Telah bercerita kepada kami {Muhammad bin Katsir} telah mengabarkan kepada kami {Sufyan} dari {Al A’masy} dari {Ibrahim at-Taymiy} dari {bapaknya} dari {‘Ali ra.} berkata; “Tidak ada yang kami tulis dari Nabi saw. kecuali Al Qur’an dan apa yang ada pada ash-shahifah (lembaran-lembaran hadits) ini”, dimana Nabi saw. bersabda: “Madinah adalah tanah suci yang wilayahnya antara gunung ini hingga wilayah anu. Maka barangsiapa yang berbuat kemungkaran (bid’ah) yang dilarang agama didalamnya atau membantu orang berbuat bid’ah maka orang itu akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat dan seluruh manusia, dan tidak akan diterima darinya amalan ‘ibadah wajib dan sunnahnya” (atau taubat dan tebusannya). Dan perlindungan Kaum Muslimin adalah sama, maksudnya orang yang paling rendahpun bisa menggunakan hak perlindungannya. Maka barangsiapa melanggar ikatan perjanjian seorang muslim maka orang itu akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat dan seluruh manusia dan tidak akan diterima darinya amalan ‘ibadah wajib dan sunnahnya”. Dan siapapun budak yang berwala’ bukan kepada majikannya, maka ia mendapat laknat dari Allah, para malaikat dan seluruh manusia dan tidak akan diterima darinya amalan ‘ibadah wajib dan sunnahnya”. Berkata Abu Musa telah bercerita kepada kami Hasyim bin Al Qasim telah bercerita kepada kami Ishaq bin Sa’id dari bapaknya dari Abu Hurairah ra. berkata; “Bagaimana yang kalian lakukan jika kalian tidak bisa lagi mengambil dinar dan juga dirham (jizyah)?”. Ditanyakan kepadanya; “Bagaimana kamu melihatnya hal itu dapat terjadi, wahai Abu Hurairah?”. Dia menjawab; “Bagiku, demi Dzat yang jiwa Abu Hurairah berada di tangan-Nya, aku mengambilnya seorang yang jujur (muhammad) dan berita yang dibawanya adalah benar. Mereka tanyakan “Apakah itu?”. Dia berkata; “Itu karena perjanjian Allah dan Rasul-Nya telah dilanggar, sehingga Allah mengeraskan hati-hati orang ahlu dzimmah lalu mereka enggan mengeluarkan harta yang ada ditangan mereka”.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 2944
Bab : Dosa Seseorang yang Mengadakan Perjanjian Lalu Khianat
Bab. Telah bercerita kepada kami {‘Abdan} telah mengabarkan kepada kami {Abu Hamzah} berkata aku mendengar {Al A’masy} berkata; aku bertanya kepada {Abu Wa’il}; “Apakah kamu terlibat dalam perang Shiffin?”. Dia menjawab; “Ya, dan saat itu aku mendengar {Sahal bin Hunaif} berseru; “Berhati-hatilah kalian dengan pendapat kalian. Sungguh aku pernah melihat diriku sendiri pada peristiwa Abu Jandal (Perjanjian Hudaibiyah), seandainya aku sanggup menolak perintah (keputusan) Nabi saw. tentu aku sudah menolaknya saat itu, tidaklah kami letakkan pedang diatas pundak kami karena tragedi yang memilukan itu selain memudahkan kami mencermati permasalahan yang kami sadari, ada masalah lain dalam tragedi itu.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 2945
Bab : Dosa Seseorang yang Mengadakan Perjanjian Lalu Khianat
Telah bercerita kepada kami {‘Abdullah bin Muhammad} telah bercerita kepada kami {Yahya bin Adam} telah bercerita kepada kami {Yazid bin ‘Abdul ‘Aziz} dari {bapaknya} telah bercerita kepada kami {Habib bin Abu Tsabit} berkata telah bercerita kepadaku {Abu Wa’il} berkata; Kami terlibat dalam perang Shiffiin lalu {Sahal bin Hunaif} berkata; “Wahai sekalian manusia, berhati-hatilah kalian dengan diri kalian. Sungguh kami pernah bersama Rasulullah saw. pada hari Perjanjian Hudaibiyah. Seandainya saat itu kami berpendapat untuk perang pasti kami sudah berperang hingga datang ‘Umar bin Al Khaththab seraya berkata; “Wahai Rasulullah, bukankah kita berada di atas kebenaran sedangkan mereka di atas kebathilan?”. Beliau saw. menjawab: “Ya, benar”. Lalu dia bertanya lagi; “Bukankah siapa yang gugur diantara kita akan masuk surga sedang orang yang tewas dari mereka akan masuk neraka?”. Beliau saw. menjawab: “Ya, benar”. ‘Umar bertanya; “Lalu atas dasar alasan apa kita menimpakan kehinaan dalam agama kita ini, apakah kita akan pulang sedangkan Allah belum memutuskan perkara antara kita dan mereka?”. Maka Beliau menjawab: “Wahai putra Al Khaththab, aku ini Rasulullah dan Allah sekali-kali tidak akan menyia-nyiakan aku selamanya”. Kemudian ‘Umar mendatangi Abu Bakr lalu mengatakan seperti yang dia katakan kepada Nabi saw. Maka Abu Bakr berkata; “Beliau itu Rasulullah dan Allah sekali-kali tidak akan menyia-nyiakan Beliau selamanya”. Maka kemudian turunlah surah al-Fath lalu Rasulullah saw. membacakannya kepada ‘Umar hingga akhir surat. Lalu ‘Umar bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah (keputusan) ini tanda kemenangan?”. Beliau menjawab: “Ya”.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 2946
Bab : Dosa Seseorang yang Mengadakan Perjanjian Lalu Khianat
Telah bercerita kepada kami {Qutaibah bin Sa’id} telah bercerita kepada kami {Hatim bin Isma’il} dari {Hisyam bin ‘Urwah} dari {bapaknya} dari {Asma’ binti bau Bakr ra.ma} berkata; Ibuku menemuiku saat itu dia masih musyrik ketika quraisy muslimin mengikat perjanjian dengan Rasulullah saw. dan ayahnya, lalu aku meminta pendapat kepada Rasulullah saw. Aku katakan; “Wahai Rasulullah, Ibuku datang kepadaku dan dia sangat ingin (aku berbuat baik padanya), apakah aku harus tetap menjalin hubungan dengan ibuku?”. Beliau menjawab: “Ya, sambunglah silaturrahim dengannya”.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 2947
Bab : Berdamai Selama Tiga Hari Atau Waktu Tertentu
Telah bercerita kepada kami {Ahmad bin ‘Utsman bin Hakim} telah bercerita kepada kami {Syuraih bin Malsmah} telah bercerita kepada kami {Ibrahim bin Yusuf bin Abu Ishaq} berkata telah bercerita kepadaku {bapakku} dari {Abu Ishaq} berkata telah bercerita kepadaku {Al Bara’ ra.} bahwa Nabi saw. ketika hendak menunaikan ‘umrah Beliau mengutus utusan kepada penduduk Makkah untuk meminta mereka mengijinkan Beliau memasuki Makkah. Maka mereka mengajukan syarat kepada Beliau yaitu, Beliau tidak boleh tinggal di Makkah kecuali hanya tiga malam, Beliau tidak boleh masuk kota Makkah kecuali dalam keadaan senjata disarungkan dan Beliau tidak diperkenankan menda’wahi seorangpun. Lalu ‘Ali bin Abu Thalib menuliskan syarat yang mereka ajukan. Dia menulis; “Inilah ketetapan yang dibuat oleh Muhammad Rasulullah”. Maka mereka spontan berkata; “Kalau kami ketahui bahwa kamu Rasulullah, tentu kami tidak akan menghalangi kamu dan pasti kami sudah berbai’at kepadamu. Akan tetapi tulislah; “Inilah ketetapan yang dibuat oleh Muhammad bin ‘Abdullah”. Maka Beliau berkata: “Demi Alah, aku ini Muhammad bin ‘Abdullah dan demi Allah aku ini benar Rasulullah”. Perawi (Al Bara’) berkata; “Saat itu ‘Ali tidak mau menulisnya”. Perawi berkata; “Maka Beliau berkata kepada ‘Ali: “Hapuslah kalimat Rasulullah”. ‘Ali berkata: “Demi Allah, sekali-kali aku tidak akan menghapusnya”. Beliau berkata: “Tunjukkan kepadaku tulisan kalimat itu”. Perawi berkata; “Maka ‘Ali menunjukkannya lalu Nabi saw. menghapusnya dengan tangan Beliau. Ketika akhirnya Beliau masuk Makkah dan telah berlalu masa yang disyaratkan, mereka mendatangi ‘Ali dan berkata; “Perintahkan temanmu itu agar segera meninggalkan (Makkah) “. Kemudian ‘Ali menceritakan hal itu kepada Rasulullah saw. maka Beliau berkata: “Ya”. Lalu Beliau berangkat meninggalkan (Makkah) “.
Telah bercerita kepada kami {‘Abdan bin ‘Utsman} berkata telah mengabarkan kepadaku {bapakku} dari {Syu’bah} dari {Abu Ishaq} dari {‘Amru bin Maimun} dari {‘Abdullah ra.} berkata; “Ketika Rasulullah saw. sedang sujud di sekeliling Beliau, ada orang-orang Musyrikin Quraisy lalu datang ‘Uqbah bin Mu’ayth datang dengan membawa jeroan (isi perut) hewan sembelihan lalu meletakkannya pada punggung Nabi saw. dan Beliau tidak mengangkat kepala Beliau hingga akhirnya datang Fathimah as. membuangnya dari punggung Beliau dan berseru memanggil orang yang telah melakukan perbuatan itu. Kemudian Beliau berdo’a: “ALLOOHUMMA ‘ALAIKA ABA JAHL BIN HISYAM, WA’UTBAH BIN RABI’AH, WASYAIBAH BIN RABI’AH, WA’UQBAH BIN ABI MU’ITH, WA UMAYYAH BIN KHALAF, Ya Allah, aku serahkan (urusan) para pembesar Quraisy kepadaMu. Ya Allah aku serahkan (urusan) Abu Jahal bin Hisyam, ‘Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, ‘Uqbah bin Abu Mu’aith, Umayyah bin Khalaf atau Ubay bin Khalaf kepadaMu”. Dan sungguh aku melihat mereka terbantai dalam perang Badar. Lalu mereka dilempar di sumur kecuali Umayyah atau Ubay karena dia adalah seorang yang berbadan besar dan ketika para shahabat hendak menyeretnya, anggota badannya terputus-putus sebelum dilempar kedalam sumur.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 2949
Bab : Dosa Penghianat Kepada Orang Baik-Baik Atau Orang Jahat
Telah bercerita kepada kami {Abu Al Walid} telah bercerita kepada kami {Syu’bah} dari {Sulaiman Al A’masy} dari {Abu Wa’il} dari {‘Abdullah} dan dari {Tsabit} dari {Anas} dari Nabi saw. bersabda: “Bagi setiap pengkhiyanat akan diberikan bendera pada hari qiyamat”. Salah seorang dari perawi tersebut berkata; “Bendera itu ditegakkan”. Yang lainnya berkata; “Bendera itu terlihat pada hari qiyamat sehingga dapat dikenali”.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 2950
Bab : Dosa Penghianat Kepada Orang Baik-Baik Atau Orang Jahat
Telah bercerita kepada kami {Sulaiman bin Harb} telah bercerita kepada kami {Hammad bin Zaid} dari {Ayyub} dari {Nafi’} dari {Ibnu ‘Umar ra.ma} berkata, aku mendengar Nabi saw. bersabda: “Bagi setiap pengkhiyanat akan diberikan bendera pada hari qiyamat yang ditegakkan sesuai kadar pengkhiyanatannya”.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 2951
Bab : Dosa Penghianat Kepada Orang Baik-Baik Atau Orang Jahat
Telah bercerita kepada kami {‘Ali bin ‘Abdullah} telah bercerita kepada kami {Jarir} dari {Manshur} dari {Mujahid} dari {Thawus} dari {Ibnu ‘Abbas ra.} berkata, Rasulullah saw. bersabda pada hari Pembebasan Makkah: “Tidak ada lagi hijrah akan tetapi yang tetap ada adalah jihad dan niat. Maka jika kalian diperintahkan untuk berangkat berperang, berangkatlah”. Dan Beliau juga bersabda pada hari Pembebasan Makkah: “Sesungguhnya negeri ini telah Allah haramkan (sucikan) sejak hari penciptaan langit dan bumi, maka dia akan tetap suci dengan pensucian dari Allah itu hingga hari qiyamat, dan sesungguhnya tidaklah dihalalkan untuk berperang di dalamnya bagi seorangpun sebelumku, dan juga tidak dihalalkan bagiku kecuali sesaat saja dalam suatu hari, maka dia suci dengan pensucian Allah itu hingga hari qiyamat, tidak boleh ditebang pepohonannya, tidak boleh diburu hewan buruannya dan tidak ditemukan satupun barang temuan kecuali harus dikembalikan kepada yang mengenalnya (pemiliknya) dan tidak boleh ditebang pepohonnya”. Maka Al ‘Abbas ra. berkata: “Wahai Rasulullah, kecuali pohon idzkhir yang berguna untuk wewangian tukang besi mereka (penduduk Makkah) dan rumah-rumah mereka”. Beliau bersabda: “Ya, kecuali pohon idzkhir”.