Telah menceritakan kepada kami {Abu Al Walid} berkata, telah menceritakan kepada kami {Syu’bah} dan juga telah meriwayatkan hadits yang serupa ini, Telah menceritakan kepadaku {Bisyir bin Khalid Abu Muhammad Al ‘Asykari} berkata, telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Ja’far} dari {Syu’bah} dari {Sulaiman} dari {Ibrahim} dari {Alqamah} dari {Abdullah} berkata: ketika turun ayat: “Orang-orang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezhaliman” para sahabat Rasulullah saw. bertanya: “Siapakah diantara kami yang tidak berbuat zhalim? Maka Allah ‘azza wajalla menurunkan (firman-Nya): “Sesungguhnya kesyirikan adalah kezhaliman yang besar”. (QS. Luqman: 13)
Telah menceritakan kepada kami {Sulaiman Abu ar Rabi’} berkata, telah menceritakan kepada kami {Isma’il bin Ja’far} berkata, telah menceritakan kepada kami {Nafi’ bin Malik bin Abu ‘Amir Abu Suhail} dari {bapaknya} dari {Abu Hurairah} dari Nabi saw., beliau bersabda: “Tanda-tanda munafiq ada tiga; jika berbicara dusta, jika berjanji mengingkari dan jika diberi amanat dia khianat”.
Telah menceritakan kepada kami {Qabishah bin ‘Uqbah} berkata, telah menceritakan kepada kami {Sufyan} dari {Al A’masy} dari {Abdullah bin Murrah} dari {Masruq} dari {Abdullah bin ‘Amru} bahwa Nabi saw. bersabda: “Empat hal bila ada pada seseorang maka dia adalah seorang munafiq tulen, dan barangsiapa yang terdapat pada dirinya satu sifat dari empat hal tersebut maka pada dirinya terdapat sifat nifaq hingga dia meninggalkannya. Yaitu, jika diberi amanat dia khianat, jika berbicara dusta, jika berjanji mengingkari dan jika berseteru curang”. Hadits ini diriwayatkan pula oleh {Syu’bah} dari {Al A’masy}.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 34
Kitab 2 : Iman
Bab : Menghidupkan Malam Lailatul Qadar Bagian dari Iman
Telah menceritakan kepada kami {Abu Al Yaman} berkata, telah mengabarkan kepada kami {Syu’aib} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abu Al Zanad} dari {Al A’raj} dari {Abu Hurairah} berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa menegakkan lailatul qodar karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.
Telah menceritakan kepada kami {Harami bin Hafsh} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abdul Wahid} berkata, telah menceritakan kepada kami {Umarah} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abu Zur’ah bin ‘Amru bin Jarir} berkata: Aku mendengar {Abu Hurairah} dari Nabi saw., beliau bersabda: “Allah menjamin orang yang keluar (berperang) di jalan-Nya, tidak ada yang mendorongnya keluar kecuali karena iman kepada-Ku dan membenarkan para rasul-Ku untuk mengembalikannya dengan memperoleh pahala atau ghonimah atau memasukkannya ke surga. Kalau seandainya tidak memberatkan umatku tentu aku tidak akan duduk tinggal diam di belakang sariyyah (pasukan khusus) dan tentu aku ingin sekali bila aku terbunuh di jalan Allah lalu aku dihidupkan lagi kemudian terbunuh lagi lalu aku dihidupkan kembali kemudian terbunuh lagi”.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 36
Kitab 2 : Iman
Bab : Menghidupkan Ibadah-Ibadah Sunnah Ramadan Bagian Iman
Telah menceritakan kepada kami {Isma’il} berkata, telah menceritakan kepadaku {Malik} dari {Ibnu Syihab} dari {Humaid bin Abdurrahman} dari {Abu Hurairah} bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa menegakkan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 37
Kitab 2 : Iman
Bab : Melaksanakan Shaum Ramadan Karena Mencari Ridha Allah Bagian Dari Iman
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Salam} berkata, telah mengabarkan kepada kami {Muhammad bin Fudhail} berkata, telah menceritakan kepada kami {Yahya bin Sa’id} dari {Abu Salamah} dari {Abu Hurairah} berkata; Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.
Telah menceritakan kepada kami {Abdus Salam bin Muthahhar} berkata, telah menceritakan kepada kami {Umar bin Ali} dari {Ma’an bin Muhammad Al Ghifari} dari {Sa’id bin Abu Sa’id Al Maqburi} dari {Abu Hurairah} bahwa Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkan (semakin berat dan sulit). Maka berlakulah lurus kalian, mendekatlah (kepada yang benar) dan berilah kabar gembira dan minta tolonglah dengan Al Ghadwah (berangkat di awal pagi) dan ar-ruhah (berangkat setelah zhuhur) dan sesuatu dari ad-duljah ((berangkat di waktu malam) “.
Telah menceritakan kepada kami {‘Amru bin Khalid} berkata, telah menceritakan kepada kami {Zuhair} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abu Ishaq} dari {Al Barro` bin ‘Azib} bahwa Nabi saw. saat pertama kali datang di Madinah, singgah pada kakek-kakeknya (‘Azib) atau paman-pamannya dari Kaum Anshar, dan saat itu Beliau saw. shalat menghadap Baitul Maqdis selama enam belas bulan atau tujuh belas bulan, dan Beliau sangat senang sekali kalau shalat menghadap Baitullah (Ka’bah). Shalat yang dilakukan Beliau saw. pertama kali (menghadap Ka’bah) itu adalah shalat ‘ashar dan orang-orang juga ikut shalat bersama Beliau. Pada suatu hari sahabat yang ikut shalat bersama Nabi saw. pergi melewati orang-orang di Masjid lain saat mereka sedang ruku’, maka dia berkata: “Aku bersaksi kepada Allah bahwa aku ikut shalat bersama Rasulullah saw. menghadap Makkah, maka orang-orang yang sedang (ruku’) tersebut berputar menghadap Baitullah dan orang-orang Yahudi dan Ahlul Kitab menjadi heran, sebab sebelumnya Nabi saw. shalat menghadap Baitul Maqdis. Ketika melihat Nabi saw. menghadapkan wajahnya ke Baitullah mereka mengingkari hal ini. Berkata Zuhair Telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq dari Al Barro`, dalam haditsnya ini menerangkan tentang (hukum) seseorang yang meninggal dunia pada saat arah qiblat belum dialihkan dan juga banyak orang-orang yang terbunuh pada masa itu?, kami tidak tahu apa yang harus kami sikapi tentang mereka hingga akhirnya Allah Ta’ala menurunkan firman-Nya: “Dan Allah tidaklah akan menyia-nyiakan iman kalian”. (QS. Al Baqoroh: 143)
Telah menceritakan kepada kami {Ishaq bin Manshur} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abdurrazzaq} berkata, telah mengabarkan kepada kami {Ma’mar} dari {Hamam bin Munabbih} dari {Abu Hurairah} berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Apabila seorang dari kalian memperbaiki keIslamannya maka dari setiap kebaikan akan ditulis baginya sepuluh (kebaikan) yang serupa hingga tujuh ratus tingkatan, dan setiap satu kejelekan yang dikerjakan akan ditulis satu kejelekan saja yang serupa dengannya”.