Kitab 7 : Jenazah #130 Hadist

×

Sunan Ibnu Madjah | Hadits No. : 1598

Bab : Orang yang Terkena Musibah Dengan Keguguran

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ هَاشِمِ بْنِ مَرْزُوقٍ حَدَّثَنَا عَبِيدَةُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ مُسْلِمٍ الْحَضْرَمِيِّ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنَّ السِّقْطَ لَيَجُرُّ أُمَّهُ بِسَرَرِهِ إِلَى الْجَنَّةِ إِذَا احْتَسَبَتْهُ

Telah menceritakan kepada kami {Ali bin Hasyim Marzuq} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abidah bin Humaid} berkata, telah menceritakan kepada kami {Yahya bin Ubaidullah} dari {Ubaidullah bin Muslim Al Hadlrami} dari {Mu’adz bin Jabal} dari Nabi saw., beliau bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sungguh anak yang meninggal dalam kandungan ibunya akan menarik ibunya dengan talinya pusar ke surga jika ia sabar. ”

Sunan Ibnu Madjah | Hadits No. : 1599

Bab : Makanan yang Dikirimkan Untuk Keluarga Mayit

حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ خَالِدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ جَعْفَرٍ قَالَلَمَّا جَاءَ نَعْيُ جَعْفَرٍ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اصْنَعُوا لِآلِ جَعْفَرٍ طَعَامًا فَقَدْ أَتَاهُمْ مَا يَشْغَلُهُمْ أَوْ أَمْرٌ يَشْغَلُهُمْ

Telah menceritakan kepada kami {Hisyam bin Ammar} dan {Muhammad bin Ash Shabbah} keduanya berkata: telah menceritakan kepada kami {Sufyan bin Uyainah} dari {Ja’far bin Khalid} dari {Bapaknya} dari {Abdullah bin bin Ja’far} ia berkata, “Ketika datang berita kematian Ja’far, Rasulullah saw. bersabda: “Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja’far, sungguh yang menyibukkan telah datang kepada mereka, atau perkara yang menyibukkan mereka. ”

Sunan Ibnu Madjah | Hadits No. : 1600

Bab : Makanan yang Dikirimkan Untuk Keluarga Mayit

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ خَلَفٍ أَبُو سَلَمَةَ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَقَ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي بَكْرٍ عَنْ أُمِّ عِيسَى الْجَزَّارِ قَالَتْ حَدَّثَتْنِي أُمُّ عَوْنٍ ابْنَةُ مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ عَنْ جَدَّتِهَا أَسْمَاءَ بِنْتِ عُمَيْسٍ قَالَتْلَمَّا أُصِيبَ جَعْفَرٌ رَجَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى أَهْلِهِ فَقَالَ إِنَّ آلَ جَعْفَرٍ قَدْ شُغِلُوا بِشَأْنِ مَيِّتِهِمْ فَاصْنَعُوا لَهُمْ طَعَامًاقَالَ عَبْدُ اللَّهِ فَمَا زَالَتْ سُنَّةً حَتَّى كَانَ حَدِيثًا فَتُرِكَ

Telah menceritakan kepada kami {Yahya bin Khalaf Abu Usamah} berkata; telah menceritakan kepada kami {Abdul A’la} dari {Muhammad bin Ishaq} berkata, telah menceritakan kepadaku {Abdullah bin Abu Bakr} dari {Ummu Isa Al Jazzar} ia berkata; telah menceritakan kepadaku {Ummu ‘Aun binti Muhammad bin Ja’far} dari neneknya {Asma binti Umais} ia berkata, “Tatkala Ja’far gugur, Rasulullah saw. pulang menemui keluarganya, beliau bersabda: “Keluarga Ja’far telah disibukkan dengan urusan mayitnya, untuk itu buatkanlah makanan untuk mereka. ” Abdullah berkata, “Hal ini masih menjadi sunnah hingga akhirnya ditinggalkan. ”

Sunan Ibnu Madjah | Hadits No. : 1601

Bab : Larangan Berkumpul-Kumpul dan Membuat Makanan Di Tempat Mayit

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى قَالَ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ مَنْصُورٍ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ ح و حَدَّثَنَا شُجَاعُ بْنُ مَخْلَدٍ أَبُو الْفَضْلِ قَالَ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ عَنْ إِسْمَعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْبَجَلِيِّ قَالَكُنَّا نَرَى الِاجْتِمَاعَ إِلَى أَهْلِ الْمَيِّتِ وَصَنْعَةَ الطَّعَامِ مِنْ النِّيَاحَةِ

Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Yahya} ia berkata; telah menceritakan kepada kami {Sa’id bin Manshur} berkata, telah menceritakan kepada kami {Husyaim}. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami {Syuja’ bin Makhlad Abul Fadll} ia berkata; telah menceritakan kepada kami {Husyaim} dari {Isma’il bin Abu Khalid} dari {Qais bin Abu Hazim} dari {Jarir bin Abdullah Al Bajali} ia berkata, “Kami berpandangan bahwa berkumpul-kumpul di keluarga mayit dan membuat makanan adalah bagian dari Niyahah (ratapan). ”

Sunan Ibnu Madjah | Hadits No. : 1602

Bab : Orang yang Mati Dalam Keterasingan

حَدَّثَنَا جَمِيلُ بْنُ الْحَسَنِ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو الْمُنْذِرِ الْهُذَيْلُ بْنُ الْحَكَمِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ أَبِي رَوَّادٍ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَوْتُ غُرْبَةٍ شَهَادَةٌ

Telah menceritakan kepada kami {Jamil bin Al Hasan} ia berkata; telah menceritakan kepada kami {Abul Mundzir Al Hudzail bin Al Hakam} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abdul Aziz bin Abu Rawwad} dari {Ikrimah} dari {Ibnu Abbas} ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda: “Matinya seorang yang terasing adalah syahadah (syahid). ”

Sunan Ibnu Madjah | Hadits No. : 1603

Bab : Orang yang Mati Dalam Keterasingan

حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ حَدَّثَنِي حُيَيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْمَعَافِرِيُّ عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحُبُلِيِّ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَتُوُفِّيَ رَجُلٌ بِالْمَدِينَةِ مِمَّنْ وُلِدَ بِالْمَدِينَةِ فَصَلَّى عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا لَيْتَهُ مَاتَ فِي غَيْرِ مَوْلِدِهِ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ النَّاسِ وَلِمَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا مَاتَ فِي غَيْرِ مَوْلِدِهِ قِيسَ لَهُ مِنْ مَوْلِدِهِ إِلَى مُنْقَطَعِ أَثَرِهِ فِي الْجَنَّةِ

Telah menceritakan kepada kami {Harmalah bin Yahya} ia berkata; telah menceritakan kepada kami {Abdullah bin Wahb} berkata, telah menceritakan kepadaku {Huyay bin Abdullah Al Ma’afiri} dari {Abu ‘Abdurrahman Al Hubuli} dari {Abdullah bin Amru} ia berkata, “Seorang laki-laki yang terlahir di Madinah meninggal di Madinah, lalu Nabi saw. menshalatkannya. Kemudian beliau bersabda: “Andai saja ia meninggal bukan di tempat kelahirannya. ” Salah seorang sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, memang kenapa?” beliau menjawab: “Jika seseorang meninggal bukan di tempat kelahirannya, maka akan diukur dari tempat kelahirannya hingga ujung bekasnya di surga. ”

Sunan Ibnu Madjah | Hadits No. : 1604

Bab : Orang yang Mati Karena Sakit

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُوسُفَ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ قَالَ أَنْبَأَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ ح و حَدَّثَنَا أَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ أَبِي السَّفَرِ قَالَ حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَ قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي عَطَاءٍ عَنْ مُوسَى بْنِ وَرْدَانَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ مَاتَ مَرِيضًا مَاتَ شَهِيدًا وَوُقِيَ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَغُدِيَ وَرِيحَ عَلَيْهِ بِرِزْقِهِ مِنْ الْجَنَّةِ

Telah menceritakan kepada kami {Ahmad bin Yusuf} ia berkata; telah menceritakan kepada kami {Abdurrazaq} ia berkata; telah memberitakan kepada kami {Ibnu Juraij}. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami {Abu Ubaidah bin Abu Safar} ia berkata; telah menceritakan kepada kami {Hajjaj bin Muhammad} ia berkata; {Ibnu Juraij} berkata; telah mengabarkan kepadaku {Ibrahim bin Muhammad bin Abu ‘Atho`} dari {Musa bin Wardan} dari {Abu Hurairah} ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa mati dalam kondisi sakit, maka ia mati syahid, dilindungi dari siksa kubur dan akan diperlihatkan rizkinya di surga pada pagi dan petang. ”

Sunan Ibnu Madjah | Hadits No. : 1605

Bab : Larangan Memecahkan Tulang Mayit

حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ مُحَمَّدٍ الدَّرَاوَرْدِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا سَعْدُ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ عَمْرَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَسْرُ عَظْمِ الْمَيِّتِ كَكَسْرِهِ حَيًّا

Telah menceritakan kepada kami {Hisyam bin Ammar} berkata; telah menceritakan kepada kami {Abdul Aziz bin Muhammad Ad Dawardi} berkata; telah menceritakan kepada kami {Sa’d bin Sa’id} dari {Amrah} dari {‘Aisyah} ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda: “Memecahkan tulang mayit seperti memecahkannya ketika masih hidup. ”

Sunan Ibnu Madjah | Hadits No. : 1606

Bab : Larangan Memecahkan Tulang Mayit

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَعْمَرٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زِيَادٍ أَخْبَرَنِي أَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَمْعَةَ عَنْ أُمِّهِ عَنْ أَمِّ سَلَمَةَعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَسْرُ عَظْمِ الْمَيِّتِ كَكَسْرِ عَظْمِ الْحَيِّ فِي الْإِثْمِ

Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Ma’mar} berkata, telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Bakr} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abdullah bin Ziyad} berkata, telah mengabarkan kepadaku {Abu Ubaidah bin Abdullah bin Zam’ah} dari {Ibunya} dari {Ummu Salamah} dari Nabi saw., beliau bersabda: “Dosa memecahkan tulang mayit sama dengan dosa memecahkan tulang orang hidup. ”

Sunan Ibnu Madjah | Hadits No. : 1607

Bab : Sakitnya Rasulullah saw.

حَدَّثَنَا سَهْلُ بْنُ أَبِي سَهْلٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَسَأَلْتُ عَائِشَةَ فَقُلْتُ أَيْ أُمَّهْ أَخْبِرِينِي عَنْ مَرَضِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ اشْتَكَى فَعَلَقَ يَنْفُثُ فَجَعَلْنَا نُشَبِّهُ نَفْثَهُ بِنَفْثَةِ آكِلِ الزَّبِيبِ وَكَانَ يَدُورُ عَلَى نِسَائِهِ فَلَمَّا ثَقُلَ اسْتَأْذَنَهُنَّ أَنْ يَكُونَ فِي بَيْتِ عَائِشَةَ وَأَنْ يَدُرْنَ عَلَيْهِ قَالَتْ فَدَخَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ بَيْنَ رَجُلَيْنِ وَرِجْلَاهُ تَخُطَّانِ بِالْأَرْضِ أَحَدُهُمَا الْعَبَّاسُفَحَدَّثْتُ بِهِ ابْنَ عَبَّاسٍ فَقَالَ أَتَدْرِي مَنْ الرَّجُلُ الَّذِي لَمْ تُسَمِّهِ عَائِشَةُ هُوَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ

Telah menceritakan kepada kami {Sahl bin Abu Sahl} berkata, telah menceritakan kepada kami {Sufyan bin Uyainah} dari {Az Zuhri} dari {Ubaidullah bin Abdullah} ia berkata; aku bertanya kepada {‘Aisyah}, aku katakan, “Wahai ibu, kabarkanlah kepadaku bagaimana sakitnya Rasulullah saw.?” ia menjawab, “Beliau keluhkan kepedihan sakitnya, hingga air liur terlihat merembet di mulut beliau. Keluarnya air liur beliau layaknya orang yang makan kismis. Beliau keliling ke rumah-rumah isterinya, ketika sakitnya semakin berat beliau minta izin kepada mereka untuk tinggal di rumah ‘Aisyah, dan mereka ganti yang datang menemui beliau. ” ‘Aisyah melanjutkan, “Beliau masuk menemuiku dengan diapit oleh dua orang laki-laki sementara kedua kakinya berjalan di tanah, salah seorang dari laki-laki itu adalah Al Abbas. ” Lalu aku ceritakan hal itu kepada Ibnu Abbas, lalu ia berkata, “Apakah kamu tahu siapa laki-laki yang tidak disebut oleh ‘Aisyah itu? Ia adalah Ali bin Abu Thalib. ”