Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Salam} berkata, telah mengabarkan kepada kami {Muhammad bin Fudhail} berkata, telah menceritakan kepada kami {Yahya bin Sa’id} dari {Abu Salamah} dari {Abu Hurairah} berkata; Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa karena iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.
Telah menceritakan kepada kami {Abdus Salam bin Muthahhar} berkata, telah menceritakan kepada kami {Umar bin Ali} dari {Ma’an bin Muhammad Al Ghifari} dari {Sa’id bin Abu Sa’id Al Maqburi} dari {Abu Hurairah} bahwa Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkan (semakin berat dan sulit). Maka berlakulah lurus kalian, mendekatlah (kepada yang benar) dan berilah kabar gembira dan minta tolonglah dengan Al Ghadwah (berangkat di awal pagi) dan ar-ruhah (berangkat setelah zhuhur) dan sesuatu dari ad-duljah ((berangkat di waktu malam) “.
Telah menceritakan kepada kami {‘Amru bin Khalid} berkata, telah menceritakan kepada kami {Zuhair} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abu Ishaq} dari {Al Barro` bin ‘Azib} bahwa Nabi saw. saat pertama kali datang di Madinah, singgah pada kakek-kakeknya (‘Azib) atau paman-pamannya dari Kaum Anshar, dan saat itu Beliau saw. shalat menghadap Baitul Maqdis selama enam belas bulan atau tujuh belas bulan, dan Beliau sangat senang sekali kalau shalat menghadap Baitullah (Ka’bah). Shalat yang dilakukan Beliau saw. pertama kali (menghadap Ka’bah) itu adalah shalat ‘ashar dan orang-orang juga ikut shalat bersama Beliau. Pada suatu hari sahabat yang ikut shalat bersama Nabi saw. pergi melewati orang-orang di Masjid lain saat mereka sedang ruku’, maka dia berkata: “Aku bersaksi kepada Allah bahwa aku ikut shalat bersama Rasulullah saw. menghadap Makkah, maka orang-orang yang sedang (ruku’) tersebut berputar menghadap Baitullah dan orang-orang Yahudi dan Ahlul Kitab menjadi heran, sebab sebelumnya Nabi saw. shalat menghadap Baitul Maqdis. Ketika melihat Nabi saw. menghadapkan wajahnya ke Baitullah mereka mengingkari hal ini. Berkata Zuhair Telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq dari Al Barro`, dalam haditsnya ini menerangkan tentang (hukum) seseorang yang meninggal dunia pada saat arah qiblat belum dialihkan dan juga banyak orang-orang yang terbunuh pada masa itu?, kami tidak tahu apa yang harus kami sikapi tentang mereka hingga akhirnya Allah Ta’ala menurunkan firman-Nya: “Dan Allah tidaklah akan menyia-nyiakan iman kalian”. (QS. Al Baqoroh: 143)
Telah menceritakan kepada kami {Ishaq bin Manshur} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abdurrazzaq} berkata, telah mengabarkan kepada kami {Ma’mar} dari {Hamam bin Munabbih} dari {Abu Hurairah} berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Apabila seorang dari kalian memperbaiki keIslamannya maka dari setiap kebaikan akan ditulis baginya sepuluh (kebaikan) yang serupa hingga tujuh ratus tingkatan, dan setiap satu kejelekan yang dikerjakan akan ditulis satu kejelekan saja yang serupa dengannya”.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 41
Bab : Pelaksaan Agama yang Paling Allah Sukai Adalah yang Konsisten
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Al Mutsanna} berkata, telah menceritakan kepada kami {Yahya} dari {Hisyam} berkata, telah mengabarkan {bapakku} kepadaku dari {Aisyah} bahwa Nabi saw. mendatanginya dan bersamanya ada seorang wanita lain, lalu Nabi saw. bertanya: “siapa ini?” Aisyah menjawab: “si fulanah”, Lalu diceritakan tentang shalatnya. Maka Nabi saw. bersabda: “tinggalkanlah apa yang tidak kalian sanggupi, demi Allah, Allah tidak akan bosan hingga kalian sendiri yang menjadi bosan, dan agama yang paling dicintai-Nya adalah apa yang senantiasa dikerjakan secara rutin dan kontinyu”.
Telah menceritakan kepada kami {Muslim bin Ibrahim} berkata, telah menceritakan kepada kami {Hisyam} berkata, telah menceritakan kepada kami {Qotadah} dari {Anas} dari Nabi saw., beliau bersabda: “Akan dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan tidak ada Ilah kecuali Allah dan dalam hatinya ada kebaikan sebesar jemawut. Dan akan dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan tidak ada ilah kecuali Allah dan dalam hatinya ada kebaikan sebesar biji gandum. Dan akan dikeluarkan dari neraka siapa yang mengatakan tidak ada ilah kecuali Allah dan dalam hatinya ada kebaikan sebesar biji sawi. Abu Abdullah berkata; {Aban} berkata; Telah menceritakan kepada kami {Qotadah} Telah menceritakan kepada kami {Anas} dari Nabi saw., beliau bersabda. Dan kata iman di dalam hadits ini diganti dengan kata kebaikan.
Telah menceritakan kepada kami {Al Hasan bin Ash Shabbah} bahwa dia mendengar {Ja’far bin ‘Aun} berkata; Telah menceritakan kepada kami {Abu Al ‘Umais}, telah mengabarkan kepada kami {Qais bin Muslim} dari {Thariq bin Syihab} dari {Umar bin Al Khaththab}; Ada seorang laki-laki Yahudi berkata: “Wahai Amirul Mu’minin, ada satu ayat dalam kitab kalian yang kalian baca, seandainya ayat itu diturunkan kepada kami Kaum Yahudi, tentulah kami jadikan (hari diturunkannya ayat itu) sebagai hari raya (‘ied). Maka Umar bin Al Khaththab berkata: “Ayat apakah itu?” (Orang Yahudi itu) berkata: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kalian agama kalian, dan telah Ku-cukupkan kepada kalian nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagi kalian”. (QS. Al Maidah ayat 3). Maka Umar bin Al Khaththab menjawab: “Kami tahu hari tersebut dan dimana tempat diturunkannya ayat tersebut kepada Nabi saw., yaitu pada hari Jum’at ketika Beliau saw. berada di ‘Arafah.
Telah menceritakan kepada kami {Isma’il} Telah menceritakan kepadaku {Malik bin Anas} dari pamannya – {Abu Suhail bin Malik} – dari {bapaknya}, bahwa dia mendengar {Thalhah bin ‘Ubaidullah} berkata: Telah datang kepada Rasulullah saw. seorang dari penduduk Najed dalam keadaan kepalanya penuh debu dengan suaranya yang keras terdengar, namun tidak dapat dimengerti apa maksud yang diucapkannya, hingga mendekat (kepada Nabi saw.) kemudian dia bertanya tentang Islam, maka Rasulullah saw. menjawab: “Shalat lima kali dalam sehari semalam”. Kata orang itu: “apakah ada lagi selainnya buatku”. Nabi saw. menjawab: “Tidak ada kecuali yang thathawu’ (sunnat) “. Rasulullah saw. berkata: “Dan puasa Ramadhan”. Orang itu bertanya lagi: “Apakah ada lagi selainnya buatku”. Rasulullah saw. menjawab: “Tidak ada kecuali yang thathawu’ (sunnat) “. Lalu Rasulullah saw. menyebut: “Zakat”: Kata orang itu: “apakah ada lagi selainnya buatku”. Rasulullah saw. menjawab: “Tidak ada kecuali yang thathawu’ (sunnat) “. Thalhah bin ‘Ubaidullah berkata: Lalu orang itu pergi sambil berkata: “Demi Allah, aku tidak akan menambah atau menguranginya”. Maka Rasulullah saw. bersabda: “Dia akan beruntung jika jujur menepatinya”.
Telah menceritakan kepada kami {Ahmad bin Abdullah bin Ali Al Manjufi} berkata, telah menceritakan kepada kami {Rauh} berkata, telah menceritakan kepada kami {‘Auf} dari {Al Hasan} dan {Muhammad} dari {Abu Hurairah}, bahwa Rasulullah saw. telah bersabda: “Barangsiapa mengiringi jenazah muslim, karena iman dan mengharapkan balasan dan dia selalu bersama jenazah tersebut sampai dishalatkan dan selesai dari penguburannya, maka dia pulang dengan membawa dua qiroth, setiap qiroth setara dengan gunung Uhud. Dan barangsiapa menyolatkannya dan pulang sebelum dikuburkan maka dia pulang membawa satu qiroth”. Hadits seperti ini juga diriwayatkan dari {Utsman Al Mu`adzin}, dia berkata; telah menceritakan kepada kami {‘Auf} dari {Muhammad} dari {Abu Hurairah} dari Nabi saw.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 46
Bab : Kekhawatiran Seorang Mukmin Bila Amalnya Terhapus Tanpa Sadar
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin ‘Ar’arah} berkata, Telah menceritakan kepada kami {Syu’bah} dari {Zubaid} berkata: Aku bertanya kepada {Abu Wa’il} tentang Murji`ah, maka dia menjawab: Telah menceritakan kepadaku {Abdullah} bahwa Nabi saw. bersabda: “mencerca orang muslim adalah fasiq dan memeranginya adalah kufur”.