Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Sinan} telah menceritakan kepada kami {Fulaih bin Sulaiman} telah menceritakan kepada kami {Hilal bin Ali} dari {Anas} dia berkata; “Rasulullah saw. tidak pernah berkata keji, melaknat dan mencela, apabila beliau hendak mencela, maka beliau akan berkata: “Mengapa dahinya berdebu (dengan bahasa sindiran).”
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Basyar} telah menceritakan kepada kami {Utsman bin Umar} telah menceritakan kepada kami {Ali bin Mubarrak} dari {Yahya bin Abu Katsir} dari {Abu Qilabah} bahwa {Tsabit bin Adh dhahak} -dan dia termasuk dari Ashabus Syajarah (ikut serta dalam baiatur ridhwan) – dia menceritakan kepadanya bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa bersumpah dengan agama selain Islam, maka dia bagaikan apa yang dia katakan, anak Adam tidak boleh bernadzar dengan sesuatu yang tidak dia miliki, barangsiapa bunuh diri dengan sesuatu di dunia, maka dia akan disiksa di akhirat dengan sesuatu yang digunakan untuk bunuh diri, barangsiapa melaknat orang mukmin maka ia seperti membunuhnya, barangsiapa menuduh seorang muslim dengan kekafiran maka ia seperti membunuhnya.”
Telah menceritakan kepada kami {Umar bin Hafsh} telah menceritakan kepada kami {Ayahku} telah menceritakan kepada kami {Al A’masy} dia berkata; telah menceritakan kepadaku {‘Adi bin Tsabit} dia berkata; saya mendengar {Sulaiman bin Shurd} -seorang dari sahabat nabi saw.- dia berkata; “Dua orang laki-laki saling mencaci maki di sisi Nabi saw. Ternyata salah seorang di antara keduanya sangat marah hingga mukanya berubah menjadi merah. Lalu Rasulullah bersabda: ‘Sungguh aku mengetahui satu kalimat yang seandainya diucapkan, maka marahnya akan hilang.” Lalu orang yang mendengar ucapan beliau beranjak pergi dan mengabarkan kepadanya sabda Nabi saw., katanya; “Berlindunglah kepada Allah dari Syetan.” laki-laki yang marah tersebut berkata; ‘Apakah kamu menganggap saya ada masalah, sudah gilakah saya, pergilah?”
Telah menceritakan kepada kami {Musaddad} telah menceritakan kepada kami {Bisyr bin Al Mufadhal} dari {Humaid} dia berkata; {Anas} berkata; telah menceritakan kepadaku {‘Ubadah bin Ash Shamit} dia berkata; Rasulullah saw. keluar untuk mengabarkan lailatul qadar kepada orang-orang, kemudian terdapat dua orang dari kalangan muslimin yang saling berselisih. Lantas Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya aku keluar hendak mengabarkan lailatul qadar kepada kalian, namun aku mendapati perselisihan antara Fulan dan Fulan sehingga laitatul qadar diangkat kembali, bisa jadi hal itu adalah lebih baik buat kalian, maka carilah lailatul qadar pada hari kesembilan, ketujuh, dan kelima (sebelum Akhir).”
Telah menceritakan kepadaku {‘Umar bin Hafsh} telah menceritakan kepada kami {Ayahku} telah menceritakan kepada kami {Al A’masy} dari {Ma’rur yaitu Ibnu Suwaid} dari {Abu Dzar}, (Ma’rur) berkata; “Saya pernah melihat Abu Dzar memakai pakaian serupa dengan sahayanya. Maka saya berkata kepadanya; “Sekiranya kamu mengambil kain tersebut untuk kamu kenakan kemudian kamu memberi kain lagi untuk sahayamu (itu akan lebih baik), Lalu Abu Dzar berkata; “Bahwa dahulu aku dengan seorang laki-laki terjadi percekcokan, sementara ibu laki-laki itu adalah orang ‘ajm (non Arab) lalu aku pun menghinakannya. Kemudian laki-laki itu mengadu kepada Nabi saw., maka beliau bersabda kepadaku: “Apakah kamu habis menjelekkan fulan?” jawabku; “Benar.” Beliau bertanya lagi; “Apakah kamu juga menghinakan ibunya?” jawabku; “Benar.” Beliau bersabda: “Sungguh dalam dirimu masih terdapat sifat jahiliyah, ” aku pun berkata; “Apakah saya masih memiliki sifat jahiliyahan padahal aku sudah tua?” beliau menjawab: “Ya, benar, mereka adalah saudaramu dan paman-pamanmu yang dititipkan Allah dibawah pengurusanmu, barangsiapa memiliki saudara yang masih dalam pengurusanya, hendaklah dia diberi makan sebagaimana yang dia makan, diberi pakaian sebagaimana ia mengenakan pakaian. Dan janganlah kamu bebaninya diluar batas kemampuannya, dan jika kamu membebaninya, maka bantulah dia dalam menyelesaikan tugasnya.”
Sahih Bukhari | Hadits No. : 5591
Kitab 58 : Adab
Bab : Ucapan yang Dibolehkan Tentang ‘Dia Pendek, Dia Jangkung”
Telah menceritakan kepada kami {Hafsh bin Umar} telah menceritakan kepada kami {Yazid bin Ibrahim} telah menceritakan kepada kami {Muhammad} dari {Abu Hurairah} “Nabi saw. mengimami kami pada waktu shalat zhuhur hanya dua raka’at kemudian salam, lalu beliau mendekat ke sebatang kayu yang tersandar di masjid sambil meletakkan tangan beliau di atas batang kayu tersebut. Pada waktu itu di antara mereka terdapat Abu Bakar dan Umar, keduanya merasa segan untuk menegur Rasulullah saw., dan orang-orang segera keluar masjid sambil berkata; “Apakah shalat di Qashar (ringkas)?” Di antara mereka juga terdapat seorang laki-laki yang biasa dipanggil oleh Nabi saw. dengan sebutan Dzul yadain, ia berkata; “Wahai Nabiyullah, apakah engkau telah lupa atau memang shalatnya diqashar (diringkas)?” Beliau menjawab: “Aku tidak lupa dan shalatnya tidak pula diringkas.” Para sahabat berkata; ‘Bahkan anda telah lupa wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: “kalau begitu benar apa kata Dzulyadain.” Lalu beliau mengerjakan shalat dua raka’at kemudian salam, kemudian beliau bertakbir dan sujud sebagaimana sujudnya (waktu shalat), atau bahkan lebih lama lagi, kemudian mengangkat kepalanya dan bertakbir, kemudian beliau meletakkan (kepalanya) sebagaimana beliau sujud bahkan lebih lama lagi kemudian beliau mengangkat kepalanya dan bertakbir.”
Telah menceritakan kepada kami {Yahya} telah menceritakan kepada kami {Waki’} dari {Al A’masy} dia berkata; saya mendengar {Mujahid} bercerita dari {Thawus} dari {Ibnu Abbas} ra.ma dia berkata; Rasulullah saw. pernah melewati dua kuburan lalu beliau bersabda: “Kedua penghuni kubur ini tengah disiksa dan keduanya disiksa bukan karena dosa besar. Yang satu ini, tidak bersuci dari kencingnya, sedangkan yang ini disiksa karena selalu mengadu domba.” Kemudian beliau meminta sepotong pelepah kurma yang masih basah. Beliau membelahnya menjadi dua dan menancapkannya pada dua kuburan tersebut. Beliau kemudian bersabda: ‘Semoga ini bisa meringankan keduanya selagi belum kering.’
Sahih Bukhari | Hadits No. : 5593
Kitab 58 : Adab
Bab : Sabda Nabi “Sebaik-Baik Rumah, Adalah Rumah Anshar”
Telah menceritakan kepada kami {Qabishah} telah menceritakan kepada kami {Sufyan} dari {Abu Az Zinnad} dari {Abu Salamah} dari {Abu Usaid As Sa’idi} dia berkata; Nabi saw. bersabda: “Sebaik-baik pemukiman orang Anshar adalah pemukiman Bani Najjar.”
Sahih Bukhari | Hadits No. : 5594
Kitab 58 : Adab
Bab : Membicarakan Orang yang Suka Bebruat Rusak dan Onar yang Dibolehkan
Telah menceritakan kepada kami {Shadaqah bin Al Fadh} telah mengabarkan kepada kami {Ibnu ‘Uyainah} saya mendengar {Ibnu Al Munkadir} dia mendengar {‘Urwah bin Az Zubair} bahwa {Aisyah} ra. pernah mengabarkan kepadanya, katanya: “Seorang laki-laki meminta izin kepada nabi saw., beliau lalu bersabda: “Izinkanlah dia masuk, amat buruklah saudara ‘Asyirah (maksudnya kabilah) ini atau amat buruklah Ibnul Asyirah (maksudnya kabilah) ini.” Ketika orang itu duduk, beliau berbicara kepadanya dengan suara yang lembut, lalu aku bertanya; “Wahai Rasulullah, anda berkata seperti ini dan ini, namun setelah itu anda berbicara dengannya dengan suara yang lembut, Maka beliau bersabda: “Wahai ‘A`isyah, sesungguhnya seburuk-buruk kedudukan manusia di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang yang ditinggalkan oleh manusia karena takut akan kekejiannya.”
Telah menceritakan kepada kami {Ibnu Salam} telah mengabarkan kepada kami {‘Abidah bin Humaid Abu Abdurrahman} dari {Manshur} dari {Mujahid} dari {Ibnu Abbas} dia berkata; Nabi saw. pernah keluar dari salah satu kebun yang ada di Madinah, lalu beliau mendengar suara dua orang yang sedang di siksa di kuburnya, setelah itu beliau bersabda: “Tidaklah keduanya di siksa karena dosa besar namun hal itu adalah perkara yang besar, salah satu darinya adalah tidak bersuci dari kencingnya sedangkan yang lain selalu mengadu domba.” Kemudian beliau meminta sepotong pelepah kurma yang masih basah. Beliau membelahnya menjadi dua, sepotong beliau tancapkan di kuburan yang satu dan sepotong di kuburan yang lain. Beliau kemudian bersabda: ‘Semoga ini bisa meringankan siksa keduanya selagi belum kering.’