Telah mengabarkan kepada kami {Muslim bin Ibrahim} telah menceritakan kepada kami {Aban} telah menceritakan kepada kami {Yahya} dari {Abu Salamah} dari {‘Ubadah bin Ash Shamit} ia berkata; aku berkata; “Wahai Nabiyullah, apakah maksud firman Allah Bagi mereka berita gembira dikehidupan dunia.” Beliau menjawab: “Engkau telah menanyakan sesuatu yang belum pernah ditayakan seorangpun sebelummu, atau seorangpun dari umatku.” Beliau bersabda: “Itu adalah mimpi baik yang dimimpikan oleh seorang muslim atau diperlihatkan kepadanya.”
Sunan Darimi | Hadits No. : 2044
Bab : Mimpi Muslim Bagian Dari Empat Puluh Enma Kenabian
Telah mengabarkan kepada kami {Al Aswad bin ‘Amir} telah menceritakan kepada kami {Syu’bah} dari {Qatadah} dari {Anas} dari {‘Ubadah bin Ash Shamit} dari Nabi saw. beliau bersabda: “Mimpi seorang mukmin merupakan satu bagian dari empat puluh enam bagian kenabian.”
Sunan Darimi | Hadits No. : 2045
Bab : Kenabian Telah Berakhir, Yang Tinggal Kabar Gembira
Telah menceritakan kepada kami {Harun bin Abdullah} telah menceritakan kepada kami {Sufyan bin ‘Uyainah} dari {‘Ubaidullah bin Abu Yazid} dari {Ayahnya} dari {Siba’ bin Tsabit} dari {Ummu Kurz Al Ka’biyyah} ia berkata; aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Kenabian telah pergi dan yang tersisa adalah kabar gembira.”
Telah mengabarkan kepada kami {Abu Nu’aim} telah menceritakan kepada kami {Sufyan} dari {Abu Ishaq} dari {Abu Al Ahwash} dari {Abdullah} ia berkata; Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa melihatku dalam mimpi, sungguh ia telah melihatku, karena sesungguhnya Syetan tidak dapat menyerupaiku.”
Telah mengabarkan kepada kami {Muhammad bin Al Mushaffa} telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Harb} dari {Az Zubaidi} dari {Az Zuhri} dari {Abu Salamah} dari {Abu Qatadah} ia berkata; Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa melihatku dalam mimpi, maka ia telah melihat kebenaran.”
Telah mengabarkan kepada kami {Abu Al Mughirah} telah menceritakan kepada kami {Al Auza’i} dari {Yahya} dari {Abdullah bin Abu Qatadah} dari {Ayahnya} ia berkata; Rasulullah saw. bersabda: “Mimpi baik datangnya dari Allah sedangkan mimpi buruk datangnya dari Syetan. Apabila salah seorang dari kalian mimpi buruk yang ia khawatirkan, hendaknya ia meludah ke sebelah kiri sebanyak tiga kali, dan berlindung kepada Allah dari Syetan, sebab hal itu tidak akan membahayakan dirinya.”
Telah mengabarkan kepada kami {Abu Al Walid} telah menceritakan kepada kami {Syu’bah} dari {Abd Rabbih bin Sa’id} ia berkata; aku mendengar {Abu Salamah bin Abdurrahman} berkata; Sungguh aku pernah bermimpi sesuatu yang membuatku sakit, kemudian aku ceritakan kepada {Abu Qatadah}. Abu Qatadah berkata; “Sungguh aku juga pernah bermimpi yang mmebuatkau sakit, hingga aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Mimpi baik datangnya dari Allah, maka apabila salah seorang dari kalian bermimpi sesuatu yang ia senangi hendaknya ia memuji Allah, dan tidak menceritakannya kecuali kepada orang yang ia senangi. Apabila ia bermimpi sesuatu yang tidak ia senangi, hendaknya ia meludah ke sebelah kirinya sebanyak tiga kali dan berlindung kepada Allah dari keburukannya, serta tidak menceritakannya kepada seorangpun, maka hal itu tidak akan membahayakan dirinya.”
Telah mengabarkan kepada kami {Muhammad bin Katsir} dari {Makhlad bin Husain} dari {Hisyam} dari {Ibnu Sirin} dari {Abu Hurairah} ia berkata; Rasulullah saw. bersabda: “Mimpi ada tiga, yaitu; mimpi baik yang merupakan kabar gembira dari Allah, dan mimpi menyedihkan yang datangnya dari Syetan, serta mimpi yang terjadi karena ilusi seseorang. Apabila salah seorang dari kalian bermimpi sesuatu yang tidak ia sukai, hendaknya ia tidak menceritakannya dan hendaknya ia berdiri lalu mengerjakan shalat.”
Sunan Darimi | Hadits No. : 2051
Bab : Yang Paling Benar Mimpinya, Paling Benar Ucapannya
Telah mengabarkan kepada kami {Muhammad bin Katsir} dari {Makhlad bin Husain} dari {Hisyam} dari {Ibnu Sirin} dari {Abu Hurairah} ia berkata; Rasulullah saw. bersabda: “Apabila zaman telah mendekati (hari Kiamat), nyaris mimpi seorang mukmin tidak (disertai) dengan kebohongan, maka orang yang paling benar mimpinya adalah orang yang paling jujur pembicaraannya.”
Telah mengabarkan kepada kami {Abu Nu’aim} telah menceritakan kepada kami {Isra`il} dari {Abdul A’la} dari {Abu Abdurrahman} dari {Ali} -yang dirafa’kan sampai kepada Nabi saw.- dia berkata: “Barangsiapa berbohong dengan mimpinya, maka pada hari Kiamat akan dibebankan kepadanya untuk menghitung biji gandum.”