Telah menceritakan kepada kami {Musaddad} dan {Ibnu Abu Khalaf} mereka berkata; telah menceritakan kepada kami {Sufyan} dari {Az Zuhri} dari {Al A’raj} dari {Abu Hurairah} ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda: “Jika salah seorang dari kalian meminta izin kepada saudaranya untuk meletakkan kayu pada dindingnya maka izinkanlah, lalu mereka mengiyakan dengan kepalanya. Lalu dia berkata; ‘Kenapa saya masih melihat kalian menolaknya. Sungguh saya akan menyampaikan kepada mereka.” Abu Daud berkata; Ini adalah hadits Ibnu Abu Khalaf, dan merupakan yang paling lengkap.
Telah menceritakan kepada kami {Qutaibah bin Sa’id} telah menceritakan kepada kami {Al Laits} dari {Yahya} dari {Muhammad bin Yahya bin Habban} dari {Luluah} dari {Abu Shirmah} -selain Qutaibah telah menyebutkan hadits ini dari Shirmah- sahabat Nabi saw., dari Nabi saw., bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa menimpakan madharat (keburukan) kepada orang lain maka Allah akan menimpakan madharat kepadanya, dan barangsiapa memperberat orang lain maka Allah akan memperberat dirinya.”
Telah menceritakan kepada kami {Sulaiman bin Daud Al ‘Ataki} telah menceritakan kepada kami {Hammad} telah menceritakan kepada kami {Washil} mantan budak Abu ‘Uyainah, ia berkata; saya mendengar {Abu Ja’far Muhammad bin Ali} menceritakan dari {Samurah bin Jundub} bahwa ia dahulu memiliki pohon kurma kecil yang berada di kebun seorang laki-laki anshar.” Samurah berkata, “Laki-laki itu mempunyai keluarga.” Muhammad berkata, “Samurah pernah memasuki kebun kurmanya sehingga laki-laki Anshar tersebut merasa terganggu dan berat hati. Lalu ia meminta kepada Samurah untuk menjual pohon kurma tersebut, namun Samurah menolak. Lalu laki-laki Anshar itu meminta agar ia memindahnya, namun Samurah menolak. Maka ia pun datang menemui Nabi saw. dan menceritakan hal tersebut kepadanya. Nabi saw. kemudian meminta Samurah agar menjual pohon kurma tersebut, namun ia menolak, lalu beliau memintanya agar memindahkannya namun Samurah tetap menolak. Beliau pun bersabda: “Berikan kepadanya dan bagimu demikian dan demikian.” -sesuatu yang menyenangkan-, namun ia menolak. Beliau lalu bersabda: “Engkau adalah orang yang menimbulkan madlarat (kesusahan).” Rasulullah saw. kemudian berkata kepada orang Anshar tersebut: “Pergi dan cabutlah pohon kurmanya!”
Telah menceritakan kepada kami {Abu Al Walid Ath Thayalisi} telah menceritakan kepada kami {Al Laits} dari {Az Zuhri} dari {‘Urwah} bahwa {Abdullah bin Az Zubair} menceritakan kepadanya, bahwa ada seorang laki-laki bermusuhan dengan Az Zubair mengenai saluran-saluran air pada tanah keras yang berbatu hitam yang mereka gunakan untuk mengairi tanaman. Kemudian orang anshar tersebut berkata, “Biarkanlah air lewat!” Namun Az Zubair menolak. Kemudian Rasulullah saw. berkata kepada Az Zubair: “Siramilah tanamanmu wahai Az Zubair, kemudian alirkan kepada tetanggamu!” Maka marahklah orang anshar tersebut, lalu ia berkata, “Wahai Rasulullah, apakah karena ia itu anak bibimu!” Maka rona muka Rasulullah saw. berubah, beliau bersabda: “Siramlah tanamanmu, lalu tahanlah iar tersebut hingga ia kembali ke tempatnya semula.” Az Zubair berkata, “Demi Allah, sungguh aku mengira ayat ini turun mengenai hal tersebut; ‘(Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim…) ‘ (Qs. An Nisa: 65).
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Al ‘Ala} telah menceritakan kepada kami {Abu Usamah} dari {Al Walid bin Katsir} dari {Abu Malik bin Tsa’labah} dari {Tsa’labah bin Malik} bahwa ia mendengar {para pembesar} mereka menyebutkan bahwa seorang laki-laki Quraisy memiliki saham pada Bani Quraizhah, kemudian ia memperkarakan kepada Rasulullah saw. mengenai aliran yang mereka berbagi dengan airnya. Kemudian Rasulullah saw. memberi putusan untuk mereka, bahwa batas genangan air adalah sebatas mata kaki, orang yang lahannya di atas tidak boleh menahan dari yang di bawah.”
Telah menceritakan kepada kami {Ahmad bin ‘Abdah} telah menceritakan kepada kami {Al Mughirah bin Abdurrahman} telah menceritakan kepadaku ayahku {Abdurrahman bin Al Harits} dari {‘Amru bin Syu’aib} dari {Ayahnya} dari {Kakeknya} bahwa Rasulullah saw. memberi putusan dalampembagian air, bahwa batas genangan air (pada tanaman) adalah setinggi mata kaki. Setelah itu orang yang lahannya di bagian atas memberikannya kepada orang yang lahannya di bawah.”
Telah menceritakan kepada kami {Mahmud bin Khalid} bahwa {Muhammad bin Utsman} menceritakan kepada mereka, ia berkata; telah menceritakan kepada kami {Abdul Aziz bin Muhammad} dari {Abu Thuwalah} dan {‘Amru bin Yahya} dari {Ayahnya} dari {Abu Sa’id Al Khudri} ia berkata, “Dua orang laki-laki mengadukan kepada Rasulullah saw. tentang batas kebun kurma mereka. Kemudian beliau memerintahkan agar mengukurnya, lalu batasan tersebut diukur dan didapati ukurannya adalah tujuh hasta. Dan dalam hadits yang lain, maka di dapati ukurannya adalah lima hasta, lalu beliau memutuskan dengan hal tersebut.” Abdul Aziz berkata, “Kemudian beliau memerintakan agar diambilkan salah satu dahan pohon kurma tersebut, kemudian batasan tersebut diukur.”
Telah menceritakan kepada kami {Musaddad bin Musarhad} telah menceritakan kepada kami {Abdullah bin Daud} aku mendengar {‘Ashim bin Raja bin Haiwah} menceritakan dari {Daud bin Jamil} dari {Katsir bin Qais} ia berkata, “Aku pernah duduk bersama Abu Ad Darda di masjid Damaskus, lalu datanglah seorang laki-laki kepadanya dan berkata, “Wahai Abu Ad Darda, sesungguhnya aku datang kepadamu dari kota Rasulullah saw. karena sebuah hadits yang sampai kepadaku bahwa engkau meriwayatannya dari Rasulullah saw. Dan tidaklah aku datang kecuali untuk itu.” Abu Ad Darda lalu berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa meniti jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mempermudahnya jalan ke surga. Sungguh, para Malaikat merendahkan sayapnya sebagai keridlaan kepada penuntut ilmu. Orang yang berilmu akan dimintakan maaf oleh penduduk langit dan bumi hingga ikan yang ada di dasar laut. Kelebihan serang alim dibanding ahli ibadah seperti keutamaan rembulan pada malam purnama atas seluruh bintang. Para ulama adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya maka ia telah mengambil bagian yang banyak.” Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Al Wazir Ad Dimasyqi} telah menceritakan kepada kami {Al Walid} ia berkata; aku berjumpa dengan {Syabib bin Syaibah} lalu ia menceritakannya kepadaku dari {Utsman bin Abu Saudah} dari {Abu Ad Darda} dari Nabi saw. dengan maknanya.”
Telah menceritakan kepada kami {Ahmad bin Yunus} telah menceritakan kepada kami {Zaidah} dari {Al A’masy} dari {Abu Shalih} dari {Abu Hurairah} ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda: “Tidaklah seorang laki-laki yang meniti jalan untuk mencari ilmu melainkan Allah akan mempermudah baginya jalan menuju Surga. Dan barangsiapa yang lambat amalannya maka nasabnya tidak akan memberinya manfaat.”
Telah menceritakan kepada kami {Ahmad bin Muhammad bin Tsabit Al Marwazi} telah menceritakan kepada kami {Abdurrazzaq} telah mengabarkan kepada kami {Ma’mar} dari {Az Zuhri} telah mengabarkan kepadaku {Ibnu Abu Namlah Al Anshari} dari {Ayahnya} bahwa ketika ia sedang duduk di sisi Rasulullah saw. yang saat itu di sisi beliau ada seorang Yahudi, lewatnya jenazah di hadapan beliau. Lalu orang Yahudi itu berkata, “Wahai Muhammad, apakah jenazah ini berbicara?” Nabi saw. kemudian menjawab: “Allah lebih mengetahui.” Orang Yahudi itu pun berkata, “Sesungguhnya jenazah tersebut berbicara.” Rasulullah saw. bersabda: “Apa yang diceritakan oleh orang-orang ahli kitab kepada kalian maka janganlah kalian percayai atau kalian dustakan. Tetapi katakanlah, ‘aku beriman kepada Allah dan para Rasul-Nya’. Jika mereka dusta maka kalian tidak mempercayainya dan jika benar maka kalian tidak mendustakannya.”