(Ahmad bin Hanbal Radhiyallahu’anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami {Abdurrahman bin Mahdi} berkata; telah menceritakan kepada kami {Ya’la bin Al Harits} berkata; saya telah mendengar {Iyyas bin Salamah bin Al Akwa’} dari {bapaknya} berkata; kami shalat Jumat bersama Rasulullah saw., kemudian kami kembali, maka kami tidak mendapati dinding-dinding suatu bayangan yang bisa kami gunakan untuk berteduh.
(Ahmad bin Hanbal Radhiyallahu’anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami {Abdurrahman bin Mahdi} berkata; telah menceritakan kepada kami {‘Ikrimah bin ‘Ammar} dari {Iyyas bin Salamah bin Al Akwa’} dari {bapaknya} berkata; Kaum Hawazin bepergian di waktu malam bersama Abu Bakar Ash Shidiq, karena Nabi saw. menyuruhnya untuk menjadi pemimpin bagi kami.
Telah menceritakan kepada kami {Abdurrahman bin Mahdi} telah menceritakan kepada kami {‘Ikrimah bin ‘Ammar} dari {Iyyas bin Salamah bin Al Akwa’} dari {bapaknya} berkata; kode rahasia kami ketika kami melakukan penyerangan malam-malam terhadap kabilah Hawazin bersama Abu Bakar Ash-Shidiq, yang Rasulullah saw. mengangkatnya sebagaii pemimpin kami adalah ‘Amit-Amit’ (‘bunuhlah- bunuhlah), selanjutnya saya di malam itu berhasil membunuh tujuh penghuni rumah.
(Ahmad bin Hanbal Radhiyallahu’anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami {Bahz} berkata; telah menceritakan kepada kami {‘Ikrimah bin ‘Ammar Al Yamami} berkata; telah menceritakan kepada kami {Iyyas bin Salamah bin Al Akwa’} sesungguhnya {bapaknya} menceritakannya, berkata; saya mendengar Rasulullah saw. bersabda kepada seorang laki-laki yang bernama Busr bin Ra’il ‘ir, beliau melihatnya makan dengan menggunakan tangan kiri. Lalu beliau bersabda: “Makanlah dengan tangan kananmu”. Dia menjawab, ‘Saya tidak bisa.’ Beliau bersabda: “Kalau begitu kamu tidak akan bisa.” (Salamah bin Al Akwa’ Radhiyallahu’anhuma) berkata; semenjak itu tangan kanannya tidak bisa sampai ke mulutnya. Dan Abu Nadlr berkata dalam haditsnya ‘Ibnu Ra’il ir adalah dari Asyja’.
(Ahmad bin Hanbal Radhiyallahu’anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami {Bahz} berkata; telah menceritakan kepada kami {‘Ikrimah bin ‘Ammar} dari {Iyyas bin Salamah} dari {bapaknya} berkata; Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang menghunuskan pedangnya terhadap kami maka dia bukanlah termasuk dari kami.”
(Ahmad bin Hanbal Radhiyallahu’anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami {Bahz} dari {‘Ikrimah bin ‘Ammar} berkata; telah menceritakan kepada kami {Iyyas bin Salamah bin Al Akwa’} berkata; telah menceritakan kepadaku {bapakku} berkata; saya duduk di samping Rasulullah saw., maka ada seseorang yang bersin, maka Rasulullah saw. bersabda: “YARHAMUKA ALLAHU (Semoga Allah merahmatimu”, kemudian yang lain juga bersin, lalu Rasulullah saw. bersabda: “Laki-laki itu terserang pilek.”
Telah menceritakan kepada kami {Bahz} telah menceritakan kepada kami {‘Ikrimah bin ‘Ammar} telah menceritakan kepada kami {Iyyas bin Salamah} berkata; telah menceritakan kepada kami {bapakku} berkata; kami keluar bersama Abu Bakar bin Abu Quhafah dan Rasulullah saw. mengangkat Abu Bakar sebagai pemimpin kami. (Salamah bin Al Akwa’ Radhiyallahu’anhu) berkata; kami memerangi kaum Fazarah, ketika kami mendekati sumber air, Abu Bakar menyuruh kami untuk istirahat pada akhir malam. (Salamah bin Al Akwa’ Radhiyallahu’anhu) berkata; ketika kami shalat subuh, Abu Bakar menyuruh kami untuk menyerang musuh dari segala penjuru sehingga terjadilah perang yang sengit, sehingga kami berhasil membunuh beberapa orang di atas mata air. Lalu saya melihat rombongan manusia yang di dalamnya terdapat anak-anak kecil dan perempuan sedang mendaki gunung. Aku bersegera mengikuti jejak mereka, aku khawatir apabila mereka mendahuluiku ke atas gunung, saya pun melempari anak panah hingga terjatuh menghalangi antara rombongan dan gunung. Lalu aku mendatangi mereka dan menggiring mereka kepada Abu Bakar Radhiyallahu’anhu, hingga aku menemuinya di mata air dan di antara mereka terdapat seorang perempuan dari kaum Fazarah yang membawa kulit disamak dengan membawa anak perempuannya yang tercantik di Arab. (Salamah bin Al Akwa’ Radhiyallahu’anhu) berkata; lalu Abu Bakar memberiku anak prempuan itu dalam pembagian harta rampasan perang. (Salamah bin Al Akwa’ Radhiyallahu’anhu) berkata; dan aku tidak pernah menyingkap bajunya sampai kami kembali ke Madinah. (ketika di Madinah) aku belum juga menyingkap bajunya. lalu Rasulullah saw. menemuiku di pasar dan bersabda kepadaku, “Wahai Salamah, berikanlah perempuan itu kepadaku”, saya menjawab, “Wahai Rasulullah, demi Allah saya sangat menyukainya namun saya belum pernah membuka bajunya”. Rasulullah saw. terdiam lalu meninggalkanku sampai kemudian esok harinya beliau menemuiku kembali di pasar dan kembali bersabda: “Wahai Salamah, berikanlah perempuan itu kepadaku karena Allah, ” lalu saya berkata; Wahai Rasulullah, demi Allah, saya sangat menyukainya dan aku tidak pernah menyingkap bajunya dan sekarang dia milikmu wahai Rasulullah. Lalu Rasulullah saw. mengirim perempuan itu ke penduduk Makkah yang menahan beberapa tawanan kaum muslimin, dan beliau menebus mereka dengan perempuan itu.
(Ahmad bin Hanbal Radhiyallahu’anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami {Abdurrazzaq} berkata; telah mengabarkan kepada kami {Ibnu Juraij} dari {Ibnu Syihab} telah mengabarkan kepadaku {Abdurrahman bin Abdullah bin Ka’ab bin Malik Al Anshari} sesungguhnya {Salamah bin Al Akwa’} berkata; Ketika terjadi perang Khaibar, saudaraku berperang dengan sengitnya bersama Rasulullah saw. sehingga karena sengitnya pertempuran, pedangnya berbalik kepadanya dan akhirnya terbunuh oleh pedangnya sendiri. Para sahabat Rasulullah saw. terus memperbincangkan hal itu dan menyebarkan ghosip bahwa ia mati karena senjatanya sendiri serta beberapa hal yang berkaitan dengannya. Kemudian Rasulullah saw. pulang dari Khaibar, lalu aku berkata kepada beliau, ‘Wahai Rasulullah, ijinkanlah aku untuk mendendangkan syair’, maka beliau pun mengijinkannya, lalu ‘Umar berkata kepadaku, ‘Perhatikanlah apa yang kamu ucapkan.’ Lalu aku pun berkata: Demi Allah, kalaulah bukan karena Allah, kami tidaklah mendapat petunjuk, kami tidak akan pernah shalat serta bersedekah. Lalu Rasulullah saw. menimpalinya: kamu benar, turunkanlah ketenangan kepada kami, teguhkanlah kaki-kaki kami ketika kami saling bertemu, ketika kaum musrikin telah berbuat sewenang-wenang terhadap kami.’ Setelah saya menyelesaikan syairku Rasulullah saw. bersabda: “Siapakah yang telah mengucapkan syair ini”? maka aku berkata; “Saudaraku”, maka beliau bersabda: “Semoga Allah merahmatinya”, maka aku berkata kepada beliau, Demi Allah, orang-orang takut untuk menshalatinya dan mereka berkata; dia mati oleh senjatanya sendiri. Lalu Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya dia mati dalam keadaan jihad dan sebagai mujahid”. {Ibnu Syihab} berkata; lalu saya bertanya kepada {Ibnu Salamah bin Al Akwa’}, lalu dia menceritakan kepadaku dari {Bapaknya} sebagaimana yang telah saya dapatkan darinya oleh Abdurrahman hanya yang beda adalah Ibnu Salamah berkata; ada keterangan, manusia takut untuk menshalatinya, maka Rasulullah saw. bersabda: “Mereka telah berbohong, dia adalah mati dalam keadaan jihad dan sebagai seorang mujahid dan kelak dia akan mendapati dua pahala dua kali” Rasulullah saw. bersabda mengatakan dengan kedua jarinya.
(Ahmad bin Hanbal Radhiyallahu’anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami {Abdurrazzaq} berkata; telah mengabarkan kepada kami {Ibnu Juraij} berkata; telah mengabarkan kepadaku {‘Amr bin Dinar} dari {Hasan bin Muhammad bin ‘Ali} dari {Jabir bin Abdullah} dan {Salamah bin Al Akwa’} salah seorang sahabat Rasulullah saw., mereka berdua berkata; “Kami dulu dalam sedang dalam suatu peperangan, lalu datanglah utusan Rasulullah saw. dan berkata; sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda: Lakukanlah Mut’ah (nikah untuk jangka waktu tertentu dengan membayar nominal tertentu) ”
(Ahmad bin Hanbal Radhiyallahu’anhu) berkata; telah menceritakan kepada kami {Qurran bin Tammam} dari {‘Ikrimah Al Yamami} dari {‘Iyas bin Salamah} dari {Bapaknya} berkata; saya pernah bepergian bersama Abu Bakar dalam perang melawan Hawazin lalu saya mendapatkan rampasan berupa seorang wanita, lalu Rasulullah saw. memintanya dan beliau mengirimkannya ke Makkah dan digunakan untuk menebus beberapa tawanan muslimin.