Telah mengabarkan kepada kami {Qutaibah bin Sa’id} Telah menceritakan kepada kami {Isma’il bin Ja’far} dari {Humaid}, Telah menceritakan kepadaku {Anas bin Malik} berkata, telah mengabarkan kepadaku {‘Ubadah bin Ash Shamit}, bahwa Rasulullah saw. keluar untuk menjelaskan tentang Lailatul Qodar, lalu ada dua orang muslimin saling berdebat. Maka Nabi saw. bersabda: “Aku datang untuk menjelaskan Lailatul Qodar kepada kalian, namun fulan dan fulan saling berdebat sehingga akhirnya diangkat (lailatul qodar), dan semoga menjadi lebih baik buat kalian, maka itu intailah (lailatul qodar) itu pada hari yang ketujuh, enam dan lima “.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 48
Bab : Pertanyaan Malaikat Jibril Kepada Nabi saw. Tentang Iman, Islam, Ihsan dan Pengetahuan Akan Hari Qiyamat
Telah menceritakan kepada kami {Musaddad} berkata, Telah menceritakan kepada kami {Isma’il bin Ibrahim} telah mengabarkan kepada kami {Abu Hayyan At Taimi} dari {Abu Zur’ah} dari {Abu Hurairah} berkata; bahwa Nabi saw. pada suatu hari muncul kepada para sahabat, lalu datang Malaikat Jibril as. yang kemudian bertanya: “Apakah iman itu?” Nabi saw. menjawab: “Iman adalah kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, pertemuan dengan-Nya, Rasul-Rasul-Nya, dan kamu beriman kepada hari berbangkit”. (Jibril as.) berkata: “Apakah Islam itu?” Jawab Nabi saw.: “Islam adalah kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan suatu apapun, kamu dirikan shalat, kamu tunaikan zakat yang diwajibkan, dan berpuasa di bulan Ramadhan”. (Jibril as.) berkata: “Apakah ihsan itu?” Nabi saw. menjawab: “Kamu menyembah Allah seolah-olah melihat-Nya dan bila kamu tidak melihat-Nya sesungguhnya Dia melihatmu”. (Jibril as.) berkata lagi: “Kapan terjadinya hari kiamat?” Nabi saw. menjawab: “Yang ditanya tentang itu tidak lebih tahu dari yang bertanya. Tapi aku akan terangkan tanda-tandanya; (yaitu); jika seorang budak telah melahirkan tuannya, jika para penggembala unta yang berkulit hitam berlomba-lomba membangun gedung-gedung selama lima masa, yang tidak diketahui lamanya kecuali oleh Allah”. Kemudian Nabi saw. membaca: “Sesungguhnya hanya pada Allah pengetahuan tentang hari kiamat” (QS. Luqman: 34). Setelah itu Jibril as. pergi, kemudian Nabi saw. berkata; “hadapkan dia ke sini.” Tetapi para sahabat tidak melihat sesuatupun, maka Nabi bersabda; “Dia adalah Malaikat Jibril datang kepada manusia untuk mengajarkan agama mereka.” Abu Abdullah berkata: “Semua hal yang diterangkan Beliau saw. dijadikan sebagai iman.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 49
Bab : Pertanyaan Malaikat Jibril Kepada Nabi saw. Tentang Iman, Islam, Ihsan dan Pengetahuan Akan Hari Qiyamat
Telah menceritakan kepada kami {Ibrahim bin Hamzah} berkata, telah menceritakan kepada kami {Ibrahim bin Sa’d} dari {Shalih} dari {Ibnu Syihab} dari {Ubaidillah bin Abdullah} bahwa {Abdullah bin ‘Abbas} mengabarkan kepadanya, bahwa dia berkata; telah mengabarkan kepadaku {Abu Sufyan bin Harb} bahwa Heraqlius berkata kepadanya: “Aku sudah bertanya kepadamu, apakah jumlah mereka bertambah atau berkurang? Maka kamu bertutur bahwa mereka bertambah, dan memang begitulah iman akan terus berkembang hingga sempurna. Dan aku bertanya kepadamu, apakah ada orang yang murtad karena dongkol pada agamanya? Kemudian kamu bertutur; tidak ada, maka begitu juga iman bila sudah tumbuh bersemi dalam hati tidak akan ada yang dongkol kepadanya”.
Telah menceritakan kepada kami {Abu Nu’aim} Telah menceritakan kepada kami {Zakaria} dari {‘Amir} berkata; aku mendengar {An Nu’man bin Basyir} berkata; aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Yang halal sudah jelas dan yang haram juga sudah jelas. Namun diantara keduanya ada perkara syubhat (samar) yang tidak diketahui oleh banyak orang. Maka barangsiapa yang menjauhi diri dari yang syubhat berarti telah memelihara agamanya dan kehormatannya. Dan barangsiapa yang sampai jatuh (mengerjakan) pada perkara-perkara syubhat, sungguh dia seperti seorang penggembala yang menggembalakan ternaknya di pinggir jurang yang dikhawatirkan akan jatuh ke dalamnya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki batasan, dan ketahuilah bahwa batasan larangan Allah di bumi-Nya adalah apa-apa yang diharamkan-Nya. Dan ketahuilah pada setiap tubuh ada segumpal darah yang apabila baik maka baiklah tubuh tersebut dan apabila rusak maka rusaklah tubuh tersebut. Ketahuilah, ia adalah hati”.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 51
Bab : Menunaikan Pembagian Seperlima Bagian Ghanimah Merupakan Bagian Dari Iman
Telah menceritakan kepada kami {Ali bin Al Ja’di} berkata, telah mengabarkan kepada kami {Syu’bah} dari {Abu Jamrah} berkata: aku pernah duduk bersama {Ibnu ‘Abbas} saat dia mempersilahkan aku duduk di permadaninya lalu berkata: “Tinggallah bersamaku hingga aku memberimu bagian dari hartaku”. Maka aku tinggal mendampingi dia selama dua bulan, lalu berkata: Ketika utusan Abu Qais datang menemui Nabi saw., Beliau bertanya kepada mereka: “Kaum manakah ini atau utusan siapakah ini? Mereka menjawab: “Rabi’ah!” Beliau saw. bersabda: “selamat datang wahai para utusan dengan sukarela dan tanpa menyesal”. para utusan itu berkata: “ya Rasulullah, kami tidak dapat mendatangimu kecuali di bulan suci, karena antara kami dan engkau ada suku Mudhor yang kafir. Oleh karena itu ajarkanlah kami dengan satu pelajaran yang jelas yang dapat kami amalkan dan dapat kami ajarkan kepada orang-orang di kampung kami, yang dengan begitu kami dapat masuk surga.” kemudian mereka bertanya kepada Nabi saw. tentang minuman, maka Nabi saw. memerintahkan mereka dengan empat hal dan melarang dari empat hal, memerintahkan mereka untuk beriman kepada Allah satu-satunya, kemudian bertanya: “Tahukah kalian apa arti beriman kepada Allah satu-satunya?” Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.” Nabi saw. menjelaskan: Persaksian tidak ada ilah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengeluarkan seperlima dari harta rampasan perang”. Dan Nabi saw. melarang mereka dari empat perkara, yaitu janganlah kalian meminum sesuatu dari al hantam, ad Dubbaa`, an naqir dan al Muzaffaat. Atau Beliau saw. menyebut muqoyyir (bukan naqir). Nabi saw. bersabda: “jagalah semuanya dan beritahukanlah kepada orang-orang di kampung kalian”.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 52
Bab : Sesungguhnya Amal Itu Bergantung Dengan Niat dan Pengharapan, dan Setiap Mukmin Akan Mendapatkan Sesuai Dengan Niatnya
Telah menceritakan kepada kami {Abdullah bin Maslamah} berkata, telah mengabarkan kepada kami {Malik} dari {Yahya bin Sa’id} dari {Muhammad bin Ibrahim} dari {Alqamah bin Waqash} dari {Umar}, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan.”.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 53
Bab : Sesungguhnya Amal Itu Bergantung Dengan Niat dan Pengharapan, dan Setiap Mukmin Akan Mendapatkan Sesuai Dengan Niatnya
Telah menceritakan kepada kami {Hajjaj bin Minhal} berkata, telah menceritakan kepada kami {Syu’bah} berkata, telah mengabarkan kepadaku {‘Adi bin Tsabit} berkata: Aku pernah mendengar {Abdullah bin Yazid} dari {Abu Mas’ud} dari Nabi saw., beliau bersabda: “Apabila seseorang memberi nafkah untuk keluarganya dengan niat mengharap pahala maka baginya Sedekah”.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 54
Bab : Sesungguhnya Amal Itu Bergantung Dengan Niat dan Pengharapan, dan Setiap Mukmin Akan Mendapatkan Sesuai Dengan Niatnya
Telah menceritakan kepada kami {Al Hakam bin Nafi’} berkata, telah mengabarkan kepada kami {Syu’aib} dari {Az Zuhri} berkata, telah menceritakan kepadaku {‘Amir bin Sa’d} dari {Sa’d bin Abu Waqash} bahwasanya dia mengabarkan, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya, tidaklah kamu menafkahkan suatu nafkah yang dimaksudkan mengharap wajah Allah kecuali kamu akan diberi pahala termasuk sesuatu yang kamu suapkan ke mulut istrimu”.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 55
Bab : Agama Adalah Nasehat (Loyalitas) Kepada Allah,Rasul-Nya dan Para Pemimpin
Telah menceritakan kepada kami {Musaddad} berkata, telah menceritakan kepada kami {Yahya} dari {Isma’il} berkata, telah menceritakan kepadaku {Qais bin Abu Hazim} dari {Jarir bin Abdullah} berkata: “Aku telah membai’at Rasulullah untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat dan menasehati kepada setiap muslim”.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 56
Bab : Agama Adalah Nasehat (Loyalitas) Kepada Allah,Rasul-Nya dan Para Pemimpin
Telah menceritakan kepada kami {Abu An Nu’man} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abu ‘Awanah} dari {Ziyad bin ‘Alaqah} berkata; saya mendengar {Jarir bin Abdullah} berkata ketika Al Mughirah bin Syu’bah meninggal, sambil berdiri dia memuji Allah dan mensucikan-Nya, berkata: “Wajib atas kalian bertakwa kepada Allah satu-satunya dan tidak menyekutukannya, dan dengan penuh ketundukan dan ketenangan sampai datang pemimpin pengganti, dan sekarang datang penggantinya, ” kemudian dia berkata: “Mintakanlah maaf kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala buat pemimpin kalian ini (Al Mughirah), karena dia suka memberi maaf.” Lalu berkata: “Amma ba’du, sesungguhnya aku mendatangi Nabi saw. kemudian aku berkata: “Aku membai’at engkau untuk Islam”. Lalu Nabi saw. memberi syarat dan menasehati kepada setiap muslim, maka aku membai’at Beliau untuk perkara itu, dan demi Pemilik Masjid ini, sungguh aku akan selalu memberi nasihat kepada kalian” Kemudian dia beristighfar lalu turun dari mimbar.