Telah menceritakan kepada kami {Musa bin Isma’il} telah menceritakan kepada kami {Juwairiyah} dari {Nafi’} dari {Abdullah} ra. dia berkata; “Ketika Nabi saw. shalat, beliau melihat ludah di arah Qiblat Masjid, kemudian beliau mengeruknya dan menutupinya, lalu beliau bersabda: “Apabila salah seorang dari kalian sedang shalat, maka sesungguhnya Allah berada di hadapannya, karena itu janganlah ia meludah ke hadapannya ketika mengerjakan shalat.”
Sahih Bukhari | Hadits No. : 5647
Kitab 58 : Adab
Bab : Marah dan Keras yang Dibolehkan Karena Perintah Allah
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad} telah menceritakan kepada kami {Isma’il bin Ja’far} telah mengabarkan kepada kami {Rabi’ah bin Abu Abdurrahman} dari {Yazid} bekas budak Al Munba’its, dari {Zaid bin Khalid Al Juhani} bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah saw. tentang barang temuan, beliau menjawab: “Umumkanlah selama setahun, lalu kenalilah wadah dan talinya, (sementara waktu) kamu boleh memanfa’atkannya, apabila pemiliknya datang, maka berikanlah barang tersebut kepadanya.” Orang itu bertanya lagi; “Wahai Rasulullah, bagaimana dengan kambing yang hilang?”. Beliau menjawab; “Ambillah, mungkin ia dapat menjadi milikmu atau milik saudaramu atau bahkan menjadi milik serigala.” Dia bertanya lagi; “Wahai Rasulullah, bagaimana dengan temuan unta?” Zaid bin Khalid berkata; “Maka Rasulullah saw. marah hingga wajahnya memerah atau rona wajahnya menjadi merah, kemudian beliau bersabda: “Apa urusanmu dengan unta yang hilang?, biarkanlah ia, karena ia telah membawa sepatu dan wadah airnya sendiri hingga bertemu pemiliknya.”
Sahih Bukhari | Hadits No. : 5648
Kitab 58 : Adab
Bab : Marah dan Keras yang Dibolehkan Karena Perintah Allah
Dan berkata {Al Makki}; telah menceritakan kepada kami {Abdullah bin Sa’id}. diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepadaku {Muhammad bin Ziyad} telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Ja’far} telah menceritakan kepada kami {Abdullah bin Sa’id} dia berkata; telah menceritakan kepadaku {Salim bin Abu An Nadhr} bekas budak Umar bin ‘Ubaidullah, dari {Busr bin Sa’id} dari {Zaid bin Tsabit} ra. dia berkata; “Rasulullah saw. pernah membuat ruangan yang dibatasi dengan sehelai kain atau tikar di masjid, lalu Rasulullah saw. keluar dan melakukan shalat. kemudian orang-orang pun ikut melakukan shalat bersama beliau. Di malam berikutnya merekapun datang, namun Rasulullah saw. tidak kunjung keluar, sambil mengeraskan suara, mereka melempar pintu beliau dengan kerikil. Tidak lama kemudian Rasulullah saw. keluar menemui mereka dalam keadaan marah seraya bersabda: “Masih saja kalian mengerjakannya (dengan berjama’ah), hingga aku mengira shalat tersebut akan diwajibkan atas kalian, hendaknya kalian melakukan shalat di rumah kalian, sesungguhnya sebaik-baik shalat seseorang adalah dirumahnya kecuali shalat wajib.”
Telah menceritakan kepada kami {Abdullah bin Yusuf} telah mengabarkan kepada kami {Malik} dari {Ibnu Syihab} dari {Sa’id bin Musayyib} dari {Abu Hurairah} ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Tidaklah orang yang kuat adalah orang yang pandai bergulat, tapi orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan nafsunya ketika ia marah.”
Telah menceritakan kepada kami {Utsman bin Abu Syaibah} telah menceritakan kepada kami {Jarir} dari {Al A’masy} dari {Adi bin Tsabit} telah menceritakan kepada kami {Sulaiman bin Shurd} dia berkata; “Ada dua orang yang saling mencerca di samping Nabi saw., sementara kami duduk-duduk di samping beliau, salah seorang darinya mencerca temannya sambil marah, hingga wajahnya memerah, maka Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya saya mengetahui suatu kalimat yang apabila ia membacanya, niscaya kemarahannya akan hilang, sekiranya ia mengatakan; “A’uudzubillahi minasy syaithaanir rajiim.” Lalu orang-orang berkata kepada laki-laki itu; “Apakah kamu tidak mendengar apa yang di katakan oleh Nabi saw.? Justru laki-laki itu menimpali; “Sesungguhnya aku tidaklah gila.”
Telah menceritakan kepadaku {Yahya bin Yusuf} telah mengabarkan kepada kami {Abu Bakr yaitu Ibnu Ayyasy} dari {Abu Hashin} dari {Abu Shalih} dari {Abu Hurairah} ra. bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi saw.; “Berilah aku wasiat?” beliau bersabda: “Janganlah kamu marah.” Laki-laki itu mengulangi kata-katanya, beliau tetap bersabda: “Janganlah kamu marah.”
Telah menceritakan kepada kami {Adam} telah menceritakan kepada kami {Syu’bah} dari {Qatadah} dari {Abu As Sawwar Al ‘Adawi} dia berkata; saya mendengar {‘Imran bin Hushain} berkata; Nabi saw. bersabda: “Sifat malu itu tidak datang kecuali dengan kebaikan.” Maka Busyair bin Ka’b berkata; “Telah tertulis dalam hikmah, sesungguhnya dari sifat malu itu terdapat ketenangan, sesungguhnya dari sifat malu itu terdapat ketentraman.” Maka Imran berkata kepadanya; “Aku menceritakan kepadamu dari Rasulullah saw., sementara kamu menceritakan kepadaku dari catatanmu.”
Telah menceritakan kepada kami {Ahmad bin Yunus} telah menceritakan kepada kami {Abdul Aziz bin Abu Salamah} telah menceritakan kepada kami {Ibnu Syihab} dari {Salim} dari {Abdullah bin Umar} ra.ma; “Nabi saw. pernah melewati seorang laki-laki yang tengah mencela saudaranya karena malu, kata laki-laki itu; “Sesungguhnya kamu selalu malu hingga hal itu akan membahayakan bagimu.” Maka Rasulullah saw. bersabda: “Biarkanlah ia, karena sesungguhnya sifat malu itu termasuk dari iman.”
Telah menceritakan kepada kami {Ali bin Al Ja’ad} telah mengabarkan kepada kami {Syu’bah} dari {Qatadah} dari {Bekas budak Anas}, Abu Abdullah berkata; namanya adalah Abdullah bin Abu ‘Utbah dia berkata; saya mendengar {Abu Sa’id} berkata; Nabi saw. lebih pemalu daripada seorang gadis pingitan yang dipingit di kamarnya.”
Sahih Bukhari | Hadits No. : 5655
Kitab 58 : Adab
Bab : Jika Kamu Tidak Malu, Perbuatlah Sekehendakmu
Telah menceritakan kepada kami {Ahmad bin Yunus} telah menceritakan kepada kami {Zuhair} telah menceritakan kepada kami {Manshur} dari {Rib’i bin Hirasy} telah menceritakan kepada kami {Abu Mas’ud} dia berkata; Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya yang diperoleh manusia dari ucapan kenabian yang pertama adalah jika kamu tidak mempunyai rasa malu, maka berbuatlah sesukamu.”