Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah], telah menceritakan kepada kami [Hatim bin Isma’il] dari [Hisyam bin ‘Urwah] dari [Bapaknya] dari [Hajjaj bin Hajjaj Al Aslami] dari [Bapaknya] bahwa dia bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam; “Wahai Rasulullah, Apa yang betul-betul bisa membebaskanku dari kewajiban karena persusuan?” Beliau menjawab; “Budak laki-laki atau budak wanita.” Abu Isa berkata; “Ini merupakan hadits hasan sahih. Demikian juga diriwayatkan dari [Yahya bin Sa’id Al Qathan] dan [Hatim bin Isma’il] dan yang lainnya dari [Hisyam bin ‘Urwah] dari [Bapaknya] dari [Hajjaj bin Hajjaj] dari [Bapaknya] dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. [Sufyan bin ‘Uyainah] meriwayatkan dari [Hisyam bin ‘Urwah] dari [Bapaknya] dari [Hajjaj bin Abu Hajjaj] dari [Bapaknya] dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Hadits Ibnu ‘Uyainah tidak Mahfuzh, yang sahih adalah apa yang telah diriwayatkan dari Hisyam bin Umar dari Bapaknya. Hisyam bin ‘Urwah diberi kunyah Abu Al Mundzir. Dia telah bertemu Jabir bin Abdullah dan Ibnu Umar. Arti perkataan; dzimam ar radla’ah yaitu haknya. Jika kamu memberikan seorang budak laki-laki atau wanita kepada orang yang menyusuimu, maka kamu telah menunaikan haknya. Telah diriwayatkan dari Abu Thufail, berkata; “Saya duduk bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, ternyata ada seorang wanita yang datang. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membentangkan kainnya sehingga wanita itu mendudukinya. Tatkala wanita itu pergi, ada yang mengatakan bahwa wanita itu adalah orang yang telah menyusui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.”
Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr], telah mengabarkan kepada kami [Jarir bin Abdul Hamid] dari [Hisyam bin ‘Urwah] dari [Bapaknya] dari [Aisyah] berkata; “Suami Barirah adalah seorang budak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberi kesempatan Barirah untuk memilih (antara tetap menjadi budak dan istri Mughits atau merdeka). Dia tetap memilih merdeka. Andai suaminya seorang merdeka niscaya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menyuruhnya memilih.”
Telah menceritakan kepada kami [Hannad], telah menceritakan kepada kami [Abu Mu’awiyah] dari [Al A’masy] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari [Aisyah] berkata; “Suami Barirah adalah orang yang merdeka. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyuruhnya untuk memilih.” Abu Isa berkata; “Hadits Aisyah merupakan hadits hasan sahih. Demikian Hisyam meriwayatkan dari Bapaknya dari Aisyah berkata; “Suami Barirah adalah seorang budak.” Ikrimah meriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata; “Saya melihat suami Barirah, dia seorang budak yang bernama Mughits, demikian juga diriwayatkan dari Ibnu Umar. Sebagian ulama berpegang pada pendapat ini, mereka berkata; “Jika seorang budak menjadi isteri orang merdeka, lalu budak itu dibebaskan maka tidak ada khiyar baginya. Sedangkan jika dia dimerdekakan sedang suaminya masih budak, maka dia berhak memilih. Inilah pendapat Syafi’i, Ahmad dan Ishaq. Al A’masy meriwayatkan dari Ibrahim dari Al Aswad dari Aisyah berkata; “Suami Barirah adalah orang yang merdeka dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyuruhnya untuk memilih.” [Abu ‘Awanah] meriwayatkan hadits ini dari [Al A’masy] dari [Ibrahim] dari [Al Aswad] dari [Aisyah] pada cerita Barirah. Al Aswad berkata; “Suaminya adalah seorang yang merdeka.” Sebagian ulama dari kalangan Tabiin dan orang-orang setelah mereka berpendapat demikian. Inilah pendapat Sufyan Ats Tsauri dan penduduk Kufah.
Telah menceritakan kepada kami [Hannad], telah menceritakan kepada kami [‘Abdah] dari [Sa’id bin Abu ‘Arubah] dari [Ayyub] dan [Qatadah] dari [‘Ikrimah] dari [Ibnu Abbas] bahwa suami Barirah adalah seorang budak hitam milik Bani Al Mughirah. Pada hari dimerdekakan Barirah, Demi Allah, saya sedang berada di jalan, di sudut Madinah. Air matanya mengalir melalui jenggotnya. Dia meminta isterinya memilihnya, tapi isterinya tidak melakukannya.” Abu Isa berkata; “Ini merupakan hadits hasan sahih. Sa’id bin Abu ‘Arubah adalah Sa’id bin Mihran yang berkuniyah (julukan) Abu Nadlr.”
Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani’], telah menceritakan kepada kami [Sufyan] dari [Az Zuhri] dari [Sa’id bin Musayyab] dari [Abu Hurairah] berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Anak itu milik ibunya, sedang bagi pezina tidak mempunyai hak atas anaknya (berhak mendapatkan rajam).” Abu Isa berkata; “Hadits semakna diriwayatkan dari Umar, ‘Utsman, Aisyah, Abu Umamah, ‘Amr bin Kharijah, Abdullah bin ‘Amr, Al Bara` bin ‘Azib dan Zaid bin Arqam.” Dia menambahkan; “Hadits Abu Hurairah merupakan hadits hasan sahih. [Az Zuhri] meriwayatkannya dari [Sa’id bin Musayyab] dan [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah]. Inilah pendapat para ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan yang lainnya.”
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Basyar], telah menceritakan kepada kami [Abdul A’la], telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Abu Abdullah Ad Dastuwa`i] dari [Abu Zubair] dari [Jabir bin Abdullah] bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melihat seorang wanita, lalu beliau menemui Zainab menunaikan hajjatnya (berjimak). Lantas beliau keluar seraya bersabda: “Sesungguhnya jika seorang wanita datang, dia datang sebagaimana setan. Jika salah seorang dari kalian melihat seorang wanita yang menggugah hasratnya maka datangilah isterinya, karena apa yang dia punyai sama seperti yang dipunyai isterinya.” Hadits semakna diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud. Hadits Jabir merupakan hadits hasan gharib. Hisyam Ad Dastuwa`i adalah Hisyam bin Sanbar.
Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan], telah menceritakan kepada kami [An Nadlr bin Syumail] telah menghabarkan kepada kami [Muhammad bin ‘Amr] dari [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jikalau saya boleh memerintahkan seseorang untuk bersujud kepada orang lain, niscaya aku perintahkan seorang istri bersujud kepada suaminya.” Hadits semakna diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal, Suraqah bin Malik bin Ju’syum, ‘Aisyah, Ibnu Abbas, Abdullah bin Abu Aufa, Thalq bin Ali, Umu Salamah, Anas dan Ibnu Umar. Abu ‘Isa berkata; “Hadits Abu Hurairah merupakan hadits hasan gharib dari jalur ini, dari hadits Muhammad bin Amr dari Abu Salamah dari Abu Hurairah.”
Telah menceritakan kepada kami [Hannad], telah menceritakan kepada kami [Mulazim bin ‘Amr] berkata; Telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Badar] dari [Qais bin Thalq] dari [Bapaknya, Thalq bin Ali] berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika seorang lelaki mengajak istrinya untuk memenuhi hasratnya, maka hendaknya dia mendatanginya, walau dia sedang berada di dapur.” Abu Isa berkata; ” Abu Isa berkata; “Ini adalah hadits hasan gharib.”
Telah menceritakan kepada kami [Washil bin Abdul A’la], telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudlail] dari [Abdullah bin Abdurrahman, Abu Nadlr] dari [Musawir Al Himyari] dari [ibunya] dari [Umu Salamah] berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Wanita manapun yang meninggal dan suaminya dalam keadaan ridha (kepadanya), niscaya dia masuk surga.” Abu ‘Isa berkata; “Ini merupakan hadits hasan gharib.”
Telah menceritakan kepada kami [Abu Kuraib], telah menceritakan kepada kami [‘Abdah bin Sulaiman] dari [Muhammad bin ‘Amr], telah menceritakan kepada kami [Abu Salamah] dari [Abu Hurairah] berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap para istrinya.” Abu Isa berkata; “Hadits semakna diriwayatkan dari Aisyah dan Ibnu Abbas.” Dia menambahkan; “Hadits Abu Hurairah merupakan hadits hasan sahih.”