Telah menceritakan kepada kami {Ali bin Abdullah} telah menceritakan kepada kami {Sufyan} dari {Hisyam} dari {ayahnya} dari {Abdullah bin Zam’ah} dia berkata; Nabi saw. melarang seseorang menertawakan sesuatu yang keluar dari orang lain (maknanya mengejek orang lain).” Beliau juga bersabda: “Kenapa salah seorang dari kalian memukul isterinya sebagaimana memukul kudanya atau budaknya, semoga saja ia dapat memeluk isterinya.” {Ats Tsauri}, {Wuhaib} dan {Abu Mu’awiyah} mengatakan dari {Hisyam} yaitu; “Sebagaimana mencambuk budak.”
Sahih Bukhari | Hadits No. : 5583
Bab : Firman Allah”Wahai Orang yang Beriman, Jangan Suatu Kaum Memperolok-Olok Kaum Lain”
Telah menceritakan kepadaku {Muhammad bin Al Mutsanna} telah menceritakan kepada kami {Yazid bin Harun} telah mengabarkan kepada kami {‘Ashim bin Muhammad bin Zaid} dari {Ayahnya} dari {Ibnu Umar} ra.ma dia berkata; Nabi saw. bersabda ketika di Mina: “Apakah kalian tahu hari apakah ini?” orang-orang menjawab; “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya hari ini adalah hari haram (yang dimuliakan), apakah kalian tahu negeri apakah ini?” orang-orang menjawab; “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau menjawab: “Ini adalah negeri haram, apakah kalian tahu bulan apakah sekarang?”orang-orang menjawab; “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Beliau bersabda: “Ini adalah bulan haram.” Beliau melanjutkan: “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan atas kalian darah kalian, harta benda kalian dan kehormatan kalian sebagaimana kehormatan pada hari kalian ini, bulan ini dan di negeri kalian ini.”
Telah menceritakan kepada kami {Sulaiman bin Harb} telah menceritakan kepada kami {Syu’bah} dari {Manshur} dia berkata; saya mendengar {Abu Wa`il} bercerita dari {Abdullah} dia berkata; Rasulullah saw. bersabda: “Mencela orang muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran.” Hal ini diperkuat juga oleh riwayat {Ghundar} dari {Syu’bah}.”
Telah menceritakan kepada kami {Abu Ma’mar} telah menceritakan kepada kami {Abdul Warits} dari {Al Husain} dari {Abdullah bin Buraidah} telah menceritakan kepadaku {Yahya bin Ya’mar} bahwa {Abu Aswad Ad Diili} menceritakan kepadanya dari {Abu Dzar} ra. bahwa dia mendengar Nabi saw. bersabda: “Tidaklah seseorang melempar tuduhan kepada orang lain dengan kefasikan, dan tidak pula menuduh dengan kekufuran melainkan (tuduhan itu) akan kembali kepadanya, jika saudaranya tidak seperti itu.”
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Sinan} telah menceritakan kepada kami {Fulaih bin Sulaiman} telah menceritakan kepada kami {Hilal bin Ali} dari {Anas} dia berkata; “Rasulullah saw. tidak pernah berkata keji, melaknat dan mencela, apabila beliau hendak mencela, maka beliau akan berkata: “Mengapa dahinya berdebu (dengan bahasa sindiran).”
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Basyar} telah menceritakan kepada kami {Utsman bin Umar} telah menceritakan kepada kami {Ali bin Mubarrak} dari {Yahya bin Abu Katsir} dari {Abu Qilabah} bahwa {Tsabit bin Adh dhahak} -dan dia termasuk dari Ashabus Syajarah (ikut serta dalam baiatur ridhwan) – dia menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa bersumpah dengan agama selain Islam, maka dia bagaikan apa yang dia katakan, anak Adam tidak boleh bernadzar dengan sesuatu yang tidak dia miliki, barangsiapa bunuh diri dengan sesuatu di dunia, maka dia akan disiksa di akhirat dengan sesuatu yang digunakan untuk bunuh diri, barangsiapa melaknat orang mukmin maka ia seperti membunuhnya, barangsiapa menuduh seorang muslim dengan kekafiran maka ia seperti membunuhnya.”
Telah menceritakan kepada kami {Umar bin Hafsh} telah menceritakan kepada kami {Ayahku} telah menceritakan kepada kami {Al A’masy} dia berkata; telah menceritakan kepadaku {‘Adi bin Tsabit} dia berkata; saya mendengar {Sulaiman bin Shurd} -seorang dari sahabat nabi saw.- dia berkata; “Dua orang laki-laki saling mencaci maki di sisi Nabi saw. Ternyata salah seorang di antara keduanya sangat marah hingga mukanya berubah menjadi merah. Lalu Rasulullah bersabda: ‘Sungguh aku mengetahui satu kalimat yang seandainya diucapkan, maka marahnya akan hilang.” Lalu orang yang mendengar ucapan beliau beranjak pergi dan mengabarkan kepadanya sabda Nabi saw., katanya; “Berlindunglah kepada Allah dari Syetan.” laki-laki yang marah tersebut berkata; ‘Apakah kamu menganggap saya ada masalah, sudah gilakah saya, pergilah?”
Telah menceritakan kepada kami {Musaddad} telah menceritakan kepada kami {Bisyr bin Al Mufadhal} dari {Humaid} dia berkata; {Anas} berkata; telah menceritakan kepadaku {‘Ubadah bin Ash Shamit} dia berkata; Rasulullah saw. keluar untuk mengabarkan lailatul qadar kepada orang-orang, kemudian terdapat dua orang dari kalangan muslimin yang saling berselisih. Lantas Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya aku keluar hendak mengabarkan lailatul qadar kepada kalian, namun aku mendapati perselisihan antara Fulan dan Fulan sehingga laitatul qadar diangkat kembali, bisa jadi hal itu adalah lebih baik buat kalian, maka carilah lailatul qadar pada hari kesembilan, ketujuh, dan kelima (sebelum Akhir).”
Telah menceritakan kepadaku {‘Umar bin Hafsh} telah menceritakan kepada kami {Ayahku} telah menceritakan kepada kami {Al A’masy} dari {Ma’rur yaitu Ibnu Suwaid} dari {Abu Dzar}, (Ma’rur) berkata; “Saya pernah melihat Abu Dzar memakai pakaian serupa dengan sahayanya. Maka saya berkata kepadanya; “Sekiranya kamu mengambil kain tersebut untuk kamu kenakan kemudian kamu memberi kain lagi untuk sahayamu (itu akan lebih baik), Lalu Abu Dzar berkata; “Bahwa dahulu aku dengan seorang laki-laki terjadi percekcokan, sementara ibu laki-laki itu adalah orang ‘ajm (non Arab) lalu aku pun menghinakannya. Kemudian laki-laki itu mengadu kepada Nabi saw., maka beliau bersabda kepadaku: “Apakah kamu habis menjelekkan fulan?” jawabku; “Benar.” Beliau bertanya lagi; “Apakah kamu juga menghinakan ibunya?” jawabku; “Benar.” Beliau bersabda: “Sungguh dalam dirimu masih terdapat sifat jahiliyah, ” aku pun berkata; “Apakah saya masih memiliki sifat jahiliyahan padahal aku sudah tua?” beliau menjawab: “Ya, benar, mereka adalah saudaramu dan paman-pamanmu yang dititipkan Allah dibawah pengurusanmu, barangsiapa memiliki saudara yang masih dalam pengurusanya, hendaklah dia diberi makan sebagaimana yang dia makan, diberi pakaian sebagaimana ia mengenakan pakaian. Dan janganlah kamu bebaninya diluar batas kemampuannya, dan jika kamu membebaninya, maka bantulah dia dalam menyelesaikan tugasnya.”
Sahih Bukhari | Hadits No. : 5591
Bab : Ucapan yang Dibolehkan Tentang ‘Dia Pendek, Dia Jangkung”
Telah menceritakan kepada kami {Hafsh bin Umar} telah menceritakan kepada kami {Yazid bin Ibrahim} telah menceritakan kepada kami {Muhammad} dari {Abu Hurairah} “Nabi saw. mengimami kami pada waktu shalat zhuhur hanya dua raka’at kemudian salam, lalu beliau mendekat ke sebatang kayu yang tersandar di masjid sambil meletakkan tangan beliau di atas batang kayu tersebut. Pada waktu itu di antara mereka terdapat Abu Bakar dan Umar, keduanya merasa segan untuk menegur Rasulullah saw., dan orang-orang segera keluar masjid sambil berkata; “Apakah shalat di Qashar (ringkas)?” Di antara mereka juga terdapat seorang laki-laki yang biasa dipanggil oleh Nabi saw. dengan sebutan Dzul yadain, ia berkata; “Wahai Nabiyullah, apakah engkau telah lupa atau memang shalatnya diqashar (diringkas)?” Beliau menjawab: “Aku tidak lupa dan shalatnya tidak pula diringkas.” Para sahabat berkata; ‘Bahkan anda telah lupa wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “kalau begitu benar apa kata Dzulyadain.” Lalu beliau mengerjakan shalat dua raka’at kemudian salam, kemudian beliau bertakbir dan sujud sebagaimana sujudnya (waktu shalat), atau bahkan lebih lama lagi, kemudian mengangkat kepalanya dan bertakbir, kemudian beliau meletakkan (kepalanya) sebagaimana beliau sujud bahkan lebih lama lagi kemudian beliau mengangkat kepalanya dan bertakbir.”