Telah menceritakan kepadaku {Ishaq bin Ibrahim} telah mengabarkan kepada kami {Abdurrazaaq} telah mengabarkan kepada kami {Ma’mar} dari {Hammam bin Munabbih} mengatakan, inilah yang diceritakan {Abu Hurairah} kepada kami dari Nabi saw., beliau bersabda: “Kita adalah orang-orang yang terakhir, namun lebih dahulu masuk surga di hari kiamat.”
Sahih Bukhari | Hadits No. : 6135
Kitab 63 : Sumpah dan Nadzar
Bab : “Allah Tidak Menyiksa Sumpah yang Kalian Lakukan Dengan Main-Main”
Dan (masih dari jalur periwayatan yang sama dengan hadits sebelumnya -dari {Abu Hurairah}-) Rasulullah saw. bersabda: “Demi Allah, salah seorang diantara kalian terus-menerus bersama keluarganya dengan sumpahnya, lebih berdosa baginya disisi Allah daripada ia memberikan kaffarat sumpahnya yang Allah wajibkan baginya.”
Sahih Bukhari | Hadits No. : 6136
Kitab 63 : Sumpah dan Nadzar
Bab : “Allah Tidak Menyiksa Sumpah yang Kalian Lakukan Dengan Main-Main”
Telah menceritakan kepadaku {Ishaq yaitu bin Ibrahim} telah menceritakan kepada kami {Yahya bin Shalih} telah menceritakan kepada kami {Mu’awiyah} dari {Yahya} dari {Ikrimah} dari {Abu Hurairah} mengatakan, Rasulullah saw. bersabda: “Siapa yang terus menerus dalam keluarganya dengan disertai sumpah, itu lebih besar dosanya daripada sekedar membayar kaffarat.”
Telah menceritakan kepada kami {Qutaibah bin Sa’d} dari {Isma’il bin Ja’far} dari {Abdullah bin Dinar} dari {Ibnu Umar} ra.ma mengatakan, suatu kali Rasulullah saw. mengutus utusan dan mengangkat Usamah bin Zaid sebagai komandan mereka, tetapi sebagian sahabat mencela habis-habisan kepemimpinannya. Maka Rasulullah saw. berdiri dan bersabda: “Kalaulah kalian mencela kepemimpinannya, dahulu kalian telah mencela kepemimpinan ayahnya. Demi Allah, ia adalah orang yang paling ideal memegang kepemimpinan, dan ayahnya dahulu adalah diantara manusia yang paling kucintai, dan anaknya sekarang diantara manusia yang paling kucintai sepeninggal ayahnya.”
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Yusuf} dari {Sufyan} dari {Musa bin ‘Uqbah} dari {Salim} dari {Ibnu Umar} mengatakan, sumpah Nabi saw. adalah: “tidak, demi Dzat yang membolak-balikkan hati.”
Telah menceritakan kepada kami {Musa} Telah menceritakan kepada kami {Abu ‘Awanah} dari {Abdul Malik} dari {Jabir bin Samurah} dari Nabi saw., beliau bersabda: “Jika Kaisar telah meninggal, tak akan ada kaisar lagi sepeninggalnya, dan jika Kisra meninggal, maka tak akan ada lagi Kisra sepeninggalnya. Demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, perbendaharaan kekayaan keduanya akan terbelanjakan fi sabilillah.”
Telah menceritakan kepadaku {Abul Yaman} telah mengabarkan kepada kami {Syu’aib} dari {Az Zuhri} telah mengabarkan kepada kami {Sa’id bin Al Musayyab} bahwa {Abu Hurairah} menuturkan; Rasulullah saw. bersabda: “Jika Kaisar telah meninggal, tak akan ada kaisar lagi sepeninggalnya, dan jika Kisra meninggal, maka tak akan ada lagi Kisra sepeninggalnya. Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya, perbendaharaan kekayaan keduanya akan terbelanjakan fi sabilillah.”
Telah menceritakan kepadaku {Muhammad} Telah memberitakan kepada kami {‘Abdah} dari {Hisyam bin ‘Urwah} dari {Ayahnya} dari {‘Aisyah} ra.ma, dari Nabi saw., beliau bersabda: “Wahai umat Muhammad, demi Allah, kalaulah kalian tahu yang aku tahu, niscaya kalian banyak menangis dan sedikit tertawa.”
Telah menceritakan kepada kami {Yahya bin Sulaiman} menuturkan; telah menceritakan kepadaku {Ibnu Wahab} menuturkan; telah telah mengabarkan kepadaku {Haiwah} mengatakan; telah menceritakan kepadaku {Abu Uqail Zuhra bin Ma’bad} bahwasanya ia mendengar {kakeknya, Abdullah bin Hisyam} menuturkan; kami pernah bersama Nabi saw. yang saat itu beliau menggandeng tangan Umar bin Khattab, kemudian Umar berujar: “ya Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segala-galanya selain diriku sendiri.” Nabi saw. bersabda: “Tidak, demi Dzat yang jiwa berada di Tangan-Nya, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri.” Maka Umar berujar; ‘Sekarang demi Allah, engkau lebih aku cintai daripada diriku’. Maka Nabi saw. bersabda: “sekarang (baru benar) wahai Umar.”
Telah menceritakan kepada kami {Isma’il} mengatakan; telah menceritakan kepadaku {Malik} dari {Ibnu Syihab} dari {Ubaidullah bin Abdillah bin Utbah bin Mas’ud} dari {Abu Hurairah} dan {Zaid bin Khalid} keduanya mengabarkannya, bahwa ada dua orang bersengketa dan mengadukan perkaranya kepada Rasulullah saw. Salah satu dari keduanya berujar; ‘putuskanlah antara kami dengan kitabullah! ‘ lalu laki-laki kedua -dan dia lebih pandai agama daripada laki-laki pertama- menjawab; ‘Betul ya Rasulullah, putuskanlah antara kami dengan kitabullah dan izinkan bagiku untuk berbicara.’ “Bicaralah, ” kata Nabi. Lanjutnya; ‘sesungguhnya anakku adalah ‘asiif (pekerja) orang ini. -Malik menjelaskan bahwa asiif adalah buruh.- Anakku berzina dengan isterinya. Maka orang-orang mengabarkan kepadaku bahwa anakku harus dihukum rajam, aku pun menebusnya dengan seratus ekor unta dan satu hamba sahaya. Lalu aku bertanya para orang alim, dan mereka menjelaskan, bahwa anakku cukup dijilid (dicambuk) seratus kali cambukan dan diasingkan selama satu tahun, dan rajam berlaku bagi isterinya.’ Maka Rasulullah saw. bersabda: “Ketahuilah, demi Allah, saya putuskan perkara kalian berdua dengan kitabullah, kambing dan hamba sahayamu dikembalikan kepadamu, dan anak laki-lakimu dicambuk seratus kali dan diasingkan setahun.” Kemudian beliau memerintahkan Unais Al Aslami untuk mendatangi isteri laki-laki tersebut, jika ia mengaku telah berzina maka dirajam, dan ternyata perempuan laki-laki tersebut mengakui, maka dia pun merajamnya.