Telah mengabarkan kepada kami {Abu Al Mughirah} telah menceritakan kepada kami {Al `Auza’i} dari {Yunus bin Yazid} dari {Az Zuhri} ia berkata: “Tak terlewat satu pun dari ulama-ulama kita melainkan mereka berkata: ‘ Berpegang teguh kepada sunnah merupakan kesuksesan, dan ilmu akan dicabut dengan cepat, penegakkan ilmu itu merupakan penegakkan agama dan dunia, dan dengan hilangnya ilmu maka hilanglah semua itu”.
Telah mengabarkan kepada kami {Abu Al Mughirah} telah menceritakan kepada kami {Al `Auza’i} dari {Yahya bin Abu ‘Amr As Saibani} dari {Abdullah bin Ad Dailami} ia berkata: “Telah sampai (kabar) kepadaku bahwa yang paling pertama dari masalah agama yang ditinggalkan adalah sunnah, agama ini akan hilang sunnahnya satu persatu sebagaimana terputusnya seutas tali sedikit demi sedikit”.
Telah mengabarkan kepada kami {Abu Al Mughirah} telah menceritakan kepada kami {Al `Auza’i} dari {Hassan} ia berkata: ” Tidaklah suatu kaum membuat satu bid`ah dalam agama mereka melainkan Allah Subhaanallahu wa Ta’ala akan mencabut dari sunnah mereka seperti bagian bid`ah (yang mereka perbuat) kemudian Dia tidak mengembalikan lagi sunnah tersebut sampai hari kiamat”.
Telah mengabarkan kepada kami {Muslim bin Ibrahim} telah menceritakan kepada kami {Wuhaib} telah menceritakan kepada kami {Ayyub} dari {Abu Kilabah} ia berkata: ” Tidaklah seorang berbuat bid`ah kecuali ia menghalalkan pedang ditebaskan”.
Telah mengabarkan kepada kami {Sulaiman bin Harb} telah menceritakan kepada kami {Hammad bin Zaid} dari {Ayyub} dari {Abu Qilabah} ia berkata: ” Sesungguhnya pemuja hawa nafsu adalah orang-orang yang sesat, dan aku tidak melihat akhir perjalanan yang mereka tempuh kecuali neraka. Ujilah mereka itu. Tidak ada seorang pun dari mereka yang menyitir perkataan atau berkata, hingga persoalannya tiada lain adalah pedang. Sesungguhnya kemunafikan sudah menjadi ciri khas mereka. Kemudian ia membaca ayat “WA MINHUM MAN ‘AHADALLAHA’ (Dan diantara mereka ada orang yang telah berikrar kepada Allah Subhaanallahu wa Ta’ala) -Qs. At Taubah: 75-, dan ayat “WA MINHUM MAN YALMIZUKA FIS SHADAQAAT’ (Dan diantara mereka ada orang yang mencelamu tentang (pembagian) zakat) -Qs. At Taubah: 58-, dan ayat “WAMINHUMULLADZINA YU`DZUUNANABIYYA’ (Dan diantara mereka ‘orang-orang munafik’ ada yang menyakiti Nabi saw.) -Qs. Attaubah: 116-,. Kemudian mereka berbeda pendapat dan berselisih, dan akhirnya mereka berkumpul dalam keraguan dan kedustaan,. Sesungguhnya mereka berbeda pendapat dan bersatu dalam gelayut pedang. Dan aku tidak melihat perjalanan mereka kecuali ke neraka”. Hammad berkata: “Ayyub berkata tentang hadits ini atau hadits awal, demi Allah Subhaanallahu wa Ta’ala, ia termasuk salah seorang pakar fikih yang sangat cerdas, maksudku adalah Abu Qilabah”.
Sunan Darimi | Hadits No. : 101
Bab : Berhati-Hati Menjawab Persoalan Yang Tak Ada Penjelasan Dalil
Telah mengabarkan kepada kami {‘Amr bin ‘Aun} dari {Khalid bin Abdullah} dari {‘Atho`} dari {‘Amir} dari {Ibnu Mas’ud} dan {Hudzaifah}, keduanya duduk-duduk lantas seseorang mendatangi keduanya dan bertanya sesuatu. Bertanyalah Ibnu mas’ud kepada Khudzaifah; “Menurutmu, untuk tujuan apa mereka bertanya tentang hal ini?” Ia menjawab: Mereka mengetahui tetapi kemudian mereka meninggalkannya. Setelah itu Ibnu Mas’ud menemuinya dan berkata: ” Apa saja yang kalian tanyakan kepada kami tentang sesuatu (perkara) yang ada dalam kitab Allah dan sunnah dari Nabi saw. dan kami tahu, niscaya kami kabarkan kepada kalian, tetapi tidak ada kemampuan bagi kami atas apa saja yang kalian ada-adakan (perbuatan bid`ah) “.
Sunan Darimi | Hadits No. : 102
Bab : Berhati-Hati Menjawab Persoalan Yang Tak Ada Penjelasan Dalil
Telah mengabarkan kepada kami {Abu Nu’aim} telah menceritakan kepada kami {Al Mas’udi} dari {Abdul Malik bin Maisarah} dari {An Nazzal bin Sabrah} ia berkata: Tidaklah {Abdullah} menyampaikan satu khutbah pun di kota Kufah melainkan aku menghadirinya. Suatu hari aku pernah mendengar (ia berhutbah) dan ia ditanya tentang seseorang yang menthalaq (mencerai) isterinya sebanyak delapan kali atau yang seperti itu, maka ia menjawab: “Telah jatuh apa yang ia katakan”, lalu ia berkata: “Allah telah menurunkan kitab-Nya dan memberikan penjelasan tentangnya, barang siapa yang melakukan suatu hal yang sesuai dengan yang (datang) dari-Nya, sungguh itu telah dijelaskan kepadanya, tetapi barang siapa yang menyalahi, demi Allah kami tidak mampu melayani tindakan salah kalian”.
Sunan Darimi | Hadits No. : 103
Bab : Berhati-Hati Menjawab Persoalan Yang Tak Ada Penjelasan Dalil
Telah mengabarkan kepada kami {Abu Al Walid Ath Thayalitsi} telah menceritakan kepada kami {Syu’bah} ia berkata: telah mengabarkan kepada kepadaku {Abdul Malik bin maisarah} ia berkata: aku mendengar {An Nazzal bin Sabrah} berkata: Aku pernah menyaksikan {Abdullah} ketika seorang lelaki dan wanita mendatanginya (untuk menanyakan) hal tentang pengharaman hubungan keduanya, maka ia menjawab: ” Allah telah menurunkan kitab-Nya, barang siapa yang melakukan suatu hal yang sesuai dengan syareat-Nya, sungguh itu telah dijelaskan baginya, tetapi barang siapa yang menyalahi, demi Allah kami tidak mampu menanggung beban penyelewengan kalian”.
Sunan Darimi | Hadits No. : 104
Bab : Berhati-Hati Menjawab Persoalan Yang Tak Ada Penjelasan Dalil
Telah mengabarkan kepada kami {Abdullah bin Sa’id} telah menceritakan kepada kami {Hafsh} dari {`Asy’ats} dari {Ibnu Sirin}: “Bahwasanya ia tidak pernah berkata dengan pendapatnya kecuali sesuatu yang pernah ia dengar”.
Sunan Darimi | Hadits No. : 105
Bab : Berhati-Hati Menjawab Persoalan Yang Tak Ada Penjelasan Dalil
Telah mengabarkan kepada kami {Abdullah bin Sa’id} telah menceritakan kepada kami {‘Atstsam} dari {Al A’masy} ia berkata: ” Aku sama sekali tidak pernah mendengar {Ibrahim} menjawab suatu hal dengan akalnya semata”.