Telah bercerita kepada kami {Qutaibah bin Sa’id} telah bercerita kepada kami {Sufyan} dari {‘Amru} dari {‘Atha’} dia mengabarkan dari {Shafwan bin Ya’laa} dari {bapaknya} bahwa dia mendengar Nabi saw. membaca suatu ayat (QS az-Zukhruf ayat 77) di atas mimbar: “Wa naadaw yaa maalik (Mereka berseru; “hai maalik”.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 3027
Kitab 41 : Permulaan Penciptaan Makhluq
Bab : Sifat Neraka, dan Sesungguhnya Ia Adalah Mahluk
Telah bercerita kepada kami {‘Ali} telah bercerita kepada kami {Sufyan} dari {Al A’masy} dari {Abu Wa’il} berkata; “Dikatakan kepada {Usamah}; “Seandainya kamu temui fulan (‘Utsman bin ‘Affan ra.) lalu kamu berbicara dengannya”. Usamah berkata; “Sungguh jika kalian memandang aku tidak berbicara dengannya, selain bahkan kuperdengarkannya kepada kalian semua. Sungguh aku sudah berbicara kepadanya secara rahasia, dan aku tidak membuka suatu pembicaraan yang aku menjadi orang pertama yang membukanya. Aku juga tidak akan mengatakan kepada seseorang yang seandainya dia menjadi pemimpinklu, bahwa dia sebagai manusia yang lebih baik, setelah kudengar dari Rasulullah saw.”. Mereka bertanya; “Apa yang kamu dengar dari sabda Beliau saw. “. Usamah berkata; “Aku mendengar Beliau bersabda: Pada hari qiyamat akan dihadirkan seseorang yang kemudian dia dilempar ke dalam neraka, isi perutnya keluar dan terburai hingga dia berputar-putar bagaikan seekor keledai yang berputar-putar menarik mesin gilingnya. Maka penduduk neraka berkumpul mengelilinginya seraya berkata; “Wahai fulan, apa yang terjadi denganmu?. Bukankah kamu dahulu orang yang memerintahkan kami berbuat ma’ruf dan melarang kami berbuat munkar?”. Orang itu berkata; “Aku memang memerintahkan kalian agar berbuat ma’ruf tapi aku sendiri tidak melaksanakannya dan melarang kalian berbuat munkar, namun malah aku mengerjakannya”. {Ghundar} meriwayatkannya dari {Syu’bah} dari {Al A’masy}.
Telah bercerita kepada kami {Ibrahim bin Musa} telah mengabarkan kepada kami {‘Isa} dari {Hisyam} dari {bapaknya} dari {‘Aisyah ra.} berkata; “Nabi saw. tekah disihir”. Dan berkata {Al Laits}; ” {Hisyam} menulis surat kepadaku bahwa dia mendengarnya, dia anggap dari {bapaknya} dari {‘Aisyah ra.ma} berkata; “Nabi saw. telah disihir hingga terbayang oleh beliau seolah-olah berbuat sesuatu padahal tidak. Hingga pada suatu hari Beliau memanggil-manggil kemudian berkata: “Apakah kamu menyadari bahwa Allah telah memutuskan tentang kesembuhanku?. Telah datang kepadaku dua orang, satu diantaranya duduk dekat kepalaku dan yang satu lagi duduk di dekat kakiku. Yang satu bertanya kepada yang lainnya; “Sakit apa orang ini?”. Yang lain menjawab; “Kena sihir”. Yang satu bertanya lagi; “Siapa yang menyihirnya?”. Yang lain menjawab; “Labid bin Al A’sham”. Yang satu bertanya lagi; “Dengan cara apa?”. DIjawab; “Dengan cara melalui sisir, rambut yang rontok saat disisir dan putik kembang kurma jantan”. Yang satu bertanya lagi; “Sekarang sihir itu diletakkan dimana?”. Yang lain menjawab; “Di sumur Dzarwan”. Maka Nabi saw. pergi mendatangi tempat tersebut kemudian kembali dan berkata kepada ‘Aisyah setelah kembali; “Putik kurmanya bagaikan kepala-kepala syetan”. Aku bertanya; “Apakah telah baginda keluarkan?”. Beliau berkata: “Tidak, karena Allah telah menyembuhkan aku. Namun aku khawatir bekasnya itu dapat mempengaruhi manusia maka sumur itu aku urug (timbun) “.
Telah bercerita kepada kami {Isma’il bin Abu Uwais} berkata telah bercerita kepadaku {saudaraku} dari {Sulaiman bin Bilal} dari {Yahya bin Sa’id} dari {Sa’id bin Al Musayyab} dari {Abu Hurairah ra.} bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Syaitan mengikat tengkuk kepala seseorang dari kalian saat dia tidur dengan tiga tali ikatan, syaitan mengikatnya sedemikian rupa sehingga setiap ikatan diletakkan pada tempatnya lalu (dikatakan) ‘Kamu akan melewati malam yang sangat panjang maka tidurlah dengan nyenyak.’ Jika dia bangun dan mengingat Allah maka lepaslah satu tali ikatan. Jika kemudian dia berwudhu’ maka lepaslah tali yang lainnya dan bila ia mendirikan shalat lepaslah seluruh tali ikatan dan pada pagi harinya ia akan merasakan semangat dan kesegaran yang menenteramkan jiwa. Namun bila dia tidak melakukan seperti itu, maka pagi harinya jiwanya merasa tidak segar dan menjadi malas beraktifitas”.
Telah bercerita kepada kami {‘Utsman bin Abu Syaibah} telah bercerita kepada kami {Jarir} dari {Manshur} dari {Abu Wa’il} dari {‘Abdullah ra.} berkata; “Dilaporkan kepada Nabi saw. seseorang yang tertidur melewati malamnya hingga pagi, maka Beliau bersabda: “Itulah orang yang dikencingi syaitan pada kedua telinganya”, atau dia berkata: “pada telinganya”.
Telah bercerita kepada kami {Musa bin Isma’il} telah bercerita kepada kami {Hammam} dari {Manshur} dari {Salim bin Abi Al Ja’di} dari {Kuraib} dari {Ibnu ‘Abbas ra.ma} dari Nabi saw. bersabda: “Seseorang dari kalian apabila mendatangi istrinya (untuk berjima’) kemudian membaca do’a; Allahumma jannibnasy syaithaana wa jannibisy syaithaana maa razaqtanaa” (Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah pula dari anak yang kelak Engkau karuniakan kepada kami), kemudian bila keduanya dikaruniai anak maka setan tidak akan dapat mencelakakan anak itu”.
Telah bercerita kepada kami {Muhammad} telah mengabarkan kepada kami {‘Abdah} dari {Hisyam bin ‘Urwah} dari {bapaknya} dari {Ibnu ‘Umar ra.ma} berkata; Rasulullah saw. bersabda: “Jika alis (bagian lingkar luar) matahari mulai terbit janganlah kalian shalat hingga terang (selesai masa terbitnya), dan jika alis matahari mulai terbenam janganlah kalian shalat hingga benar-benar telah hilang (terbenam), dan janganlah kalian menunggu untuk shalat saat terbitnya matahari atau saat terbenamnya, karena saat seperti itu dia terbit pada dua tanduk syaitan”, (‘Abdah bin Sulaiman) berkata; “atau asy-syaitan (definitive), aku tidak tahu mana yang dikatakan oleh Hisyam.
Telah bercerita kepada kami {Qabishah} telah bercerita kepada kami {Sufyan} dari {‘Abdul Malik bin ‘Umair} dari {Jabir bin Samurah} dimana dia memarfu’kannya (mendengarnya dari Nabi saw.), berkata; “Jika Kisra (Raja Persia) binasa maka tidak akan ada lagi Kisra lain sesudahnya”. Lalu dia menyebutkan hadits selengkaapnya dan berkata; “Sungguh kalian akan mengambil perbendaharaan kekayaan keduanya (sebagai ghanimah) di jalan Allah”.
Telah bercerita kepada kami {Abu Al Yaman} telah mengabarkan kepada kami {Syu’aib} dari {Abdullah bin Abu Husain} telah bercerita kepada kami {Nafi’ bin Jubair} dari {Ibnu ‘Abbas ra.ma} berkata; “Musailamah Al Kadzdzaab (Si Pendusta) mengunjungi (Madinah) pada zaman Rasulullah saw. hidup dan dia berkata; “Seandainya Muhammad menyerahkan urusan ini (maksudnnya kekuasaan) kepadaku sepeninggalnya maka aku akan mengikutinya”. Lalu dia menda’wahkan hal ini kepada orang banyak dari kaumnya. Kemudian Rasulullah saw. beserta Tsabir bin Qais bin Syammas menemuinya sementara di tangan Rasulullah saw. ada selembar daun, lalu beliau berhadapan dengan Musailamah dan teman-temannya seraya berkata: “Seandainya kamu meminta selembar pelepah kurma ini, aku pasti tidak akan memberinya kepadamu dan sekali-kali urusan Allah tidak akan diserahkan kepadamu. Dan jika kamu berpaling (menolak kebenaran) pasti Allah akan membinasakannmu. Sungguh aku melihat kamu sebagaimana aku melihatnya dalam mimpiku tentang kamu”. Kemudian {Abu Hurairah ra.} mengabarkan kepadaku bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Ketika aku sedang tidur aku melihat di tanganku ada dua gelang terbuat dari emas dan kebagusan barang tersebut menggiurkan aku lalu aku diberi wahyu dalam tidurku, agar aku meniupnya. Aku pun meniupnya hingga keduanya terbang (lenyap). Maka aku menta’wikan mimpiku itu sebagai dua orang pendusta (yang mengaku sebagai nabi) yang akan timbul sepeninggalku. Yang pertama adalah Al ‘Ansiy dan yang lainnya adalah Musailamah Al Kadzdzaab, seorang penduduk Yamamah”.
Telah bercerita kepadaku {Muhammad bin Al ‘Alaa} telah bercerita kepada kami {Hammad bin Usamah} dari {Buraid bin Abdullah bin Abu Burdah} dari {kakeknya, Abu Burdah} dari {Abu Musa} dia meriwayatkannya dari Nabi saw. bersabda: “Aku melihat dalam mimpiku bahwa aku akan berhijrah dari Makkah ke suatu tempat yang padanya tumbuh pepohonan kurma lalu aku menduga bahwa itu adalah negeri Yamamah atau Hajar (tempat hijrah yang lain) yang ternyata adalah Madinah, kota Yatsrib. Dan aku melihat dalam mimpiku ini bahwa aku mengayun-ayunkan pedang lalu menjadi patah pada bagian pangkalnya yang ternyata itu merupakan isyarat yang akan menimpa Kaum Mu’minin pada perang Uhud, lalu aku mengayun-ayunkan kembali pedang tersebut, lalu pedang itu kembali menjadi utuh seperti sedia kala, itu berarti apa yang Allah akan datangkan berupa kemenangan dan bersatunya Kaum Mu’minin, dan aku melihat pula dalam mimpiku itu seekor sapi, yang demi Allah sangat bagus bentuknya, itu berarti Kaum Mu’minin pada perang Uhud yang akan mendapatkan kebaikan seperti yang Allah datangkan dari kebaikan dan pahala, sebagai janji yang benar yang telah Allah berikan kepada kita pada perang Badar”.