {Abu Hurairah} dari Nabi saw., beliau bersabda: “Fithrah itu ada lima, atau ada lima fithrah yaitu: khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kuku, mencabut bulu ketiak, dan mencukur kumis.”