Kitab 37 : Wasiat #41 Hadist

×

Sahih Bukhari | Hadits No. : 2563

Bab : Jika Seseorang Mewakafkan Tanah Namun Tidak Menjelaskan Batas-Batasnya

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ أَخْبَرَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ حَدَّثَنَا زَكَرِيَّاءُ بْنُ إِسْحَاقَ قَالَ حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَاأَنَّ رَجُلًا قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أُمَّهُ تُوُفِّيَتْ أَيَنْفَعُهَا إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ قَالَ فَإِنَّ لِي مِخْرَافًا وَأُشْهِدُكَ أَنِّي قَدْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا

Telah bercerita kepada kami {Muhammad bin ‘Abdur Rohim} telah mengabarkan kepada kami {Rouh bin ‘Ubadah} telah bercerita kepada kami {Zakariya’ bin Ishaq} berkata telah bercerita kepadaku {‘Amru bin Dinar} dari {‘Ikrimah} dari {Ibnu ‘Abbas ra.}; Bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah saw. yang ibunya telah meninggal dunia: “Apakah dapat bermanfaat baginya bila aku bershadaqah atas namanya?” Beliau bersabda: “Ya”. Lalu laki-laki itu berkata: “Sesungguhnya aku memiliki kebun yang penuh dengan bebuahannya dan aku bersaksi kepada Tuan bahwa aku menshadaqahkan kebun itu atas namanya”.

Sahih Bukhari | Hadits No. : 2564

Bab : Jika Satu Jamaah Mewakafkan Tanah Milik Bersama

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَأَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِبِنَاءِ الْمَسْجِدِ فَقَالَ يَا بَنِي النَّجَّارِ ثَامِنُونِي بِحَائِطِكُمْ هَذَا قَالُوا لَا وَاللَّهِ لَا نَطْلُبُ ثَمَنَهُ إِلَّا إِلَى اللَّهِ

Telah bercerita kepada kami {Musaddad} telah bercerita kepada kami {‘Abdul Warits} dari {Abu At-Tayyah} dari {Anas ra.} berkata; Nabi saw. memerintahkan untuk membangun masjid (Nabawiy) lalu berkata: “Wahai Bani an-Najjar, tentukanlah harganya (juallah) kepadaku kebun-kebun kalian ini”. Mereka berkata: “Demi Allah, kami tidak membutuhkan uangnya kecuali kami berikan untuk Allah”.

Sahih Bukhari | Hadits No. : 2565

Bab : Bagaimana Menulis Akad Wakaf

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَأَصَابَ عُمَرُ بِخَيْبَرَ أَرْضًا فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَصَبْتُ أَرْضًا لَمْ أُصِبْ مَالًا قَطُّ أَنْفَسَ مِنْهُ فَكَيْفَ تَأْمُرُنِي بِهِ قَالَ إِنْ شِئْتَ حَبَّسْتَ أَصْلَهَا وَتَصَدَّقْتَ بِهَا فَتَصَدَّقَ عُمَرُ أَنَّهُ لَا يُبَاعُ أَصْلُهَا وَلَا يُوهَبُ وَلَا يُورَثُ فِي الْفُقَرَاءِ وَالْقُرْبَى وَالرِّقَابِ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَالضَّيْفِ وَابْنِ السَّبِيلِ لَا جُنَاحَ عَلَى مَنْ وَلِيَهَا أَنْ يَأْكُلَ مِنْهَا بِالْمَعْرُوفِ أَوْ يُطْعِمَ صَدِيقًا غَيْرَ مُتَمَوِّلٍ فِيهِ

Telah bercerita kepada kami {Musaddad} telah bercerita kepada kami {Yazid bin Zurai’} telah bercerita kepada kami {Ibnu ‘Aun} dari {Nafi’} dari {Ibnu ‘Umar ra.ma} berkata; ‘Umar mendapatkan harta berupa tanah di Khaibar lalu dia menemui Nabi saw. dan berkata: “Aku mendapatkan harta dan belum pernah aku mendapatkan harta yang lebih berharga darinya. Bagaimana Tuan memerintahkan aku tentangnya?” Beliau bersabda: “Jika kamu mau, kamu pelihara pohon-pohoinnya lalu kamu shadaqahkan (hasil) nya”. Maka ‘Umar menshadaqahkannya, dimana tidak dijual pepohonannya tidak juga dihibahkannya dan juga tidak diwariskannya, (namun dia menshadaqahkan hartanya itu) untuk para fakir, kerabat,. untuk membebaskan budak, fii sabilillah (di jalan Allah), untuk menjamu tamu dan ibnu sabil. Dan tidak dosa bagi orang yang mengurusnya untuk memakan darinya dengan cara yang ma’ruf (benar) dan untuk memberi makan teman-temannya asal bukan untuk maksud menimbunnya.

Sahih Bukhari | Hadits No. : 2566

Bab : Wakaf Untuk Orang Kaya, Fakir dan Lemah

حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَأَنَّ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَجَدَ مَالًا بِخَيْبَرَ فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَهُ قَالَ إِنْ شِئْتَ تَصَدَّقْتَ بِهَا فَتَصَدَّقَ بِهَا فِي الْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِينِ وَذِي الْقُرْبَى وَالضَّيْفِ

Telah bercerita kepada kami {Abu ‘Ashim} telah bercerita kepada kami {Abu ‘Aun} dari {Nafi’} dari {Ibnu ‘Umar} bahwa ‘Umar ra.ma mendapatkan harta di Khaibar lalu dia menemui Nabi saw. dan mengabarkannya. Maka Beliau berkata: “Jika kamu mau, kamu shadaqahkan (hasil) nya”. Maka ‘Umar menshadaqahkannya untuk para fakir dan miskin, kerabat dan untuk menjamu tamu.

Sahih Bukhari | Hadits No. : 2567

Bab : Mewakafkan Tanah Untuk Masjid

حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ قَالَ سَمِعْتُ أَبِي حَدَّثَنَا أَبُو التَّيَّاحِ قَالَ حَدَّثَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُلَمَّا قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ أَمَرَ بِبِنَاءِ الْمَسْجِدِ وَقَالَ يَا بَنِي النَّجَّارِ ثَامِنُونِي بِحَائِطِكُمْ هَذَا قَالُوا لَا وَاللَّهِ لَا نَطْلُبُ ثَمَنَهُ إِلَّا إِلَى اللَّهِ

Telah bercerita kepada kami {Ishaq} telah bercerita kepada kami {‘Abdush Shomad} berkata aku mendengar {bapakku} telah bercerita kepada kami {Abu at-Tayyah} berkata telah bercerita kepadaku {Anas bin Malik ra.}; Ketika Nabi saw. tiba di Madinah, Beliau memerintahkan untuk membangun masjid (Nabawiy) lalu berkata: “Wahai Bani an-Najjar, tentukanlah harganya (juallah) kepadaku kebun-kebun kalian ini”. Mereka berkata: “Demi Allah, kami tidak membutuhkan uangnya akan tetapi kami berikan untuk Allah”.

Sahih Bukhari | Hadits No. : 2568

Bab : Mewakafkan Hewan Tunggangan, Kuda, Barang dangangan dan Harta Benda

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي نَافِعٌ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَاأَنَّ عُمَرَ حَمَلَ عَلَى فَرَسٍ لَهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَعْطَاهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِيَحْمِلَ عَلَيْهَا رَجُلًا فَأُخْبِرَ عُمَرُ أَنَّهُ قَدْ وَقَفَهَا يَبِيعُهَا فَسَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَبْتَاعَهَا فَقَالَ لَا تَبْتَعْهَا وَلَا تَرْجِعَنَّ فِي صَدَقَتِكَ

Telah bercerita kepada kami {Musaddad} telah bercerita kepada kami {Yahya} telah bercerita kepada kami {‘Ubaidullah} berkata telah bercerita kepadaku {Nafi’} dari {Ibnu ‘Umar ra.ma} bahwa ‘Umar membawa kudanya yang biasa dipergunakan berperang di jalan Allah yang diberikan oleh Rasulullah saw. untuk diberikannya kepada seseorang. Kemudian dikabarkan kepada ‘Umar bahwa kuda yang dishadaqahkannya itu telah dijual. Maka dia bertanya kepada Rasulullah saw. untuk membelinya kembali. Maka Beliau bersabda: “Jangan kamu beli dan jangan kamu mengambil kembali shadaqahmu”.

Sahih Bukhari | Hadits No. : 2569

Bab : Nafkah Orang yang Mengurus Wakaf

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَقْتَسِمُ وَرَثَتِي دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا مَا تَرَكْتُ بَعْدَ نَفَقَةِ نِسَائِي وَمَئُونَةِ عَامِلِي فَهُوَ صَدَقَةٌ

Telah bercerita kepada kami {‘Abdullah bin Yusuf} telah mengabarkan kepada kami {Malik} dari {Abu Az Zanad} dari {Al A’raj} dari {Abu Hurairah ra.} bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Warisanku tidaklah dibagi-bagi baik berupa dinar maupun dirham. Apa yang aku tinggalkan selain berupa nafkah buat istri-istriku dan para pekerjaku, semuanya adalah sebagai shadaqah”.

Sahih Bukhari | Hadits No. : 2570

Bab : Nafkah Orang yang Mengurus Wakaf

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَاأَنَّ عُمَرَ اشْتَرَطَ فِي وَقْفِهِ أَنْ يَأْكُلَ مَنْ وَلِيَهُ وَيُؤْكِلَ صَدِيقَهُ غَيْرَ مُتَمَوِّلٍ مَالًا

Telah bercerita kepada kami {Qutaibah bin Sa’id} telah bercerita kepada kami {Hammad} dari {Ayyub} dari {Nafi’} dari {Ibnu ‘Umar ra.ma} bahwa ‘Umar memberi persyaratan pada harta yang diwaqafkannya yaitu pengurusnya boleh memakannya, boleh juga memberi makan temannya dan tidak untuk menimbun harta”.

Sahih Bukhari | Hadits No. : 2571

Bab : Jika Orang yang Memberi Wakaf Berkata “Kami Tidak Meminta Harganya Kecuali Kepada Allah…”

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَارِثِ عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا بَنِي النَّجَّارِ ثَامِنُونِي بِحَائِطِكُمْ قَالُوا لَا نَطْلُبُ ثَمَنَهُ إِلَّا إِلَى اللَّهِ

Telah bercerita kepada kami {Musaddad} telah bercerita kepada kami {‘Abdul Warits} dari {Abu At-Tayyah} dari {Anas bin Malik ra.}; Nabi saw. bersabda: “Wahai Bani An-Najjar, tentukanlah harganya (juallah) kepadaku kebun-kebun kalian ini”. Mereka berkata: “Kami tidak membutuhkan uangnya akan tetapi kami berikan untuk Allah”.

Sahih Bukhari | Hadits No. : 2572

Bab : Firman Allah “Hai Orang-Orang yang Beriman, Jika Kamu Menghadapi Kematian…”

و قَالَ لِي عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ آدَمَ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي زَائِدَةَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي الْقَاسِمِ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَخَرَجَ رَجُلٌ مِنْ بَنِي سَهْمٍ مَعَ تَمِيمٍ الدَّارِيِّ وَعَدِيِّ بْنِ بَدَّاءٍ فَمَاتَ السَّهْمِيُّ بِأَرْضٍ لَيْسَ بِهَا مُسْلِمٌ فَلَمَّا قَدِمَا بِتَرِكَتِهِ فَقَدُوا جَامًا مِنْ فِضَّةٍ مُخَوَّصًا مِنْ ذَهَبٍ فَأَحْلَفَهُمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ وُجِدَ الْجَامُ بِمَكَّةَ فَقَالُوا ابْتَعْنَاهُ مِنْ تَمِيمٍ وَعَدِيٍّ فَقَامَ رَجُلَانِ مِنْ أَوْلِيَائِهِ فَحَلَفَا{ لَشَهَادَتُنَا أَحَقُّ مِنْ شَهَادَتِهِمَا }وَإِنَّ الْجَامَ لِصَاحِبِهِمْ قَالَ وَفِيهِمْ نَزَلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا شَهَادَةُ بَيْنِكُمْ إِذَا حَضَرَ أَحَدَكُمْ الْمَوْتُ }

Dan berkata kepadaku {‘Ali bin ‘Abdullah} telah bercerita kepada kami {Yahya bin Adam} telah bercerita kepada kami {Ibnu Abi Za’idah} dari {Muhammad bin Abi Al Qosim} dari {‘Abdul Malik bin Sa’id bin Jubair} dari {bapaknya} dari {Ibnu ‘Abbas ra.ma} berkata; Ada seorang dari Bani Sahmi pergi keluar bersama Tamim ad-Dariy dan ‘Addi bin Badda’. Kemudian lelaki suku Bani Sahmi itu meninggal dunia di daerah yang penduduknya tidak ada seorang Muslim pun. Ketika keduanya tiba kembali dengan membawa harta peninggalannya, keluarganya merasa kehilangan bejana perak yang bergaris emas, lalu Rasulullah saw. menyumpah keduanya. Pada kemudian hari bejana itu ditemukan di Makkah. Mereka berkata: “Kami telah membelinya dari Tamim dan Adi”. Lalu berdirilah dua orang dari wali Bani Sahmi dan bersumpah: “Persaksian kami lebih benar dari pada persaksian mereka berdua, dan bejana itu adalah milik sahabat mereka”. Ia (Ibnu ‘Abbas) berkata: “Dan tentang mereka itulah ayat QS. Al-Ma’idah:106 turun, yang artinya: (“Wahai orang-orang beriman bersaksilah kalian ketika salah seorang dari kalian meninggal”).