Telah menceritakan kepada kami {Abdullah bin Yusuf} telah mengabarkan kepada kami {Malik} dari {Ibnu Syihab} dari {Anas bin Malik} bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Janganlah kalian saling membenci, janganlah saling mendengki dan janganlah kalian saling membelakangi dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara, dan tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga malam.”
Telah menceritakan kepada kami {Abdullah bin Yusuf} telah mengabarkan kepada kami {Malik} dari {Ibnu Syihab} dari {‘Atha` bin Yazid Al Laitsi} dari {Abu Ayyub Al Anshari} bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga malam, (jika bertemu) yang ini berpaling dan yang ini juga berpaling, dan sebaik-baik dari keduanya adalah yang memulai mengucapkan salam.”
Sahih Bukhari | Hadits No. : 5614
Bab : Boleh Menjauhi Seseorang yang Suka Membangkang
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad} telah mengabarkan kepada kami {Abdah} dari {Hisyam bin ‘Urwah} dari {ayahnya} dari {Aisyah} ra. dia berkata; Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya aku mengetahui bila kamu ridha dan ketika kamu sedang marah.” Aisyah berkata; “Bagaimana Anda bisa mengetahui hal itu wahai Rasulullah?” beliau bersabda: “Sesungguhnya jika kamu sedang ridha maka kamu akan mengatakan; “Tentu, demi Rabb Muhammad, ” sementara bila kamu sedang marah, maka kamu akan mengatakan; “Tidak, demi Rabb Ibrahim.” Aisyah berkata; lalu kataku; “Benar, aku tidak merasa jengkel kecuali dengan namamu.”
Sahih Bukhari | Hadits No. : 5615
Bab : Mengunjungi Kawan, Setiap Hari, Pagi-Petang?
Telah menceritakan kepada kami {Ibrahim bin Musa} telah mengabarkan kepada kami {Hisyam} dari {Ma’mar}. {Al Laits} mengatakan; telah menceritakan kepadaku {‘Uqail}, {Ibnu Syihab} berkata; telah mengabarkan kepadaku {‘Urwah bin Zubair} bahwa {Aisyah isteri Nabi saw.} berkata; “Saya tidak menyadari bahwa kedua orang tuaku telah memeluk suatu agama, tidak ada hari yang kami lalui kecuali Rasulullah saw. pasti berkunjung ke rumah kami pada pagi maupun sore hari. Dan ketika kami tengah duduk-duduk di rumah Abu Bakr pada siang hari, tiba-tiba ada seseorang berkata; “Ini Rasulullah saw., datang di waktu yang belum pernah datang kepada kami pada saat seperti ini.” Abu Bakr berkata; “Tidaklah beliau datang pada saat seperti ini kecuali ada perkara (yang sangat penting), beliau lalu bersabda: “Sesungguhnya aku telah di izinkan untuk keluar (berhijrah).”
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Salam} telah mengabarkan kepada kami {Abdul Wahhab} dari {Khalid Al Khaddza`} dari {Anas bin Sirin} dari {Anas bin Malik} ra. bahwa Rasulullah saw. pernah mengunjungi rumah milik orang Anshar, lalu beliau makan bersama mereka, ketika beliau hendak keluar, beliau diminta supaya tetap tinggal di rumah tersebut, lalu beliau memercikkan air di atas tikar setelah itu beliau shalat dan mengajak mereka shalat (berjama’ah).”
Telah menceritakan kepada kami {Abdullah bin Muhammad} telah menceritakan kepada kami {Abdush Shamad} dia berkata; telah menceritakan kepadaku {Ayahku} dia berkata; telah menceritakan kepadaku {Yahya bin Abu Ishaq} dia berkata; {Salim bin Abdullah} berkata kepadaku; “Apakah istabraq itu?” aku menjawab; “yaitu kain sutera yang agak tebal dan kasar.” Salim berkata; saya mendengar {Abdullah} berkata; “Umar pernah melihat seorang laki-laki mengenakan baju sutera dari istabraq (sutera tebal), lalu dia datang kepada Nabi saw. dan berkata; “Wahai Rasulullah, Alangkah bagusnya jika Anda membelinya untuk Anda pakai saat menerima para utusan yang datang kepada Anda.” Maka beliau menjawab: ‘Yang memakai sutera ini hanyalah orang yang tidak mendapat bagian di akhirat. Tidak berapa lama dari peristiwa itu, Nabi saw. mengutus seseorang untuk memberi kain sutera tersebut kepada Umar, lalu Umar mendatangi Nabi saw. dengan membawa kain tersebut sambil berkata; “”Ya Rasulullah! Bagaimana anda mengutus seseorang untuk memberiku kain sutera ini, padahal Anda telah berkata kepadaku tentang baju ini?” beliau menjawab: ‘Aku tidak mengirimkannya kepadamu kecuali supaya kamu mendapatkan hasil (menjualnya).” Sedangkan Ibnu Umar sangat membenci corak yang terdapat dalam baju karena hadits ini.”
Telah menceritakan kepada kami {Musaddad} telah menceritakan kepada kami {Yahya} dari {Humaid} dari {Anas} dia berkata; Abdurrahman datang kepada kami, lalu Nabi saw. mempersaudarakan antara dia dengan Sa’d bin Ar Rabi’. Lalu Nabi saw. bersabda: “Adakanlah walimah walau dengan seekor domba.”
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Shabbah} telah menceritakan kepada kami {Isma’il bin Zakariya`} telah menceritakan kepada kami {‘Ashim} dia berkata; saya bertanya kepada {Anas bin Malik}; “Apakah telah sampai kepadamu bahwa Nabi saw. bersabda: “Tidak ada perjanjian menjalin persahabatan dalam Islam?” Anas menjawab; “Sungguh Nabi saw. pernah menjalin persahabatan antara orang Quraisy dan orang-orang Anshar di rumahku.”
Telah menceritakan kepada kami {Hibban bin Musa} telah mengabarkan kepada kami {Abdullah} telah mengabarkan kepada kami {Ma’mar} dari {Az Zuhri} dari {‘Urwah} dari {Aisyah} ra. bahwa Rifa’ah Al Qaradhi telah menceraikan isterinya setelah perceraiannya berlalu, Abdurrahman bin Zubair menikahi isterinya Rifa’ah. Lalu isterinya Rifa’ah datang kepada Nabi saw., Aisyah melanjutkan; “Wahai Rasulullah! Sesungguhnya wanita tersebut adalah isterinya Rifa’ah, Rifa’ah menceraikannya hingga jatuh talak tiga. Setelah itu, isterinya Rifa’ah menikah dengan Abdurrahman bin Az Zubair. Dan dia, demi Allah wahai Raulullah, tidaklah bersamanya melainkan seperti ujung kain yang ini.” -sambil mengambil ujung jilbabnya- Urwah melanjutkan; “waktu itu Abu Bakar duduk di sisi Nabi saw. sementara Khalid bin Sa’id duduk di depan pintu kamar, supaya ia diizinkan masuk, segera ia memanggil Abu Bakar dan berkata; “Wahai Abu Bakar, apakah kamu tidak menghardik apa yang telah ia katakan dengan lancang di sisi Rasulullah saw.?” Rasulullah saw. tersenyum seraya bersabda: “Sepertinya engkau hendak kembali kepada Rifa’ah. Tidak, hingga engkau merasakan madunya Abdurrahman bin Az Zubair dan dia merasakan madumu.”
Telah menceritakan kepada kami {Isma’il} telah menceritakan kepada kami {Ibrahim} dari {Shalih bin Kaisan} dari {Ibnu Syihab} dari {Abdul Hamid bin Abdurrahman bin Zaid bin Al Khatthab} dari {Muhammad bin Sa’d} dari {Ayahnya} dia berkata; “Umar bin Khatthab ra. pernah meminta izin kepada Rasulullah saw., (saat itu) di dekat beliau ada beberapa wanita Quraisy yang sedang berbicara panjang lebar dan bertanya kepada beliau dengan suara yang lantang. Ketika Umar meminta izin kepada beliau, mereka segera berhijab (bersembunyi di balik tabir), lalu Nabi saw. mempersilahkan Umar untuk masuk. Ketika Umar masuk Rasulullah saw. tertawa sehingga Umar berkata; “Demi ayah dan ibuku, apa yang membuat anda tertawa wahai Rasulullah?” Beliau bersabda; “Aku heran dengan mereka yang ada di sisiku, ketika mendengar suaramu mereka segera berhijab.” Umar berkata; “Anda adalah orang yang lebih patut untuk disegani wahai Rasulullah!. Kemudian Umar menghadapkan ke arah wanita tersebut dan berkata; “Wahai para wanita yang menjadi musuh bagi hawa nafsunya sendiri, apakah kalian segan denganku sementara kalian tidak segan kepada Rasulullah saw.?” Kami pun menjawab; “Karena kamu adalah orang yang lebih keras dan lebih kaku dari Rasulullah saw.” Rasulullah saw. bersabda: “Biarlah wahai Ibnul Khatthab, demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, selamanya syetan tidak akan bertemu denganmu di satu jalan yang kamu lewati melainkan syetan akan melewati jalan selain jalanmu.”