Sahih Bukhari

×

صحيح البخاري

Shahih Bukhari

Sahih Bukhari | Hadits No. : 6638

Kitab 73 : Hukum-Hukum

Bab : Hakim Menghadiri Undangan

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ سُفْيَانَ حَدَّثَنِي مَنْصُورٌ عَنْ أَبِي وَائِلٍ عَنْ أَبِي مُوسَىعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فُكُّوا الْعَانِيَ وَأَجِيبُوا الدَّاعِيَ

Telah menceritakan kepada kami {Musaddad} telah menceritakan kepada kami {Yahya bin Sa’id} dari {Sufyan} telah menceritakan kepadaku {Manshur} dari {Abu Wa`il} dari {Abu Musa} dari Nabi saw., beliau bersabda: “Bebaskanlah para tawanan, dan penuhilah orang yang mengundang.”

Sahih Bukhari | Hadits No. : 6639

Kitab 73 : Hukum-Hukum

Bab : Hadiah Para Pegawai

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الزُّهْرِيِّ أَنَّهُ سَمِعَ عُرْوَةَ أَخْبَرَنَا أَبُو حُمَيْدٍ السَّاعِدِيُّ قَالَاسْتَعْمَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا مِنْ بَنِي أَسْدٍ يُقَالُ لَهُ ابْنُ الْأُتَبِيَّةِ عَلَى صَدَقَةٍ فَلَمَّا قَدِمَ قَالَ هَذَا لَكُمْ وَهَذَا أُهْدِيَ لِي فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْمِنْبَرِ قَالَ سُفْيَانُ أَيْضًا فَصَعِدَ الْمِنْبَرَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ مَا بَالُ الْعَامِلِ نَبْعَثُهُ فَيَأْتِي يَقُولُ هَذَا لَكَ وَهَذَا لِي فَهَلَّا جَلَسَ فِي بَيْتِ أَبِيهِ وَأُمِّهِ فَيَنْظُرُ أَيُهْدَى لَهُ أَمْ لَا وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يَأْتِي بِشَيْءٍ إِلَّا جَاءَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَحْمِلُهُ عَلَى رَقَبَتِهِ إِنْ كَانَ بَعِيرًا لَهُ رُغَاءٌ أَوْ بَقَرَةً لَهَا خُوَارٌ أَوْ شَاةً تَيْعَرُ ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ حَتَّى رَأَيْنَا عُفْرَتَيْ إِبْطَيْهِ أَلَا هَلْ بَلَّغْتُ ثَلَاثًاقَالَ سُفْيَانُ قَصَّهُ عَلَيْنَا الزُّهْرِيُّ وَزَادَ هِشَامٌ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي حُمَيْدٍ قَالَ سَمِعَ أُذُنَايَ وَأَبْصَرَتْهُ عَيْنِي وَسَلُوا زَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ فَإِنَّهُ سَمِعَهُ مَعِي وَلَمْ يَقُلْ الزُّهْرِيُّ سَمِعَ أُذُنِي{ خُوَارٌ }صَوْتٌ وَالْجُؤَارُ مِنْ{ تَجْأَرُونَ }كَصَوْتِ الْبَقَرَةِ

Telah menceritakan kepada kami {Ali bin Abdullah} telah menceritakan kepada kami {Sufyan} dari {Az Zuhri}, ia mendengar {‘Urwah} telah mengabarkan kepada kami, {Abu Humaid assa’idi} mengtakan, Pernah Nabi saw. mempekerjakan seseorang dari bani Asad yang namanya Ibnul Utbiyah untuk menggalang dana sedekah. Orang itu datang sambil mengatakan; “Ini bagimu, dan ini hadiah bagiku.” Secara spontan Nabi saw. berdiri diatas minbar -sedang Sufyan mengatakan dengan redaksi; ‘naik minbar-, beliau memuja dan memuji Allah kemudian bersabda; “ada apa dengan seorang amil zakat yang kami utus, lalu ia datang dengan mengatakan; ini untukmu dan ini hadiah untukku! Cabalah ia duduk saja di rumah ayahnya atau rumah ibunya, dan cermatilah, apakah ia menerima hadiah ataukah tidak? Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-NYA, tidaklah seorang amil zakat membawa sesuatu dari harta zakat, selain ia memikulnya pada hari kiamat diatas tengkuknya, jikalau unta, maka unta itu mendengus, dan jika sapi, ia melenguh, dan jika kambing, ia mengembik, ” kemudian beliau mengangkat kedua tangannya sehingga kami melihat putih kedua ketiaknya seraya mengatakan: ” ketahuilah, bukankah telah kusampaikan?” (beliau mengulang-ulanginya tiga kali). Sedang {Sufyan} mengatakan; {Az Zuhri} telah mengisahkannya kepada kami, dan {Hisyam} menambahkan dari {ayahnya} dari {Abu Humaid} mengatakan; ‘kedua telingaku mendengar dan mataku melihatnya, ‘ dan mereka menanyakan kepada Zaid bin Tsabit bahwasanya ia mendengarnya bersamaku, sedang Az Zuhri tidak mengatakan; ‘telingaku mendengar lenguh’.

Sahih Bukhari | Hadits No. : 6640

Kitab 73 : Hukum-Hukum

Bab : Mengangkat Budak Sebagai Pejabat dan Pegawai

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِي ابْنُ جُرَيْجٍ أَنَّ نَافِعًا أَخْبَرَهُ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَخْبَرَهُ قَالَكَانَ سَالِمٌ مَوْلَى أَبِي حُذَيْفَةَ يَؤُمُّ الْمُهَاجِرِينَ الْأَوَّلِينَ وَأَصْحَابَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مَسْجِدِ قُبَاءٍ فِيهِمْ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَأَبُو سَلَمَةَ وَزَيْدٌ وَعَامِرُ بْنُ رَبِيعَةَ

Telah menceritakan kepada kami {Ustman bin Shalih} telah menceritakan kepada kami {Abdullah bin Wahb} telah mengabarkan kepadaku {Ibnu Juraij}, bahwasanya {Nafi’} mengabarinya, bahwa {Ibnu Umar} ra.ma mengabarinya, Salim maula Abu hudzaifah pernah mengimami orang-orang muhajirin kalangan pertama dan sahabat Nabi saw. di masjid, padahal ditengah-tengah mereka ada Abu bakar, Umar, Abu Salamah, Zaid, dan Amir bin Rabi’ah.

Sahih Bukhari | Hadits No. : 6641

Kitab 73 : Hukum-Hukum

Bab : Meminta Saran Orang-Orang Bijak

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي أُوَيْسٍ حَدَّثَنِي إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عَمِّهِ مُوسَى بْنِ عُقْبَةَ قَالَ ابْنُ شِهَابٍ حَدَّثَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ مَرْوَانَ بْنَ الْحَكَمِ وَالْمِسْوَرَ بْنَ مَخْرَمَةَ أَخْبَرَاهُأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حِينَ أَذِنَ لَهُمْ الْمُسْلِمُونَ فِي عِتْقِ سَبْيِ هَوَازِنَ إِنِّي لَا أَدْرِي مَنْ أَذِنَ مِنْكُمْ مِمَّنْ لَمْ يَأْذَنْ فَارْجِعُوا حَتَّى يَرْفَعَ إِلَيْنَا عُرَفَاؤُكُمْ أَمْرَكُمْ فَرَجَعَ النَّاسُ فَكَلَّمَهُمْ عُرَفَاؤُهُمْ فَرَجَعُوا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرُوهُ أَنَّ النَّاسَ قَدْ طَيَّبُوا وَأَذِنُوا

Telah menceritakan kepada kami {Ismail bin Abu uwais} telah menceritakan kepadaku {Ismail bin Ibrahim} dari {pamannya, Musa bin ‘Uqbah}, {Ibnu Syihab} mengatakan, telah menceritakan kepadaku {Urwah bin Zubair} bahwasanya {Marwan bin Hakam} dan {Miswar bin mahkramah} keduanya mengabarkan kepadanya, bahwa Rasulullah saw. bersabda ketika sebagian kaum muslimin mengizinkan tawanan Hawazin dibebaskan; “Saya tidak tahu siapa diantara kaian yang mengizinkan dan siapa yang tidak, maka kembalilah kalian hingga orang-orang yang cerdik diantara kalian mengadukan kepadaku.” Lantas para sahabat kembali dan orang-orang cendekia mereka mengajak dialog internal, lantas mereka kembali menemui Rasulullah saw. dan memberitahukan kepada beliau bahwa semua sahabat lega dan mengizinkan.

Sahih Bukhari | Hadits No. : 6642

Kitab 73 : Hukum-Hukum

Bab : Larangan Oportunis (Jika Ketemu Penguasa Memuji-Muji) Jika Telah Pulang Mengatakan Kebalikannya

حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا عَاصِمُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ أُنَاسٌ لِابْنِ عُمَرَإِنَّا نَدْخُلُ عَلَى سُلْطَانِنَا فَنَقُولُ لَهُمْ خِلَافَ مَا نَتَكَلَّمُ إِذَا خَرَجْنَا مِنْ عِنْدِهِمْ قَالَ كُنَّا نَعُدُّهَا نِفَاقًا

Telah menceritakan kepada kami {Abu Nu’aim} telah menceritakan kepada kami {‘Ashim bin Muhammad bin Zaid bin Abdullah bin Umar} dari {ayahnya}, Beberapa orang berkata kepada Ibnu Umar; ‘dahulu jika kami menemui penguasa kami, kami mengatakan sesuatu yang menyelisihi pembicaraan kami ketika kami telah meninggalkannya.’ Maka {Ibnu Umar} berkata; “yang demikian kami anggap suatu kemunafikan.”

Sahih Bukhari | Hadits No. : 6643

Kitab 73 : Hukum-Hukum

Bab : Larangan Oportunis (Jika Ketemu Penguasa Memuji-Muji) Jika Telah Pulang Mengatakan Kebalikannya

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي حَبِيبٍ عَنْ عِرَاكٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُسَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ شَرَّ النَّاسِ ذُو الْوَجْهَيْنِ الَّذِي يَأْتِي هَؤُلَاءِ بِوَجْهٍ وَهَؤُلَاءِ بِوَجْهٍ

Telah menceritakan kepada kami {Qutaibah} telah menceritakan kepada kami {Al Laits} dari {Yazid bin Abu Hubaib} dari {Irak} dari {Abu Hurairah}, ia mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Manusia yang paling buruk adalah yang bermuka dua (OPORTUNIS), yang mendatangi kaum dengan muka tertentu dan mendatangi lainnya dengan muka yang lain.”

Sahih Bukhari | Hadits No. : 6644

Kitab 73 : Hukum-Hukum

Bab : Memutuskan Orang yang Tidak Menghadiri Majlis Sidang

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ عَنْ هِشَامٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَاأَنَّ هِنْدًا قَالَتْ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَبَا سُفْيَانَ رَجُلٌ شَحِيحٌ فَأَحْتَاجُ أَنْ آخُذَ مِنْ مَالِهِ قَالَ خُذِي مَا يَكْفِيكِ وَوَلَدَكِ بِالْمَعْرُوفِ

Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Katsir} Telah mengabarkan kepada kami {Sufyan} dari {Hisyam} dari {ayahnya} dari {Aisyah} ra., Hindun binti Utbah berkata kepada Nabi saw.; “Abu Sufyan itu orangnya sangat pelit, maka aku perlu mengambil hartanya (tanpa sepengetahuannya)!” Nabi menjawab: “ambillah yang mencukupimu dan anak-anakmu dengan cara yang ma’ruf (wajar)!”

Sahih Bukhari | Hadits No. : 6645

Kitab 73 : Hukum-Hukum

Bab : Siapa yang Diputuskan Menang Dengan Mencederai Hak Saudaranya, Jangan Ia Mengambilnya

حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ صَالِحٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ زَيْنَبَ بِنْتَ أَبِي سَلَمَةَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّ أُمَّ سَلَمَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهَاعَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ سَمِعَ خُصُومَةً بِبَابِ حُجْرَتِهِ فَخَرَجَ إِلَيْهِمْ فَقَالَ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ وَإِنَّهُ يَأْتِينِي الْخَصْمُ فَلَعَلَّ بَعْضَكُمْ أَنْ يَكُونَ أَبْلَغَ مِنْ بَعْضٍ فَأَحْسِبُ أَنَّهُ صَادِقٌ فَأَقْضِي لَهُ بِذَلِكَ فَمَنْ قَضَيْتُ لَهُ بِحَقِّ مُسْلِمٍ فَإِنَّمَا هِيَ قِطْعَةٌ مِنْ النَّارِ فَلْيَأْخُذْهَا أَوْ لِيَتْرُكْهَا

Telah menceritakan kepada kami {Abdul Aziz bin Abdullah} telah menceritakan kepada kami {Ibrahim bin Sa’d} dari {Salih} dari {Ibnu Syihab} mengatakan, {Urwah bin Zubair} mengabarkan kepadaku, bahwasanya {Zainab binti Abu Salamah} mengabarkan kepadanya, bahwa {Ummu Salamah isteri Nabi saw.} mengabarinya dari Rasulullah saw.; Beliau mendengar pertengkaran di pintu kamarnya, spontan beliau keluar menemui mereka dan mengatakan; “Saya hanyalah manusia biasa seperti kalian, dan aku mendapatkan pengaduan, siapa tahu diantara kalian lebih pandai bersilat lidah daripada yang lain, sehingga aku menyangka dirinya benar (padahal tidak), lalu aku putuskan untuknya, maka barangsiapa kuputuskan menang dengan melanggar hak saudaranya semuslim, sama artinya aku mengambilkan suluh api baginya, maka silahkan ia ambil atau ia tinggalkan!”

Sahih Bukhari | Hadits No. : 6646

Kitab 73 : Hukum-Hukum

Bab : Siapa yang Diputuskan Menang Dengan Mencederai Hak Saudaranya, Jangan Ia Mengambilnya

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي مَالِكٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا قَالَتْكَانَ عُتْبَةُ بْنُ أَبِي وَقَّاصٍ عَهِدَ إِلَى أَخِيهِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ أَنَّ ابْنَ وَلِيدَةِ زَمْعَةَ مِنِّي فَاقْبِضْهُ إِلَيْكَ فَلَمَّا كَانَ عَامُ الْفَتْحِ أَخَذَهُ سَعْدٌ فَقَالَ ابْنُ أَخِي قَدْ كَانَ عَهِدَ إِلَيَّ فِيهِ فَقَامَ إِلَيْهِ عَبْدُ بْنُ زَمْعَةَ فَقَالَ أَخِي وَابْنُ وَلِيدَةِ أَبِي وُلِدَ عَلَى فِرَاشِهِ فَتَسَاوَقَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ سَعْدٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ ابْنُ أَخِي كَانَ عَهِدَ إِلَيَّ فِيهِ وَقَالَ عَبْدُ بْنُ زَمْعَةَ أَخِي وَابْنُ وَلِيدَةِ أَبِي وُلِدَ عَلَى فِرَاشِهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هُوَ لَكَ يَا عَبْدُ بْنَ زَمْعَةَ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْوَلَدُ لِلْفِرَاشِ وَلِلْعَاهِرِ الْحَجَرُ ثُمَّ قَالَ لِسَوْدَةَ بِنْتِ زَمْعَةَ احْتَجِبِي مِنْهُ لِمَا رَأَى مِنْ شَبَهِهِ بِعُتْبَةَ فَمَا رَآهَا حَتَّى لَقِيَ اللَّهَ تَعَالَى

Telah menceritakan kepada kami {Ismail} mengatakan, telah menceritakan kepadaku {Malik} dari {Ibnu Syihab} dari {‘Urwah bin Zubair} dari {Aisyah, isteri Nabi saw.} mengatakan, Utbah bin Abu Waqqash melimpahkan kuasa kepada saudaranya, Sa’d bin Abu waqqash yang isinya; ‘anak laki-laki dari budak perempuan Zam’ah adalah bagian dariku (anakku), maka tolong ambillah.’ Tatkala penaklukan Mekah, maka Sa’d mengambilnya dengan mengatakan; ‘Ini adalah anak laki-laki saudaraku, ia telah melimpahkan urusan tentangnya kepadaku.’ Spontan Abd bin Zam’ah berdiri menghadapinya seraya berujar; ‘Bahkan ia adalah saudaraku dan anak laki-laki dari hamba sahaya ayahku, ia dilahirkan di kasurnya, ‘ keduanya lantas melaporkan kasusnya kepada Rasulullah saw. Sa’d bin Abu Waqqash kemudian mengatakan; ‘Hai Rasulullah, ia adalah anak laki-laki saudaraku yang telah ia limpahkan wewenangnya kepadaku.’ Abd bin Zam’ah tak mau kalah seraya mengatakan; ‘Bahkan ia adalah saudaraku, dan anak laki-laki dari hamba sahaya ayahku, ia dilahirkan di kasurnya.’ Lantas Rasulullah saw. bersabda; “dia milkmu wahai Abd bin Zam’ah, ” kemudian Rasulullah saw. bersabda: “Anak adalah pemilik ranjang, dan pezina harus dihukum dengan batu (rajam), ” kemudian beliau bersabda kepada Saudah binti Zam’ah: “Berhijablah engkau daripadanya!” karena ada kemiripannya dengan Utbah, sehingga anak laki-laki dari hamba sahaya Zam’ah itu tidak melihat Saudah selama-lamanya.

Sahih Bukhari | Hadits No. : 6971

Kitab 77 : Tauhid

Bab : Firman Allah Ta’ala: {dan Rahasiakanlah Perkataanmu Atau Lahirkanlah; Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui Segala Isi Hati}

حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ زُرَارَةَ عَنْ هُشَيْمٍ أَخْبَرَنَا أَبُو بِشْرٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَافِي قَوْلِهِ تَعَالَى{ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا }قَالَ نَزَلَتْ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُخْتَفٍ بِمَكَّةَ فَكَانَ إِذَا صَلَّى بِأَصْحَابِهِ رَفَعَ صَوْتَهُ بِالْقُرْآنِ فَإِذَا سَمِعَهُ الْمُشْرِكُونَ سَبُّوا الْقُرْآنَ وَمَنْ أَنْزَلَهُ وَمَنْ جَاءَ بِهِ فَقَالَ اللَّهُ لِنَبِيِّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ{ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ }أَيْ بِقِرَاءَتِكَ فَيَسْمَعَ الْمُشْرِكُونَ فَيَسُبُّوا الْقُرْآنَ{ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا }عَنْ أَصْحَابِكَ فَلَا تُسْمِعُهُمْ{ وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا }

Telah menceritakan kepadaku {‘Amru bin Zurarah} dari {Husyaim} telah mengabarkan kepada kami {Abu Bisyr} dari {Sa’id bin Jubair} dari {Ibn Abbas} ra.ma tentang firman Allah Ta’ala: ‘(Jangan kamu membacanya secara lantang dalam shalatmu, dan jangan pula secara lirih) ‘ (Qs. Al Isra’: ayat 110), Ibn Abbas berkata, “Ayat ini diturunkan saat Rasulullah saw. masih sembunyi-sembunyi di Makkah, jika shalat bersama sahabat-sahabatnya, beliau mengeraskan bacaan Al Qur’annya, sehingga jika kaum musyrikin mendengarnya, mereka mencaci Al Qur’an, Dzat yang menurunkannya dan malaikat yang membawanya. Maka Allah menegur nabi-Nya saw. saw. dengan ayat: ‘(Jangan kamu membacanya secara lantang dalam shalatmu) ‘ (Qs. Al Isra’: ayat 110), yakni dengan bacaanmu, sehingga saat orang-orang Musyrik mendengar mereka akan mencela Al Qur’an, ‘(dan jangan pula secara lirih), yaitu kepada para sahabatmu, sehingga engkau tidak bisa menjadikan mereka mendengar, (Carilah jalan tengah antara keduanya) ‘, (Qs. Al Isra: ayat 110).