Sahih Bukhari

×

صحيح البخاري

Shahih Bukhari

Sahih Bukhari | Hadits No. : 3393

Kitab 43 : Perilaku Budi Pekerti yang Terpuji

Bab : Sabda Nabi saw.”Sekiranya Aku Boleh Mengambil Kekasih…”

حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ حَدَّثَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَسَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ مِنْ شَيْءٍ مِنْ الْأَشْيَاءِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ دُعِيَ مِنْ أَبْوَابِ يَعْنِي الْجَنَّةَ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا خَيْرٌ فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلَاةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصِّيَامِ وَبَابِ الرَّيَّانِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ مَا عَلَى هَذَا الَّذِي يُدْعَى مِنْ تِلْكَ الْأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ وَقَالَ هَلْ يُدْعَى مِنْهَا كُلِّهَا أَحَدٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ نَعَمْ وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ يَا أَبَا بَكْرٍ

Telah bercerita kepada kami {Abu Al Yaman} telah bercerita kepada kami {Syu’aib} dari {Az Zuhriy} berkata, telah mengabarkan kepadaku {Humaid bin Abdurrahman bin ‘Auf} bahwa {Abu Hurairah ra.} berkata, aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:: “Barangsiapa yang menginfaqkan dua jenis (berpasangan) dari hartanya di jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari pintu-pintu surga; (lalu dikatakan kepadanya): “Wahai Abdullah, inilah kebaikan (dari apa yang kamu amalkan). Maka barangsiapa dari kalangan ahlu shalat dia akan dipanggil dari pintu shalat, dan barangsiapa dari kalangan ahlu jihad dia akan dipanggil dari pintu jihad, dan barangsiapa dari kalangan ahlu shadaqah dia akan dipanggil dari pintu shodaqah, dan barangsiapa dari kalangan ahlu shiyam (puasa) dia akan dipanggil dari pintu ar-Rayyan “. Lantas Abu Bakr bertanya; “Jika seseorang dipanggil dari satu pintu dari pintu-pintu yang ada, itu sebuah kepastian!”. Dia bertanya lagi; “Dan apakah mungkin setiap orang akan dipanggil dari pintu-pintu itu semuanya?”. Rasulullah saw. menjawab; “Benar, dan aku berharap kamu termasuk diantara mereka, wahai Abu Bakr’.

Sahih Bukhari | Hadits No. : 3394

Kitab 43 : Perilaku Budi Pekerti yang Terpuji

Bab : Sabda Nabi saw.”Sekiranya Aku Boleh Mengambil Kekasih…”

حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلَالٍ عَنْ هِشَامِ بْنِ عُرْوَةَ قَالَ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَاتَ وَأَبُو بَكْرٍ بِالسُّنْحِ قَالَ إِسْمَاعِيلُ يَعْنِي بِالْعَالِيَةِ فَقَامَ عُمَرُ يَقُولُ وَاللَّهِ مَا مَاتَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ وَقَالَ عُمَرُ وَاللَّهِ مَا كَانَ يَقَعُ فِي نَفْسِي إِلَّا ذَاكَ وَلَيَبْعَثَنَّهُ اللَّهُ فَلَيَقْطَعَنَّ أَيْدِيَ رِجَالٍ وَأَرْجُلَهُمْ فَجَاءَ أَبُو بَكْرٍ فَكَشَفَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَبَّلَهُ قَالَ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي طِبْتَ حَيًّا وَمَيِّتًا وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَا يُذِيقُكَ اللَّهُ الْمَوْتَتَيْنِ أَبَدًا ثُمَّ خَرَجَ فَقَالَ أَيُّهَا الْحَالِفُ عَلَى رِسْلِكَ فَلَمَّا تَكَلَّمَ أَبُو بَكْرٍ جَلَسَ عُمَرُ فَحَمِدَ اللَّهَ أَبُو بَكْرٍ وَأَثْنَى عَلَيْهِ وَقَالَ أَلَا مَنْ كَانَ يَعْبُدُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّ مُحَمَّدًا قَدْ مَاتَ وَمَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ فَإِنَّ اللَّهَ حَيٌّ لَا يَمُوتُ وَقَالَ{ إِنَّكَ مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُونَ }وَقَالَ{ وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَى أَعْقَابِكُمْ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَى عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ }قَالَ فَنَشَجَ النَّاسُ يَبْكُونَ قَالَ وَاجْتَمَعَتْ الْأَنْصَارُ إِلَى سَعْدِ بْنِ عُبَادَةَ فِي سَقِيفَةِ بَنِي سَاعِدَةَ فَقَالُوا مِنَّا أَمِيرٌ وَمِنْكُمْ أَمِيرٌ فَذَهَبَ إِلَيْهِمْ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ وَأَبُو عُبَيْدَةَ بْنُ الْجَرَّاحِ فَذَهَبَ عُمَرُ يَتَكَلَّمُ فَأَسْكَتَهُ أَبُو بَكْرٍ وَكَانَ عُمَرُ يَقُولُ وَاللَّهِ مَا أَرَدْتُ بِذَلِكَ إِلَّا أَنِّي قَدْ هَيَّأْتُ كَلَامًا قَدْ أَعْجَبَنِي خَشِيتُ أَنْ لَا يَبْلُغَهُ أَبُو بَكْرٍ ثُمَّ تَكَلَّمَ أَبُو بَكْرٍ فَتَكَلَّمَ أَبْلَغَ النَّاسِ فَقَالَ فِي كَلَامِهِ نَحْنُ الْأُمَرَاءُ وَأَنْتُمْ الْوُزَرَاءُ فَقَالَ حُبَابُ بْنُ الْمُنْذِرِ لَا وَاللَّهِ لَا نَفْعَلُ مِنَّا أَمِيرٌ وَمِنْكُمْ أَمِيرٌ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ لَا وَلَكِنَّا الْأُمَرَاءُ وَأَنْتُمْ الْوُزَرَاءُ هُمْ أَوْسَطُ الْعَرَبِ دَارًا وَأَعْرَبُهُمْ أَحْسَابًا فَبَايِعُوا عُمَرَ أَوْ أَبَا عُبَيْدَةَ بْنَ الْجَرَّاحِ فَقَالَ عُمَرُ بَلْ نُبَايِعُكَ أَنْتَ فَأَنْتَ سَيِّدُنَا وَخَيْرُنَا وَأَحَبُّنَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخَذَ عُمَرُ بِيَدِهِ فَبَايَعَهُ وَبَايَعَهُ النَّاسُ فَقَالَ قَائِلٌ قَتَلْتُمْ سَعْدَ بْنَ عُبَادَةَ فَقَالَ عُمَرُ قَتَلَهُ اللَّهُوَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَالِمٍ عَنْ الزُّبَيْدِيِّ قَالَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْقَاسِمِ أَخْبَرَنِي الْقَاسِمُ أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ شَخَصَ بَصَرُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قَالَ فِي الرَّفِيقِ الْأَعْلَى ثَلَاثًا وَقَصَّ الْحَدِيثَ قَالَتْ فَمَا كَانَتْ مِنْ خُطْبَتِهِمَا مِنْ خُطْبَةٍ إِلَّا نَفَعَ اللَّهُ بِهَا لَقَدْ خَوَّفَ عُمَرُ النَّاسَ وَإِنَّ فِيهِمْ لَنِفَاقًا فَرَدَّهُمْ اللَّهُ بِذَلِكَ ثُمَّ لَقَدْ بَصَّرَ أَبُو بَكْرٍ النَّاسَ الْهُدَى وَعَرَّفَهُمْ الْحَقَّ الَّذِي عَلَيْهِمْ وَخَرَجُوا بِهِ يَتْلُونَ{ وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ إِلَى الشَّاكِرِينَ }

Telah bercerita kepada kami {Isma’il bin Abdullah} telah bercerita kepada kami {Sulaiman bin Bilal} dari {Hisyam bin ‘Urwah} berkata, telah mengabarkan kepadaku {‘Urwan bin Az Zubair} dari {‘Aisyah ra.}, istri Nabi saw. bahwa ketika Rasulullah saw. meninggal dunia, {Abu Bakr} sedang berada di Sunuh”. Isma’il berkata; “Yakni sebuah perkampungan ‘Aliyah, Madinah”. Maka ‘Umar tampil berdiri sambil berkata; ‘Demi Allah, Rasulullah saw. tidaklah meninggal”. ‘Aisyah ra. berkata, Selanjutnya ‘Umar berkata; “Tidak ada perasaan pada diriku melainkan itu. Dan pasti Allah akan membangkitkan beliau dan siapa yang mengatakannya (bahwa beliau telah meninggal dunia), pasti Allah memotong tangan dan kaki mereka”. Lalu Abu Bakr datang kemudian menyingkap penutup (yang menutupi) jasad Rasulullah saw. dan menutupnya kembali. Abu Bakr berkata; “Demi bapak ibuku, sungguh baik hidupmu dan ketika matimu. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh Allah tidak akan memberikan baginda merasakan dua kematian selamanya”. Kemudian dia keluar dan berkata; “Wahai kaum yang sudah bersumpah setia, tenanglah”. Ketika Abu Bakr berbicara, ‘Umar duduk. Abu Bakr memuji Allah dan mensucikan-Nya lalu berkata; “Barangsiapa yang menyembah Muhammad saw., sesungguhnya Muhammad sekarang sudah mati, dan siapa yanng menyembah Allah, sesungguhnya Allah adalah Dzat yang Maha Hidup selamanya tidak akan mati”. Lalu dia membacakan firman Allah Qs az-Zumar ayat 30 yang artinya: (“Sesungguhnya kamu akan mati dan mereka pun akan mati”) dan QS Alu ‘Imran ayat 144 yang artinya: (“Muhammad itu tidak lain kecuali hanyalah seorang Rasul sebagaimana telah berlalu Rasul-rasul sebelum dia. Apakah bila dia mati atau terbunuh kalian akan berbalik ke belakang (murtad). Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka sekali-kali dia tidak akan dapat mendatangkan madharat kepada Allah sedikitpun dan kelak Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur”). Perawi (‘Amru) berkata; “Maka orang-orang menangis tersedu-sedu. Perawi berkata lagi; “Kemudian kaum Anshar berkumpul menemui Sa’ad bin ‘Ubadah di tenda Bani Sa’adah lalu mereka berkata; “Dari pihak kami ada pemimpinnya begitu juga dari pihak kalian (Muhajirin) ada pemimpinnya”. Lalu Abu Bakr dan ‘Umar bin Al Khaththab serta Abu ‘Ubaidah bin Al Jarah mendatangi mereka. ‘Umar memulai bicara namun Abu Bakr menenangkannya. Sebelumnya ‘Umar berkata; “Sungguh aku tidak bermaksud hal seperti itu. Hanya saja aku telah mempersiapkan pembicaraan yang membuatku kagum namun aku khawatir jika tidak disampaikan oleh Abu Bakr. Kemudian Abu Bakr mulai berbicara dengan perkataan-perkataan yang menunjukkan pembicaraan manusia bijak. Dia berkata dalam bagian pembicaraannya itu; “Kami (Muhajirin) adalah pemimpin sedangkan kalian adalah para menterinya”. Spontan Hubab bin Al Mundzir berkata; “Tidak, demi Allah, kami tidak mau seperti itu. Tapi kami mempunyai pemimpin dan kalianpun mempunyai pemimpin tersendiri”. Abu Bakr menjawab; “Tidak. Tapi kami adalah pemimpin sedangkan kalian para menterinya. Para Muhajirin adalah orang Arab yang tempat tinggalnya paling tengah dan keturunan Arab yang paling murni. Untuk itu berbai’atlah (berjanji setia) kepada ‘Umar atau Abu ‘Ubaidah bin Al Jarah”. Maka ‘Umar berkata; “Tidak begitu. Sebaliknya kami yang berbai’at kepadamu. Karena, sungguh kamu adalah penghulu kami, orang terbaik kami dan orang yang paling dicintai Rasulullah saw.”. Lalu ‘Umar memegang tangan Abu Bakr lalu berbai’at kepadanya dan kemudian diikuti oleh orang banyak. Ada seseorang yang berkata; “Kalian telah membinasakan Sa’ad bin ‘Ubadah”.”Umar segera membalas; “Semoga Allah membinasakannya”. Dan {Abdullah bin Salam} berkata, dari {Az Zubaidiy} telah berkata {Abdurrahman bin Al Qasim} telah mengabarkan kepadaku {Al Qasim} bahwa {‘Aisyah ra.} berkata; “Nabi saw. membuka matanya ke atas sambil berkata; “Menuju Kekasih yang Maha Tinggi”, sebanyak tiga kali. Lalu dia menceritakan hadits selengkapnya lalu berkata; “Tidak ada satupun dari khuthbah keduanya melainkan Allah telah memberikan manfaat dengan khuthbah itu, ‘Umar telah membuat takut orang-orang dengan kemungkinan timbulnya di tengah mereka sifat nifaq, lalu Allah mengembalikkan mereka (untuk istiqamah menjaga persatuan) lewat khuthbahnya ‘Umar tersebut. Sedangkan Abu Bakr telah menunjukkan kematangan pandangannya untuk membawa manusia di atas petunjuk dan dia sebagai orang yang paling tahu tentang kebenaran yang ada pada mereka, dia keluar sambil membacakan ayat QS Alu ‘Imran ayat 144 tadi (“Muhammad itu tidak lain kecuali hanyalah seorang Rasul sebagaimana telah berlalu Rasul-rasul sebelum dia…). hingga akhir ayat (…orang-orang yang bersyukur”).

Sahih Bukhari | Hadits No. : 3395

Kitab 43 : Perilaku Budi Pekerti yang Terpuji

Bab : Sabda Nabi saw.”Sekiranya Aku Boleh Mengambil Kekasih…”

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا جَامِعُ بْنُ أَبِي رَاشِدٍ حَدَّثَنَا أَبُو يَعْلَى عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْحَنَفِيَّةِ قَالَ قُلْتُ لِأَبِيأَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ قُلْتُ ثُمَّ مَنْ قَالَ ثُمَّ عُمَرُ وَخَشِيتُ أَنْ يَقُولَ عُثْمَانُ قُلْتُ ثُمَّ أَنْتَ قَالَ مَا أَنَا إِلَّا رَجُلٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ

Telah bercerita kepada kami {Muhammad bin Katsir} telah mengabarkan kepada kami {Sufyan} telah bercerita kepada kami {Jami’ bin Abu Rasyid} telah bercerita kepada kami {Abu Ya’laa} dari {Muhammad bin Al Hanafiyyah} berkata; Aku bertanya kepada {bapakku} (yaitu, ‘Ali bin Abu Thalib); “Siapakah manusia paling baik setelah Rasulullah saw.?”. Bapakku menjawab; “Abu Bakr”. Aku bertanya lagi;; “Kemudian siapa?”. Dia menjawab; “‘Umar”. Aku khawatir bila dia mengatakan ‘Utsman”. Kemudian aku tanya; “Kemudian kamu?”. Dia berkata; “Aku ini tidak lain hanyalah seorang laki-laki biasa dari kaum Muslimin”.

Sahih Bukhari | Hadits No. : 3396

Kitab 43 : Perilaku Budi Pekerti yang Terpuji

Bab : Sabda Nabi saw.”Sekiranya Aku Boleh Mengambil Kekasih…”

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ مَالِكٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّهَا قَالَتْخَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَعْضِ أَسْفَارِهِ حَتَّى إِذَا كُنَّا بِالْبَيْدَاءِ أَوْ بِذَاتِ الْجَيْشِ انْقَطَعَ عِقْدٌ لِي فَأَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى الْتِمَاسِهِ وَأَقَامَ النَّاسُ مَعَهُ وَلَيْسُوا عَلَى مَاءٍ وَلَيْسَ مَعَهُمْ مَاءٌ فَأَتَى النَّاسُ أَبَا بَكْرٍ فَقَالُوا أَلَا تَرَى مَا صَنَعَتْ عَائِشَةُ أَقَامَتْ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَبِالنَّاسِ مَعَهُ وَلَيْسُوا عَلَى مَاءٍ وَلَيْسَ مَعَهُمْ مَاءٌ فَجَاءَ أَبُو بَكْرٍ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاضِعٌ رَأْسَهُ عَلَى فَخِذِي قَدْ نَامَ فَقَالَ حَبَسْتِ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالنَّاسَ وَلَيْسُوا عَلَى مَاءٍ وَلَيْسَ مَعَهُمْ مَاءٌ قَالَتْ فَعَاتَبَنِي وَقَالَ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَقُولَ وَجَعَلَ يَطْعُنُنِي بِيَدِهِ فِي خَاصِرَتِي فَلَا يَمْنَعُنِي مِنْ التَّحَرُّكِ إِلَّا مَكَانُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى فَخِذِي فَنَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى أَصْبَحَ عَلَى غَيْرِ مَاءٍ فَأَنْزَلَ اللَّهُ آيَةَ التَّيَمُّمِ فَتَيَمَّمُوا فَقَالَ أُسَيْدُ بْنُ الْحُضَيْرِ مَا هِيَ بِأَوَّلِ بَرَكَتِكُمْ يَا آلَ أَبِي بَكْرٍ فَقَالَتْ عَائِشَةُ فَبَعَثْنَا الْبَعِيرَ الَّذِي كُنْتُ عَلَيْهِ فَوَجَدْنَا الْعِقْدَ تَحْتَهُ

Telah bercerita kepada kami {Qutaibah bin Sa’id} dari {Malik} dari {Abdurrahman bin Al Qasim} dari {bapaknya} dari {‘Aisyah ra.} bahwa dia berkata; “Kami keluar bersama Rasulullah saw. dalam salah satu perjalanan yang dilakukannya. Hingga ketika kami sampai di Baida’ atau di tempat pasukan berkumpul, aku kehilangan kalungku. Maka Rasulullah saw. mencarinya bersama orang-orang dari pasukan. Sedangkan mereka tidak berada di dekat mata air dan mereka juga tidak memiliki air. Maka sebagian orang mendatangi Abu Bakar Ash-Shidiq ra. seraya berkata; “Tidakkah kamu perhatikan apa yang telah diperbuat oleh ‘Aisyah?. Dia telah membuat Rasulullah saw. dan orang-orang menjadi sibuk padahal mereka tidak berada dekat air dan mereka juga tidak memiliki air. Maka Abu Bakar Ash-Shidiq ra. datang sedang saat itu Rasulullah saw. yang berbaring menyandarkan kepalanya di pahaku telah tertidur. Dia berkata; “Kamu telah menahan (menyusahkan) Rasulullah saw. dan orang banyak sedangkan mereka tidak sedang berada dekat air dan mereka juga tidak mempunyai air. ‘Aisyah ra. berkata; “Maka Abu Bakar Ash-Shidiq ra. mencelaku dan berkata sesukanya atas kehendak Allah apa yang bisa diucapkannya, lalu dia menusuk pinggangku dengan (jari) tangannya. Sebenarnya tidak ada yang menghalangi aku untuk bergerak (karena tusukannya) kecuali aku menyadari posisi Rasulullah saw. yang sedang berbaring pada pahaku. Rasulullah saw. terus tertidur hingga pagi hari tanpa ada air. Kemudian Allah Ta’ala menurunkan ayat tayamum. Maka semua orang bertayamum. Berkata Usaid bin Al Hudhair; “Kejadian tadi adalah awal dari kebarakahannya keluarga kalian, wahai Abu Bakar. ‘Aisyah ra. berkata; “Kemudian unta yang aku tunggangi berdiri yang ternyata kami temukan kalungku berada dibawahnya”.

Sahih Bukhari | Hadits No. : 3397

Kitab 43 : Perilaku Budi Pekerti yang Terpuji

Bab : Sabda Nabi saw.”Sekiranya Aku Boleh Mengambil Kekasih…”

حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ الْأَعْمَشِ قَالَ سَمِعْتُ ذَكْوَانَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُتَابَعَهُ جَرِيرٌ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ وَأَبُو مُعَاوِيَةَ وَمُحَاضِرٌ عَنْ الْأَعْمَشِ

Telah bercerita kepada kami {Adam bin Abu Iyas} telah bercerita kepada kami {Syu’bah} dari {Al A’masy} berkata, aku mendengar {Dzakwan} bercerita dari {Abu Sa’id Al Khudriy ra.} yang berkata; Nabi saw. bersabda: “Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku. Seandainya salah seorang dari kalian menginfaqkan emas sebanyak bukit uhud, tidak akan ada yang menyamai satu timbangan (pahala) seorangpun dari mereka, juga tidak akan sampai setengahnya”. Hadits ini diikuti pula oleh {Jarir}, {Abdullah bin Daud}, {Abu Mu’awiyah} dan {Muhadhir} dari {Al A’masy}.

Sahih Bukhari | Hadits No. : 3398

Kitab 43 : Perilaku Budi Pekerti yang Terpuji

Bab : Sabda Nabi saw.”Sekiranya Aku Boleh Mengambil Kekasih…”

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مِسْكِينٍ أَبُو الْحَسَنِ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَسَّانَ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ عَنْ شَرِيكِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبُو مُوسَى الْأَشْعَرِيُّأَنَّهُ تَوَضَّأَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ خَرَجَ فَقُلْتُ لَأَلْزَمَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَأَكُونَنَّ مَعَهُ يَوْمِي هَذَا قَالَ فَجَاءَ الْمَسْجِدَ فَسَأَلَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالُوا خَرَجَ وَوَجَّهَ هَا هُنَا فَخَرَجْتُ عَلَى إِثْرِهِ أَسْأَلُ عَنْهُ حَتَّى دَخَلَ بِئْرَ أَرِيسٍ فَجَلَسْتُ عِنْدَ الْبَابِ وَبَابُهَا مِنْ جَرِيدٍ حَتَّى قَضَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَاجَتَهُ فَتَوَضَّأَ فَقُمْتُ إِلَيْهِ فَإِذَا هُوَ جَالِسٌ عَلَى بِئْرِ أَرِيسٍ وَتَوَسَّطَ قُفَّهَا وَكَشَفَ عَنْ سَاقَيْهِ وَدَلَّاهُمَا فِي الْبِئْرِ فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ ثُمَّ انْصَرَفْتُ فَجَلَسْتُ عِنْدَ الْبَابِ فَقُلْتُ لَأَكُونَنَّ بَوَّابَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْيَوْمَ فَجَاءَ أَبُو بَكْرٍ فَدَفَعَ الْبَابَ فَقُلْتُ مَنْ هَذَا فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ فَقُلْتُ عَلَى رِسْلِكَ ثُمَّ ذَهَبْتُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا أَبُو بَكْرٍ يَسْتَأْذِنُ فَقَالَ ائْذَنْ لَهُ وَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ فَأَقْبَلْتُ حَتَّى قُلْتُ لِأَبِي بَكْرٍ ادْخُلْ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُبَشِّرُكَ بِالْجَنَّةِ فَدَخَلَ أَبُو بَكْرٍ فَجَلَسَ عَنْ يَمِينِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعَهُ فِي الْقُفِّ وَدَلَّى رِجْلَيْهِ فِي الْبِئْرِ كَمَا صَنَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَشَفَ عَنْ سَاقَيْهِ ثُمَّ رَجَعْتُ فَجَلَسْتُ وَقَدْ تَرَكْتُ أَخِي يَتَوَضَّأُ وَيَلْحَقُنِي فَقُلْتُ إِنْ يُرِدْ اللَّهُ بِفُلَانٍ خَيْرًا يُرِيدُ أَخَاهُ يَأْتِ بِهِ فَإِذَا إِنْسَانٌ يُحَرِّكُ الْبَابَ فَقُلْتُ مَنْ هَذَا فَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ فَقُلْتُ عَلَى رِسْلِكَ ثُمَّ جِئْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَقُلْتُ هَذَا عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ يَسْتَأْذِنُ فَقَالَ ائْذَنْ لَهُ وَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ فَجِئْتُ فَقُلْتُ ادْخُلْ وَبَشَّرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْجَنَّةِ فَدَخَلَ فَجَلَسَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْقُفِّ عَنْ يَسَارِهِ وَدَلَّى رِجْلَيْهِ فِي الْبِئْرِ ثُمَّ رَجَعْتُ فَجَلَسْتُ فَقُلْتُ إِنْ يُرِدْ اللَّهُ بِفُلَانٍ خَيْرًا يَأْتِ بِهِ فَجَاءَ إِنْسَانٌ يُحَرِّكُ الْبَابَ فَقُلْتُ مَنْ هَذَا فَقَالَ عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ فَقُلْتُ عَلَى رِسْلِكَ فَجِئْتُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ ائْذَنْ لَهُ وَبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ عَلَى بَلْوَى تُصِيبُهُ فَجِئْتُهُ فَقُلْتُ لَهُ ادْخُلْ وَبَشَّرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْجَنَّةِ عَلَى بَلْوَى تُصِيبُكَ فَدَخَلَ فَوَجَدَ الْقُفَّ قَدْ مُلِئَ فَجَلَسَ وِجَاهَهُ مِنْ الشَّقِّ الْآخَرِقَالَ شَرِيكُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ فَأَوَّلْتُهَا قُبُورَهُمْ

Telah bercerita kepada kami {Muhammad bin Miskin Abu Al Hasan} telah bercerita kepada kami {Yahya bin Hassan} telah bercerita kepada kami {Sulaiman} dari {Syarik bin Abu Namir} dari {Sa’id bin Al Musayyab} berkata, telah mengabarkan kepadaku {Abu Musa Al Asy’ariy} bahwa dia berwudhu’ di rumahnya lalu keluar. (Lalu dia bercerita); Aku berkata; ‘Aku akan mendampingi Rasulullah saw. dan bersamanya hari ini”. Dia berkata; “Maka dia menuju masjid lalu bertanya tentang keberadaan Nabi saw. Orang-orang menjawab; “Beliau keluar dan menuju ke arah sana”. Maka aku keluar menelusuri bekas jejak beliau mencari keberadaannya hingga (aku lihat) beliau memasuki sebuah sumur Aris (di suatu ladang pusat kota Madinah). Aku duduk di samping pintu yang terbuat dari pelepah kurma hingga Rasulullah saw. menyelesaikan keperluannya kemudian berwudhu’. Aku segera menghampiri beliau yang ternyata beliau sedang duduk dekat sumur Aris tersebut dan berada di tengah-tengah tepi sumur tersebut. Beliau menyingkap (pakaiannya) hingga kedua betisnya dan mengulurkan kedua kakinya ke dalam sumur. Aku memberi salam kepada beliau lalu berpaling dan kembali duduk di samping pintu. Aku berkata; “Sungguh aku menjadi penjaga Rasulullah saw. pada hari ini”. Kemudian Abu Bakr datang dan mengetuk pintu. Aku tanya; “Siapakah ini?. Dia berkata; “Abu Bakr”. Aku katakan; “Tunggu sebentar”. Kemudian aku menemui (beliau saw.) lalu aku katakan; “Wahai Rasulullah, ada Abu Bakr minta izin masuk”. Beliau berkata; “izinkan dia masuk dan sampaikan kabar gembira kepadanya dengan surga”. Aku kembali lalu aku katakan kepada Abu Bakr; “Masuklah, dan Rasulullah saw. telah menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan surga”. Maka Abu Bakr masuk lalu duduk di samping kanan Rasulullah saw. pada tepi sumur kemudian menjulurkan kedua kakinya ke dalam sumur sebagaimana yang dilakukan Nabi saw. dan mengangkat pakaiannya setinggi kedua betisnya. Kemudian aku kembali dan duduk. Aku telah meninggalkan saudaraku berwudhu’ dan menyusulku. Aku berkata; “Seandainya Allah menghendaki kebaikan bagi seseorang, – yang dia maksud saudaranya, – pasti Allah memberinya”. Tiba-tiba ada orang yang menggerak-gerakkan pintu, aku bertanya; “Siapakah ini?”. Oang itu menjawab; “Aku ‘Umar bin Al Khaththab”. Aku katakan; “Tunggu sebentar”. Kemudian aku menemui Rasulullah saw. dan memberi salam kepada beliau lalu aku katakan; “Wahai Rasulullah, ada ‘Umar bin Al Khaththab minta izin masuk”. Beliau berkata; “izinkan dia masuk dan sampaikan kabar gembira kepadanya dengan surga”. Maka aku temui lalu aku katakan; “Masuklah, dan Rasulullah saw. telah menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan surga”. Maka ‘Umar masuk lalu duduk di samping kiri Rasulullah saw. pada tepi sumur kemudian menjulurkan kedua kakinya ke dalam sumur. Kemudian aku kembali dan duduk. Aku berkata; “Seandainya Allah menghendaki kebaikan bagi seseorang, pasti Allah memberinya”. Tiba-tiba ada lagi orang yang menggerak-gerakkan pintu, aku bertanya; “Siapakah ini?”. Oang itu menjawab; “‘Utsman bin ‘Affan”. Aku katakan; “Tunggu sebentar”. Kemudian aku menemui Rasulullah saw. lalu aku kabarkan kepada beliau, maka beliau berkata; “izinkan dia masuk dan sampaikan kabar gembira kepadanya dengan surga, dengan berbagai cobaan yang menimpanya”. Maka aku menemuinya lalu aku katakan kepadanya; “Masuklah, dan Rasulullah saw. telah menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan surga, sekaligus berbagai cobaan yang menimpamu”. Maka ‘Utsman masuk namun dia dapatkan tepi sumur telah penuh. Akhirnya dia duduk di hadapan beliau dari sisi yang lain”. Berkata {Syarik bin Abdullah}, berkata {Sa’id bin Al Musayyab}; “Aku tafsirkan posisi duduk mereka bertiga sebagai posisi kuburan mereka sedangkan kuburan ‘Utsman terpisah dari mereka”.

Sahih Bukhari | Hadits No. : 3399

Kitab 43 : Perilaku Budi Pekerti yang Terpuji

Bab : Sabda Nabi saw.”Sekiranya Aku Boleh Mengambil Kekasih…”

حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ سَعِيدٍ عَنْ قَتَادَةَ أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ حَدَّثَهُمْأَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَعِدَ أُحُدًا وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ فَرَجَفَ بِهِمْ فَقَالَ اثْبُتْ أُحُدُ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ نَبِيٌّ وَصِدِّيقٌ وَشَهِيدَانِ

Telah bercerita kepadaku {Muhammad bin Basysyar} telah bercerita kepada kami {Yahya} dari {Sa’id} dari {Qatadah} bahwa {Anas bin Malik ra.} bercerita kepada mereeka bahwa Nabi saw. mewndaki bukit Uhud, diikuti oleh Abu Bakr, ‘Umar dan ‘Utsman. Lalu gunung Uhud itu bergetar, maka beliau bersabda: “Tenanglah wahai Uhud, karena di atasmu sekarang ada Nabi, Asshiddiq (orang yang jujur, maksudnya Abu Bakar) dan dua orang (yang akan mati) syahid”.

Sahih Bukhari | Hadits No. : 3400

Kitab 43 : Perilaku Budi Pekerti yang Terpuji

Bab : Sabda Nabi saw.”Sekiranya Aku Boleh Mengambil Kekasih…”

حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ سَعِيدٍ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ حَدَّثَنَا صَخْرٌ عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَمَا أَنَا عَلَى بِئْرٍ أَنْزِعُ مِنْهَا جَاءَنِي أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ فَأَخَذَ أَبُو بَكْرٍ الدَّلْوَ فَنَزَعَ ذَنُوبًا أَوْ ذَنُوبَيْنِ وَفِي نَزْعِهِ ضَعْفٌ وَاللَّهُ يَغْفِرُ لَهُ ثُمَّ أَخَذَهَا ابْنُ الْخَطَّابِ مِنْ يَدِ أَبِي بَكْرٍ فَاسْتَحَالَتْ فِي يَدِهِ غَرْبًا فَلَمْ أَرَ عَبْقَرِيًّا مِنْ النَّاسِ يَفْرِي فَرِيَّهُ فَنَزَعَ حَتَّى ضَرَبَ النَّاسُ بِعَطَنٍقَالَ وَهْبٌ الْعَطَنُ مَبْرَكُ الْإِبِلِ يَقُولُ حَتَّى رَوِيَتْ الْإِبِلُ فَأَنَاخَتْ

Telah bercerita kepadaku {Ahmad bin Sa’id Abu Abdullah} telah bercerita kepada kami {Wahb bin Jarir} telah bercerita kepada kami {Shakhr} dari {Nafi’} bahwa {Abdullah bin ‘Umar ra.} berkata; Rasulullah saw. bersabda: “Ketika aku sedang berada di dekat sumur saat aku melepaskan sarungku, Abu Bakr dan ‘Umar datang menemuiku. Lalu Abu Bakr mengambil (air) dengan satu atau dua timba dan pada tarikannya itu ada kelemahan dan Allah mengampuninya. Kemudian Ibnu Al Khaththab mengambil timba itu dari tangan Abu Bakr sehingga dapat mengambil air yang banyak. Aku belum pernah melihat di kalangan manusia ada orang yang berbuat saperti apa yang diperbuat oleh ‘Umar hingga manusia menjadi puas karenanya”. {Wahb} berkata; Al’Athan adalah tempat menderum unta”. Dia berkata; “Hingga unta-unta dapat minum dengan puas dan beristirahat”.

Sahih Bukhari | Hadits No. : 3401

Kitab 43 : Perilaku Budi Pekerti yang Terpuji

Bab : Sabda Nabi saw.”Sekiranya Aku Boleh Mengambil Kekasih…”

حَدَّثَنِي الْوَلِيدُ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ سَعِيدِ بْنِ أَبِي الْحُسَيْنِ الْمَكِّيُّ عَنْ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَإِنِّي لَوَاقِفٌ فِي قَوْمٍ فَدَعَوْا اللَّهَ لِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ وَقَدْ وُضِعَ عَلَى سَرِيرِهِ إِذَا رَجُلٌ مِنْ خَلْفِي قَدْ وَضَعَ مِرْفَقَهُ عَلَى مَنْكِبِي يَقُولُ رَحِمَكَ اللَّهُ إِنْ كُنْتُ لَأَرْجُو أَنْ يَجْعَلَكَ اللَّهُ مَعَ صَاحِبَيْكَ لِأَنِّي كَثِيرًا مَا كُنْتُ أَسْمَعُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ كُنْتُ وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَفَعَلْتُ وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَانْطَلَقْتُ وَأَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ فَإِنْ كُنْتُ لَأَرْجُو أَنْ يَجْعَلَكَ اللَّهُ مَعَهُمَا فَالْتَفَتُّ فَإِذَا هُوَعَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ

Telah bercerita kepadaku {Al Walid bin Shalih} telah bercerita kepada kami {‘Isa bin Yunus} telah bercerita kepada kami {‘Umar bin Sa’id bin Abu Al Husain Al Makkiy} dari {Ibnu Abu Mulaikah} dari {Ibnu ‘Abbas ra.ma} berkata; “Ketika aku berada di tengah-tengah kaum (Muslimin), ternyata mereka sedang mendo’akan ‘Umar bin Al Kthaththab, saat jasadnya sudah diletakkan di atas tempat tidurnya, tiba-tiba ada seorang laki-laki dari belakangku yang meletakkan siku lengannya pada bahuku seraya berkata; “Semoga Allah merahmatimu. Sungguh aku berharap Allah akan menjadikan kamu bersama kedua shahabatmu (Abu Bakar dan Umar) dikarenakan aku sering mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Aku bersama Abu Bakr dan ‘Umar. Aku, Abu Bakr dan ‘Umar mengerjakan sesuatu dan Aku, Abu Bakr dan ‘Umar berangkat (bepergian) “. Maka, sungguh aku berharap Allah menjadikan kamu bersama keduanya (di pemakaman). Kemudian aku menoleh, ternyata orang itu adalah {‘Ali bin Abu Thalib} “.

Sahih Bukhari | Hadits No. : 3402

Kitab 43 : Perilaku Budi Pekerti yang Terpuji

Bab : Sabda Nabi saw.”Sekiranya Aku Boleh Mengambil Kekasih…”

حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ الْكُوفِيُّ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ عَنْ الْأَوْزَاعِيِّ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ قَالَ سَأَلْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍوعَنْ أَشَدِّ مَا صَنَعَ الْمُشْرِكُونَ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ رَأَيْتُ عُقْبَةَ بْنَ أَبِي مُعَيْطٍ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يُصَلِّي فَوَضَعَ رِدَاءَهُ فِي عُنُقِهِ فَخَنَقَهُ بِهِ خَنْقًا شَدِيدًا فَجَاءَ أَبُو بَكْرٍ حَتَّى دَفَعَهُ عَنْهُ فَقَالَ{ أَتَقْتُلُونَ رَجُلًا أَنْ يَقُولَ رَبِّيَ اللَّهُ وَقَدْ جَاءَكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ مِنْ رَبِّكُمْ }

Telah bercerita kepadaku {Muhammad bin Yazid Al Kufiy} telah bercerita kepada kami {Al Walid} dari {Al Awza’iy} dari {Yahya bin Abu Katsir} dari {Muhammad bin Ibrahim} dari {‘Urwah bin Az Zubair} berkata; Aku bertanya kepada {‘Abdullah bin ‘Amru} tentang perbuatan yang paling keras yang dilakukan kaum Musyrikin kepada Rasulullah saw. Maka dia menjawab; “Aku pernah melihat ‘Uqbah bin Abu Mu’ith mendatangi Nabi saw. saat beliau sedang shalat lalu dia meletakkan selendangnya pada leher beliau lalu dia menariknya dengan sekuat-kuatnya. Kemudian Abu Bakr datang lalu melepaskan selendang tersebut dari leher beliau seraya berkata dengan mengutip firman Allah dalam QS Ghafir ayat 28 yang arinya: (“Apakah kalian akan membunuh seseorang karena dia mengatakan Rabbku Allah?. Sungguh dia telah datang dengan membawa keterangan-keterangan yang jelas dari Rabb kalian”).