Telah menceritakan kepada kami {Abu Al Walid Ath Thayalisi} telah menceritakan kepada kami {Abu Hasyim Az Za’farani} telah menceritakan kepadaku {Shalih bin Ubaid} dari {Qabishah bin Waqqash} dia berkata; Rasulullah saw. bersabda: “Akan datang suatu masa setelahku di mana para pemimpin kalian mengakhirkan shalat, maka bagi kalian (tetap) mendapatkan pahala sementara mereka mendapatkan dosa, maka tetaplah shalat di belakang mereka selama mereka menghadap kiblat.
Sunan Abu Dawud | Hadits No. : 371
Kitab 2 : Shalat
Bab : Orang Yang Tertidur Atau Lupa Untuk Mengerjakan Shalat
Telah menceritakan kepada kami {Ahmad bin Shalih} telah menceritakan kepada kami {Ibnu Wahb} telah mengabarkan kepadaku {Yunus} dari {Ibnu Syihab} dari {Ibnu Al Musayyib} dari {Abu Hurairah} bahwa Rasulullah saw. pulang dari perang khaibar, beliau terus berjalan pada malam hari, hingga tatkala kami diserang rasa kantuk, beliau kemudian berhenti untuk istirahat. Beliau bersabda kepada Bilal: “Berjaga-jagalah kamu untuk kami malam ini!” Namun ternyata rasa kantuk mengalahkan Bilal sehingga dia tertidur sementara dia bersandar pada kendaraannya. Nabi saw. tidak terbangun dari tidurnya, tidak juga Bilal, dan tidak juga seorang pun dari sahabat beliau, sehingga sinar matahari menyengat mereka, dan yang pertama kali bangun adalah Rasulullah saw., maka Rasulullah saw. sangat kaget lalu bersabda: “Wahai Bilal!” Bilal menjawab; Rasa kantuk mengalahkanku sebagaimana ia mengalahkanmu wahai Rasusullah! Maka mereka mengarahkan kendaraan mereka bergeser dari tempat mereka tidur, kemudian Nabi saw. berwudhu lalu beliau memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan Iqamat kemudian beliau shalat Shubuh berjamaah bersama mereka. Setelah selesai melaksanakan shalat, beliau bersabda: “Barangsiapa yang lupa mengerjakan shalat, maka hendaklah dia melaksanakannya pada waktu dia ingat, karena Allah Ta’ala berfirman: ‘ Dan dirikanlah shalat untuk mengingatKu’.” Yunus berkata; Begitulah Ibnu Syihab membacanya. Ahmad berkata; {Anbasah} yakni dari {Yunus} di dalam hadits ini membaca; ‘lidzikri’. Ahmad berkata; ‘alkara’ artinya kantuk. Telah menceritakan kepada kami {Musa bin Isma’il} telah menceritakan kepada kami {Aban} telah menceritakan kepada kami {Ma’mar} dari {Az-Zuhri} dari {Sa’id bin Al Musayyib} dari {Abu Hurairah} dalam hadits ini Rasulullah saw. bersabda: “Pindahlah kalian dari tempat di mana kalian lalai dalam melaksanakan shalat ke tempat yang lain! Dan beliau memerintahkan Bilal, maka dia adzan lalu iqamat setelah itu shalat. Abu Dawud berkata; Diriwayatkan oleh {Malik}, {Sufyan bin Uyainah}, {Al Auzai’i} dan {Abdurrazzaq} dari {Ma’mar} dan {Ibnu Ishaq}, dan mereka semuanya tidak menyebutkan adanya adzan dalam hadits Az Zuhri, dan tidak seorang pun dari mereka berisnad kecuali {Al Auza’iy} dan {Aban Al ‘Aththar} dari {Ma’mar}.
Sunan Abu Dawud | Hadits No. : 730
Kitab 2 : Shalat
Bab : Shalatnya Orang Yang Tidak Menegakkan Tulang Sulbinya Saat Rukuk Dan Sujud
Telah menceritakan kepada kami {Al Qa’nabi} telah menceritakan kepada kami {Anas yaitu Ibnu ‘Ayyadl}. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami {Ibnu Al Mutsanna} telah menceritakan kepadaku {Yahya bin Sa’id} dari {‘Ubaidullah} sedangkan lafadz hadits ini berasal dari Al Mutsanna telah menceritakan kepadaku {Sa’id bin Abu Sa’id} dari {ayahnya} dari {Abu Hurairah} bahwa Rasulullah saw. masuk masjid, bersamaan dengan itu seorang laki-laki masuk masjid lalu shalat, seusai shalat, dia datang sambil memberi salam kepada Rasulullah saw., lalu Rasulullah saw. menjawab salamnya dan bersabda: “Kembali dan shalatlah, karena kamu belum mengerjakan shalat.” laki-laki itu kembali mengerjakan shalat sebagaimana ia shalat, kemudian dia datang kepada Nabi saw. dan memberi salam kepada beliau, maka Rasulullah saw. menjawab salamnya, sabdanya; “Alaikas salam.” kemudian bersabda: “Shalatlah kamu, sesungguhnya kamu belum mengerjakan shalat.” hal itu di ulanginya sampai tiga kali. Laki-laki itu berkata; “Demi dzat yang telah mengutus-Mu dengan kebenaran, aku tidak dapat mengerjakan yang lebih baik selain cara ini, oleh karena itu ajarilah aku.” Beliau bersabda: “Apabila kamu hendak mengerjakan shalat, bertakbirlah, kemudian bacalah ayat Al Qur’an yang mudah bagimu, lalu ruku’lah hingga kamu benar-benar (tenang) dalam posisi ruku’, setelah itu bangkitlah sampai berdiri lurus kembali, kemudian sujudlah hingga benar-benar dalam posisi sujud, lalu duduklah hingga benar-benar dalam posisi duduk, lalu sujud kembali hingga benar-benar sujud, kemudian lakukanlah hal itu di setiap shalatmu.” {Al Qa’nabi} mengatakan; dari {Sa’id bin Abu Sa’id Al Maqburi} dari {Abu Hurairah} …’ di akhir haditsnya ia mengatakan; “Jika kamu melakukan seperti ini, maka shalatmu menjadi sempurna, dan apabila kamu mengurangi dari cara ini, berarti kesempurnaan shalatmu juga akan terkurangi.” Dalam hadits ini juga di sebutkan; “Apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka sempurnakanlah wudlu’mu.” Telah menceritakan kepada kami {Musa bin Isma’il} telah menceritakan kepada kami {Hammad} dari {Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah} dari {Ali bin Yahya bin Khallad} dari {pamannya} bahwa seorang laki-laki masuk masjid…” selanjutnya dia melanjutkan seperti hadits di atas, lalu dia berkata; “Maka Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya tidak sempurna shalat seseorang sehingga dia berwudlu’ yaitu membasuh anggota wudlu’nya (dengan sempurna) kemudian bertakbir, memuji Allah Jalla wa ‘Azza, menyanjung-Nya dan membaca AL Qur’an yang mudah baginya. Setelah itu mengucapkan Allahu Akbar, kemudian ruku’ sampai tenang semua persendiannya, lalu mengucapkan “Sami’allahu liman hamidah” sampai berdiri lurus, kemudian mengucapkan Allahu Akbar, lalu sujud sehingga semua persendiannya tenang. Setelah itu mengangkat kepalanya sambil bertakbir. Apabila dia telah mengerjakan seperti demikian, maka shalatnya menjadi sempurna.” Telah menceritakan kepada kami {Al Hasan bin Ali} telah menceritakan kepada kami {Hisyam bin Abdul Malik} dan {Hajjaj bin Minhal} keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami {Hammam} telah menceritakan kepada kami {Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah} dari {Ali bin Yahya bin Khallad} dari {ayahnya} dari {pamannya yaitu Rifa’ah bin Rafi’} dengan makna yang sama, dia berkata; Rasulullah saw. bersabda: “Tidak sempurna shalat salah seorang dari kalian sehingga dirinya menyempurnakan wudlu’ sebagaimana yang di perintahkan Allah Azza wa Jalla, yaitu membasuh mukanya dan kedua tangannya sampai kedua sikunya, dan membasuh kepalanya dan kedua kakinya hingga kedua mata kakinya, kemudian mengucapkan takbir, memuji Allah dan membaca Al Qur’an yang mudah baginya…” kemudian ia menyebutkan seperti haditsnya Hammad, katanya; “…Kemudian bertakbir, bersujud dengan meletakkan muka -Hammam mengatakan; sepertinya dia mengatakan- atau keningnya ke tanah, sehingga semua persendiannya tenang dan menjadi rileks, lalu bertakbir dan duduk pada tempat duduknya hingga lurus tulang punggungnya, maka beliau mempraktekkan cara shalat tersebut hingga empat kali sampai selesai, tidak sempurna shalat seseorang di antara kalian, sehingga ia mengerjakan cara shalat yang seperti ini.” telah menceritakan kepada kami {Wahb bin Baqiyah} dari {Khalid} dari {Muhammad yaitu Ibnu ‘Amru} dari {Ali bin Yahya bin Khallad} dari {ayahnya} dari {Rifa’ah bin Rafi’} dengan kisah seperti ini, sabdanya: “Apabila kamu hendak mengerjakan shalat, dan wajahmu telah menghadap ke arah kiblat, maka bertakbirlah lalu bacalah Ummul Qur’an dan surat sesuka hatimu, dan sesuai kehendak Allah untuk kamu baca, apabila kamu ruku’, maka letakkanlah kedua telapak tanganmu di atas kedua lututmu dan hamparkanlah punggungmu.” Setelah itu beliau bersabda: “Apabila kamu hendak sujud, maka kuatkanlah (kedua tangan) untuk menyangga sujudmu, dan apabila kamu mengangkat (kepala dari sujud) maka duduklah di atas pahamu yang kiri.” Telah menceritakan kepada kami {Mu’ammal bin Hisyam} telah menceritakan kepada kami {Isma’il} dari {Muhammad bin ishaq} telah menceritakan kepadaku {Ali bin Yahya bin Khallad bin Rafi’} dari {ayahnya} dari {pamannya yaitu Rifa’ah bin Rafi’} dari Nabi saw. dengan kisah seperti ini, beliau bersabda: “Apabila kamu hendak mengerjakan shalat, bertakbirlah kepada Allah Ta’ala, kemudian bacalah Al Qur’an yang mudah bagimu.” -dalam hadits tersebut beliau juga bersabda- Apabila kamu duduk di tengah mengerjakan shalat, maka tenangkanlah dirimu dan duduklah di atas paha kirimu, kemudian bacalah tasyahud. Setelah itu, apabila kamu berdiri, kerjakanlah seperti itu pula, sehingga kamu selesai dari shalat.” Telah menceritakan kepada kami {‘Abbad bin Musa Al Khuttali} telah menceritakan kepada kami {Isma’il yaitu Ibnu Ja’far} telah mengabarkan kepadaku {Yahya bin Ali bin Yahya bin Khallad bin Rafi’ Az Zuraqi} dari {ayahnya} dari {kakeknya} dari {Rifa’ah bin Rafi’} bahwa Rasulullah saw. -lalu di ceritakannya hadits tersebut, di antaranya beliau bersabda: “Maka berwudlu’lah sebagaimana yang di perintahkan oleh Allah Jalla wa Azza kepadamu, kemudian bacalah Tasyahud (setelah wudlu), dan dirikanlah (shalat) kemudian bertakbirlah, jika kamu bisa membaca (hafal) dari surat Al Qur’an, maka bacalah, jika tidak (bisa membaca), maka bertahmid (membaca Al Hamdulillah), bertakbir (membaca Allahu Akbar) dan bertahlil (membaca Laa ilaaha illallah) lah kepada Allah.” -dalam hadits itu pula beliau bersabda; “…Jika kamu mengurangi sedikit dari cara tersebut, berarti kamu mengurangi (kesempurnaan) shalatmu.”
Sunan Abu Dawud | Hadits No. : 731
Kitab 2 : Shalat
Bab : Shalatnya Orang Yang Tidak Menegakkan Tulang Sulbinya Saat Rukuk Dan Sujud
Telah menceritakan kepada kami {Abu Al Walid Ath Thayalisi} telah menceritakan kepada kami {Al Laits} dari {Yazid bin Abu Habib} dari {Ja’far bin Al Hakam}. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami {Qutaibah} telah menceritakan kepada kami {Al Laits} dari {Ja’far bin Abdullah Al Anshari} dari {Tamim bin Mahmud} dari {Abdurrahman bin Syibl} dia berkata; Rasulullah saw. melarang (sujud dengan cepat) seperti burung gagak mematuk dan (menghamparkan lengan ketika sujud) seperti binatang buas yang sedang membentangkan kakinya dan melarang seseorang mengambil lokasi khusus di Masjid (untuk ibadatnya) sebagaimana unta menempati tempat berderumnya.” Ini adalah lafadz yang berasal dari Qutaibah.”
Sunan Abu Dawud | Hadits No. : 732
Kitab 2 : Shalat
Bab : Shalatnya Orang Yang Tidak Menegakkan Tulang Sulbinya Saat Rukuk Dan Sujud
Telah menceritakan kepada kami {Zuhair bin Harb} telah menceritakan kepada kami {Jarir} dari {‘Atha` bin As Sa`ib} dari {Salim Al Barrad} dia berkata; aku menemui {‘Uqbah bin ‘Amru Al Anshari yaitu Abu Mas’ud} maka kau berkata kepadanya; “Jelaskanlah kepada kami tata cara shalat Rasulullah saw.!.” maka dia berdiri di depan kami di masjid, lalu bertakbir. Ketika ruku’, dia meletakkan kedua tangannya di atas kedua lututnya dan meletakkan jemarinya lebih rendah dari itu, sedangkan kedua sikunya di renggangkan, sehingga semua anggota tubuhnya tenang (thuma’ninah), kemudian bertakbir dan sujud, setelah itu ia meletakkan kedua telapak tangannya ke tanah, dan merenggangkan antara kedua sikunya sampai semua anggota tubuhnya tenang (thuma’ninah). Dia mengerjakan yang demikian itu, dan shalat empat raka’at sebagaimana raka’at ini, setelah mengerjakan shalatnya, dia berkata; “Demikianlah kami pernah melihat Rasulullah saw. mengerjakan shalat.”
Sunan Abu Dawud | Hadits No. : 733
Kitab 2 : Shalat
Bab : Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam “Shalat Yang Tidak Disempurnakan,
Telah menceritakan kepada kami {Ya’qub bin Ibrahim} telah menceritakan kepada kami {Isma’il} telah menceritakan kepada kami {Yunus} dari {Al Hasan} dari {Anas bin Hakim Adl Dlabbi} dia berkata; “Dirinya pernah takut kepada Ziyad atau Ibnu Ziyad kemudian pergi ke Madinah, di sana ia bertemu dengan Abu Hurairah, katanya; dia menasabkan aku kepadanya dan aku pun menyatakan nasab kepadanya.” {Abu Hurairah} berkata; “Wahai anak muda, maukah kamu kuceritakan suatu hadits?” kata Anas; kataku; “Ya, semoga Allah merahmati anda.” Yunus berkata; “Aku kira dia menyebutkan dari Nabi saw., beliau bersabda: “Sesungguhnya yang pertama kali akan di hisab dari amal perbuatan manusia pada hari kiamat adalah shalatnya, Allah Jalla wa ‘Azza berfirman kepada Malaikat -Dan Dia lebih mengetahui (amalan seseorang) -; “Periksalah shalat hamba-Ku, sempurnakah atau justru kurang? Sekiranya sempurna, maka catatlah baginya dengan sempurna, dan jika terdapat kekurangan, Allah berfirman; “Periksalah lagi, apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah? Jikalau terdapat shalat sunnahnya, Allah berfirman; “Cukupkanlah kekurangan yang ada pada shalat wajib hamba-Ku itu dengan shalat sunnahnya.” Selanjutnya semua amal manusia di hisab dengan cara demikian.” Telah menceritakan kepada kami {Musa bin Isma’il} telah menceritakan kepada kami {Hammad} dari {Humaid} dari {Al Hasan} dari {seorang laki-laki dari Bani Salith} dari {Abu Hurairah} dari Nabi saw. seperti hadits di atas. Telah menceritakan kepada kami {Musa bin Isma’il} telah menceritakan kepada kami {Hammad} dari {Daud bin Abu Hind} dari {Zurarah bin Aufa} dari {Tamim Ad Dari} dari Nabi saw. dengan makna seperti ini, beliau bersabda: “Kemudian zakat, (di hisab) seperti itu juga, kemudian semua amalan di hisab seperti itu.”
Telah menceritakan kepada kami {Hafsh bin Umar} telah menceritakan kepada kami {Syu’bah} dari {Abu Ya’fur}. Abu Daud mengatakan; namanya adalah Waqdan, dari {Mush’ab bin Sa’d} dia berkata; “Aku mengerjakan shalat di samping ayahku, lalu aku meletakkan kedua tanganku antara kedua lututku, maka dia melarangku mengerjakan cara yang demikian, lalu saya mengulanginya, maka {ayahku} berkata; “Janganlah kamu melakukan cara yang seperti ini, karena sesungguhnya kami pernah melakukan cara seperti ini, lalu kami dilarang melakukannya dan kami di perintahkan supaya meletakkan tangan di atas lutut.”
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Abdullah bin Numair} telah menceritakan kepada kami {Abu Mu’awiyah} telah menceritakan kepada kami {Al A’masy} dari {Ibrahim} dari {‘Alqamah} dan {Al Aswad} dari {Abdullah} dia berkata; “Apabila salah seorang dari kalian ruku’, maka hamparkanlah kedua hastanya di atas pahanya dan ratakanlah antara kedua telapak tangannya, seakan-akan aku melihat jemari Rasulullah saw. bersilang.”
Telah menceritakan kepada kami {Ar Rabi’ bin Nafi’ Abu Tsaubah} dan {Musa bin Isma’il} sedangkan maksud haditsnya sama, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami {Ibnu Al Mubarrak} dari {Musa}. Abu Salamah Musa bin Ayyub mengatakan; dari {pamannya} dari {‘Uqbah bin ‘Amir} dia berkata; Ketika turun; “FASABBIH BISMIRABBIKAL ‘ADZIIM (maka sucikanlah dengan nama Rabbmu yang Maha Agung).” Rasulullah saw. bersabda: “Jadikanlah ia sebagai bacaan ruku’ kalian.” dan ketika turun; “SABBIHISMA RABBIKAL A’LA (Sucikanlah dengan nama Rabbmu yang Maha tinggi) ” maka Rasulullah saw. bersabda: “Jadikanlah ia sebagai bacaan sujud kalian.” telah menceritakan kepada kami {Ahmad bin Yunus} telah menceritakan kepada kami {Al Laits yaitu Ibnu Sa’d} dari {Ayyub bin Musa atau Musa bin Ayyub} dari {seorang laki-laki dari Kaumnya} dari {‘Uqbah bin ‘Amir} dengan makna yang sama, dia menambahkan; Uqbah berkata; “Apabila Rasulullah saw. ruku’ beliau mengucapkan; “Subhaana rabbiyal ‘azhiim wa bihamdihi (Maha suci Rabbku yang Maha Agung dengan pujian-Nya) ” sebanyak tiga kali, dan apabila sujud beliau mengucapkan; “Subhaana rabbiyal a’la wa bihamdih (Maha suci Rabbku yang Maha Tinggi dengan segala pujian-Nya) ” sebanyak tiga kali.” Abu Daud mengatakan; “Saya khawatir tambahan ini tidak dari tambahan yang benar-benar terjaga (kebenarannya).” Abu Daud mengatakan; “Penduduk Mesir meriwayatkan dengan periwayatan tunggal mengenai dua isnad hadits ini yaitu hadits Rabi’ dan hadits Ahmad bin Yunus.
Telah menceritakan kepada kami {Hafsh bin Umar} telah menceritakan kepada kami {Syu’bah} dia berkata; saya berkata kepada Sulaiman; apabila aku membaca ayat yang mengandung ketakutan apakah aku harus berdoa dalam shalat?” maka {Sulaiman} menceritakan kepadaku dari {Sa’d bin ‘Ubaidah} dari {Mustaurid} dari {Shilah bin Zufar} dari {Hudzaifah} bahwa dia shalat bersama Nabi saw., ketika ruku’ beliau membaca: “Subhaana rabbiyal ‘azhiimi (Maha suci Rabbku yang Maha Agung) ” dan ketika sujud beliau membaca: “Subhaana Rabbiyal a’la (Maha suci Rabbku yang Maha Tinggi).” Dan beliau tidak melewati ayat tentang rahmat melainkan beliau akan berhenti pada ayat tersebut, lalu berdo’a. dan tidaklah beliau melewati ayat tentang adzab (siksa) melainkan beliau akan berhenti pada ayat tersebut lalu memohon perlindungan.”