Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari {Nafi’} dan {Abdullah bin Dinar} dari {Abdullah bin Umar}, bahwa ada seorang laki-laki bertanya Rasulullah saw. tentang shalat malam? Rasulullah saw. menjawab: “Shalat malam dikerjakan dua rakaat, dua rakaat. Jika salah seorang dari kalian khawatir subuh tiba, shalatlah satu rakaat sebagai witir untuk shalat sebelumnya.”
Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari {Yahya bin Sa’id} dari {Muhammad bin Yahya bin Habban} dari {Ibnu Muhairiz}, bahwa ada seorang laki-laki Bani Kinanah yang bernama {Al-Mukhdaji}, mendengar seorang laki-laki yang diberi julukan Abu Muhammad berkata di wilayah Syam, “Witir itu wajib.” Al-Mukhdaji berkata; “Aku kemudian menemui Ubadah bin Shamit, aku mencegatnya saat ia berangkat ke masjid. Aku lalu kabarkan kepadanya dengan apa yang dikatakan oleh Abu Muhammad. {Ubadah} pun berkata, “Abu Muhammad telah berdusta. Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Lima shalat Allah Azza Wa Jalla telah mewajibkannya kepada-Nya. Barangsiapa melaksanakan dan tidak meninggalkan satupun darinya karena meremehkan kewajiban, niscaya baginya janji Allah untuk memasukkannya ke surga. Barangsiapa tidak melakukannya, niscaya dia tidak mendapatkan janji Allah (untuk memasukkannya ke surga) . Jika berkehendak Allah akan menyiksanya, dan jika berkehendak maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga.”
Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari {Abu Bakar bin Muhammad bin Umar} dari {Sa’id bin Yasar} berkata, “Saya berjalan bersama Abdullah bin ‘Umar di sebuah jalan Makkah.” Sa’id berkata, “Saya khawatir subuh akan segera tiba, maka saya pun berhenti untuk melaksanakan shalat witir, hingga saya masih mendapatkannya shalat witir tersebut. Abdullah bin Umar bertanya, “Dari mana kamu?” saya menjawab, “Saya khawatir masuk subuh, maka saya singgah untuk shalat witir.” {Abdullah} berkata; “Bukankah sudah ada bagimu contoh dari Rasulullah saw.?” saya menjawab; “Ya, demi Allah.” Dia berkata; “Rasulullah saw. shalat witir di atas untanya.”
Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari {Yahya bin Sa’id} dari {Sa’id bin Musayyab} dia berkata; “Jika {Abu Bakar Ash Shidiq} hendak mendatangi ranjangnya, dia shalat witir, sedangkan {Umar bin Khatthab} melaksanakan shalat witir di akhir malam.” Sa’id bin Musayyab berkata; “Jika saya hendak tidur, saya shalat witir terlebih dahulu.”
Muwattha Malik | Hadits No. : 251
Bab : Seorang Laki-Laki Bertanya Abdullah Bin Umar Tentang Wajib Tidaknya Shalat Witir
Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari {Nafi’} dia berkata, “Saya bersama {Abdullah bin Umar} di Makkah, sementara saat itu langit terlihat mendung. Abdullah khawatir jika waktu subuh segera datang, sehingga ia shalat witir satu rakaat. Namun setelah itu mendung tersingkap dan Abdullah melihat ternyata masih malam. Maka ia pun menggenapkannya dengan satu rakaat lagi, setelah itu ia shalat dua rakaat, dua rakaat. Dan ketika ia khawatir waktu subuh akan segera datang, ia mengerjakan shalat witir satu rakaat.”
Muwattha Malik | Hadits No. : 252
Bab : Seorang Laki-Laki Bertanya Abdullah Bin Umar Tentang Wajib Tidaknya Shalat Witir
Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari {Nafi’} bahwa {Abdullah bin Umar} ketika shalat witir, ia membaca salam setelah dua rakaat dan satu rakaat. Kemudian dia menyuruh diambilkan sebagian keperluannya.”
Muwattha Malik | Hadits No. : 253
Bab : Seorang Laki-Laki Bertanya Abdullah Bin Umar Tentang Wajib Tidaknya Shalat Witir
Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari {Ibnu Syihab} bahwa {Sa’ad bin Abu Waqash} shalat witir satu rakaat setelah isya’. Malik berkata; “Ini bukanlah yang kami amalkan. Menurut pendapat kami, shalat wirit paling sedikit adalah tiga rakaat.”
Muwattha Malik | Hadits No. : 254
Bab : Seorang Laki-Laki Bertanya Abdullah Bin Umar Tentang Wajib Tidaknya Shalat Witir
Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari {Abdul Karim bin Abu Al Mukhariq Al Bashri} dari {Sa’id bin Jubair}, bahwa {Abdullah bin ‘Abbas} tidur kemudian bangun. Lalu ia berkata kepada pembantunya; “Lihatlah apa yang telah dikerjakan manusia -saat itu dia telah buta-.” Pembantunya kemudian pergi, dan setelah kemabli, pembantunya berkata; “Orang-orang telah selesai shalat subuh.” Abdullah bin Abbas berdiri shalat witir kemudian shalat subuh.”
Muwattha Malik | Hadits No. : 256
Bab : Abdullah Bin Abbas, Ubadah Bin Ash Shamit dan Al Qasim…
Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari {Hisyam bin Urwah} dari {Bapaknya} bahwa {Abdullah bin Mas’ud} berkata; “Saya tidak peduli walau iqamat subuh dikumandangkan, saya akan tetap shalat witir.”