Telah mengabarkan kepada kami {Muhammad bin Mahran} telah menceritakan kepada kami {Miskin Al Harrani} dari {Ja’far bin Burqan} dari {Yazid bin Al ‘Asham} dari {Al ‘Abbas bin Abdul Muththalib}, dia berkata; “Aku bermimpi katika tidur, seolah-olah matahari atau rembulan -Abu Ja’far ragu dalam redaksi haditsnya- berada di Bumi diangkat ke langit dengan tali yang kuat.” Setelah itu ia memberitahukan hal itu kepada Nabi saw., beliau bersabda: “Itu adalah anak saudaramu.” Maksudnya adalah Rasulullah saw. sendiri.
Telah mengabarkan kepada kami {Abdullah bin Sa’id} telah menceritakan kepada kami {Abu Usamah} dari {Barid} dari {Abu Burdah} dari {Abu Musa} dari Nabi saw. beliau bersabda: “Aku melihat dalam mimpiku ini, bahwa aku mengayun-ayunkan pedang, hingga patah pada bagian pangkalnya, yang ternyata itu merupakan isyarat tentang apa yang menimpa Kaum Mu’minin pada perang Uhud, lalu aku mengayun-ayunkan kembali pedang tersebut hingga pedang itu kembali menjadi utuh seperti sedia kala, ternyata itu berarti apa yang Allah akan datangkan berupa kemenangan dan bersatunya Kaum Mu’minin dan aku melihat pula dalam mimpiku seekor sapi, yang demi Allah sangat bagus bentuknya, ternyata itu berarti Kaum Mu’minin pada perang Uhud yang akan mendapatkan kebaikan seperti yang Allah datangkan dari kebaikan dan pahala, sebagai janji yang benar yang telah Allah berikan kepada kita pada perang Badar.”
Telah mengabarkan kepada kami {Al Hajjaj bin Minhal} telah menceritakan kepada kami {Hammad bin Salamah} telah menceritakan kepada kami {Abu Az Zubair} dari {Jabir} bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Aku bermimpi seakan saya memakai baju besi yang kuat dan aku juga bermimpi melihat seekor sapi yang disembelih, aku artikan baju besi yang kuat adalah Madinah, sedang makna sapi, demi Allah itu adalah sebuah kebaikan, jika saja kita bermukim di Madinah, lalu mereka (menyerang) kita disana, niscaya kita akan memerangi mereka.” Para sahabat berkata; “Wahai Rasulullah, demi Allah kami belum pernah diserang di kota Madinah semasa Jahiliyyah, bagaimana bisa kita diserang pada masa Islam?” Beliau bersabda: “Terserah kalian, kalau begitu.” Lalu orang-orang Anshar berkata; “Kami telah menolak pendapat Nabi saw.’, ” Akhirnya mereka datang dan berkata; “Wahai Rasulullah, kalau begitu terserah anda.” Beliau bersabda: “Tidak layak bagi seorang Nabi jika telah memakai baju besi, lalu melepasnya kembali sampai ia berperang.”
Telah mengabarkan kepada kami {Muhammad bin Abdullah Ar Raqasyi} telah menceritakan kepada kami {Yazid bin Zurai’} telah menceritakan kepada kami {Sa’id} dari {Qatadah} dari {Muhammad bin Sirin} dari {Abu Hurairah} dari Nabi saw., beliau bersabda: “Aku tidak menyukai belenggu dan menyukai dengan ikatan, sebab ikatan adalah ketetapan dalam agama.”
Telah mengabarkan kepadaku {Sulaiman bin Daud Al Hasyimi} telah menceritakan kepada kami {Ibnu Abu Az Zinad} dari {Musa bin ‘Uqbah} dari {Salim bin Abdullah} dari {Ayahnya} ia berkata; aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Aku bermimpi melihat seorang wanita hitam yang berambut acak-acakan tanpa memakai minyak wangi, ia dikeluarkan dari Madinah dan ditempatkan di Mahya’ah (yaitu Juhfah). Maka aku menafsirkannya suatu penyakit yang ada di Madinah, lalu Allah pindahkan ke Mahya’ah.”
Telah mengabarkan kepada kami {Muhammad bin Al ‘Ala`} telah menceritakan kepada kami {Yahya bin Abdurrahman} telah menceritakan kepada kami {‘Ubaidah bin Al Aswad} dari {Mujalid} dari {‘Amir} dari {Jabir} dari Nabi saw., bahwa suatu hari beliau bersabda: “Aku bermimpi bahwa seorang laki-laki datang kepadaku dengan membawa sepotong kurma, kemudian aku memakannya lalu mendapatkan biji, laki-laki itu menggangguku ketika aku mengunyahnya. Kemudian ia memberiku sepotong yang lain, lalu aku katakan; “Sesungguhnya yang engkau berikan kepadaku, telah aku dapatkan padanya biji yang menggangguku, lalu aku memakannya.” Abu Bakr berkata; “Semoga anda mendapatkan kelapangan dan kesejahteraan wahai Rasulullah, ini adalah pasukan yang engkau kirim memperoleh rampasan perang dua kali, keduanya mereka dapati seorang laki-laki yang meminta perlindunganmu.” Kemudian aku katakan kepada Mujahid; “Apakah maksud meminta perlindunganmu?” Ia berkata; “Mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH (tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah).”
Telah mengabarkan kepada kami {‘Ubaid bin Ya’isy}, telah menceritakan kepada kami {Yunus yaitu Ibnu Bukair}, telah mengabarkan kepada kami {Ibnu Ishaq} dari {Muhammad bin ‘Amr bin ‘Atha`} dari {Sulaiman bin Yasar} dari {‘Aisyah} isteri Nabi saw., ia berkata; “Seorang wanita dari penduduk Madinah memiliki suami seorang pedagang. Wanita itu juga pernah bermimpi. Setiap kali suaminya pergi, suaminya tidak pernah meninggalkannya kecuali dalam keadaan hamil. Kemudian wanita itu datang kepada Rasulullah saw. dan berkata; “Sesungguhnya suamiku keluar berdagang dan meninggalkanku dalam keadaan hamil, kemudian aku bermimpi seperti orang tidur yang bermimpi, bahwa tiang rumahku patah dan saya melahirkan anak yang buta.” Rasulullah saw. bersabda: “Itu adalah kebaikan, suamimu akan kembali kepadamu dengan izin Allah ta’ala dalam keadaan baik, dan engkau akan melahirkan anak yang berbakti.” Wanita tersebut bermimpi hingga dua atau tiga kali, setiap ia bermimpi, ia langsung datang menemui Rasulullah saw., beliau pun mengatakan hal yang sama kepada wanita itu. Setelah itu suaminya kembali dan wanita itu melahirkan anak laki-laki, Suatu hari wanita itu datang sebagaimana dahulu ia datang, sementara Rasulullah saw. tidak berada di tempat. Sementara dirinya telah mengalami mimpi itu, kemudian aku katakan kepadanya; “Apa yang pernah engkau tanyakan kepada Rasulullah saw. wahai hamba Allah?” Wanita itu menjawab; “Mimpi yang diperlihatkan kepadaku, kemudian aku datang kepada Rasulullah saw. dan bertanya kepada beliau mengenai mimpi tersebut, beliau bersabda: “Baik.” Ternyata mimpi itu telah terjadi seperti yang telah beliau ucapkan.” Aku bertanya; “Beritahukan kepadaku apa mimpi itu?” Wanita itu menjawab; “Nanti setelah Rasulullah saw. datang, hingga aku dapat menyampaikannya kepada beliau sebagaimana dahulu pernah aku sampaikan.” Demi Allah aku masih tetap menungguinya hingga ia memberitahukan kepadaku. Lalu aku katakan; “Demi Allah, seandainya mimpimu itu benar niscaya suamimu akan meninggal dan engkau melahirkan anak yang durhaka.” Lalu wanita tersebut duduk sambil menangis, dan berkata; “Kenapa aku mendapatkan hal ini ketika menyampaikan mimpiku kepadamu?” Kemudian Rasulullah saw. masuk, sementara wanita itu masih saja menangis. Beliau bertanya: “Ada apa dengannya wahai Aisyah?” Aku memberitahukan berita tersebut kepada beliau, dan apa yang aku tafsirkan kepadanya. Kemudian Rasulullah saw. bersabda: “Tahanlah perkataan itu wahai Aisyah! Apabila engkau menafsirkan (mimpi) seorang muslim untuk muslim lainnya, maka tafsirkanlah dengan kebaikan, karena sesungguhnya mimpi akan terjadi sesuai yang ditafsirkan orang yang menafsirkannya.” Demi Allah, setelah itu suaminya meninggal dan tidaklah diperlihatkan kepadaku kecuali ia melahirkan anak yang durhaka.”