Sunan An Nasa’i

×

سنن النسائي

Sunan An Nasa'i

Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 662

Kitab 7 : Adzan

Bab : Bagaimana Iqamat

أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ تَمِيمٍ قَالَ حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ عَنْ شُعْبَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا جَعْفَرٍ مُؤَذِّنَ مَسْجِدِ الْعُرْيَانِ عَنْ أَبِي الْمُثَنَّى مُؤَذِّنِ مَسْجِدِ الْجَامِعِ قَالَ سَأَلْتُ ابْنَ عُمَرَعَنْ الْأَذَانِ فَقَالَ كَانَ الْأَذَانُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثْنَى مَثْنَى وَالْإِقَامَةُ مَرَّةً مَرَّةً إِلَّا أَنَّكَ إِذَا قُلْتَ قَدْ قَامَتْ الصَّلَاةُ قَالَهَا مَرَّتَيْنِ فَإِذَا سَمِعْنَا قَدْ قَامَتْ الصَّلَاةُ تَوَضَّأْنَا ثُمَّ خَرَجْنَا إِلَى الصَّلَاةِ

Telah mengabarkan kepada kami {‘Abdullah bin Muhammad bin Tamim} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Hajjaj} dari {Syu’bah} dia berkata; aku mendengar {Abu Ja’far} – mu’adzin masjid Al ‘Uryan- dari {Abu Al Mutsanna} -mu’adzin masjid jami’- dia berkata; “Aku pernah bertanya kepada {Ibnu ‘Umar} tentang adzan, lalu beliau menjawab, ‘Adzan pada zaman Rasulullah saw. adalah dua-dua dan iqamah sekali-sekali, kecuali ketika mengucapkan, “Qad qaamatish-shalah”.’ -diucapkannya dua kali-. Ketika kami mendengar ‘Qad qaamatish-shalah” kami telah berwudhu, kemudian segera shalat.”

Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 663

Kitab 7 : Adzan

Bab : Masing-Masing Beriqamat Untuk Pribadi

أَخْبَرَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ قَالَ أَنْبَأَنَا إِسْمَعِيلُ عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ قَالَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلِصَاحِبٍ لِي إِذَا حَضَرَتْ الصَّلَاةُ فَأَذِّنَا ثُمَّ أَقِيمَا ثُمَّ لِيَؤُمَّكُمَا أَحَدُكُمَا

Telah mengabarkan kepada kami {‘Ali bin Hujr} dia berkata; telah memberitakan kepada kami {Isma’il} dari {Khalid Al-Hadza’i} dari {Abu Qilabah} dari {Malik bin Al-Huwairits} dia berkata; “Rasulullah saw. bersabda kepadaku dan temanku, “Jika telah tiba waktu shalat, maka adzanlah lalu lakukanlah iqamah, kemudian hendaklah salah seorang dari kalian menjadi imam.”

Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 664

Kitab 7 : Adzan

Bab : Keutamaan Mengadzani

أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكٍ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لَا يَسْمَعَ التَّأْذِينَ فَإِذَا قُضِيَ النِّدَاءُ أَقْبَلَ حَتَّى إِذَا ثُوِّبَ بِالصَّلَاةِ أَدْبَرَ حَتَّى إِذَا قُضِيَ التَّثْوِيبُ أَقْبَلَ حَتَّى يَخْطُرَ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ يَقُولُ اذْكُرْ كَذَا اذْكُرْ كَذَا لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ حَتَّى يَظَلَّ الْمَرْءُ إِنْ يَدْرِي كَمْ صَلَّى

Telah mengabarkan kepada kami {Qutaibah} dari {Malik} dari {Abu Az-Zinad} dari {Al-A’raj} dari {Abu Hurairah} bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila adzan dikumandangkan, maka setan kabur sambil kentut hingga ia tidak mendengar suara adzan. Jika adzan telah selesai, maka setan datang lagi. Ketika iqamah dikumandangkan, maka setan kabur lagi. Dan saat iqamah selesai, maka setan kembali lagi. Sehingga setan ini masuk ke benak seseorang dan berkata; “Ingat ini, ingat itu, terhadap hal-hal yang tadinya ia lupakan. Sampai seseorang tidak tahu berapa jumlah raka’at yang telah ia kerjakan.”

Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 665

Kitab 7 : Adzan

Bab : Berusaha Ikut Tutur Bagian Dalam Adzan

أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكٍ عَنْ سُمَيٍّ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوا عَلَيْهِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيرِ لَاسْتَبَقُوا إِلَيْهِ وَلَوْ عَلِمُوا مَا فِي الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

Telah mengabarkan kepada kami {Qutaibah} dari {Malik} dari {Sumayyi} dari {Abu Shalih} dari {Abu Hurairah} bahwa Rasulullah saw. bersabda; “Seandainya manusia mengetahui apa yang ada didalam adzan dan shaf pertama kemudian mereka tidak mendapatkannya kecuali dengan mengundi, maka mereka pasti akan mengundinya. Seandainya manusia mengetahui apa yang ada didalam menyegerakan shalat, maka mereka pasti akan berlomba untuk mendapatkannya. Seandainya manusia mengetahui apa yang ada didalam shalat Isya dan shalat Subuh, maka mereka pasti akan mendatanginya walaupun dengan merangkak.”

Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 666

Kitab 7 : Adzan

Bab : Mengambil Muadzin yang Tidak Meminta Upah Dalam Adzannya

أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَ حَدَّثَنَا عَفَّانُ قَالَ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ قَالَ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ الْجُرَيْرِيُّ عَنْ أَبِي الْعَلَاءِ عَنْ مُطَرِّفٍ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ أَبِي الْعَاصِ قَالَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ اجْعَلْنِي إِمَامَ قَوْمِي فَقَالَ أَنْتَ إِمَامُهُمْ وَاقْتَدِ بِأَضْعَفِهِمْ وَاتَّخِذْ مُؤَذِّنًا لَا يَأْخُذُ عَلَى أَذَانِهِ أَجْرًا

Telah mengabarkan kepada kami {Ahmad bin Sulaiman} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {‘Affan} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Hammad bin Salamah} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Sa’id bin Al-Jurairi} dari {Abu Al-‘Alaa} dari {Mutharrif} dari {‘Utsman bin Abul ‘Ash} dia berkata; “Aku pernah memohon, ‘Wahai Rasulullah saw., jadikan aku sebagai imam kaumku? ‘ Rasulullah saw. menjawab, ‘Kamu imam mereka dan perhatikan orang yang paling lemah serta jangan menjadikan muadzin yang mengambil upah dari adzannya ‘.”

Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 667

Kitab 7 : Adzan

Bab : Mengucapkan Seperti Bacaan Muadzin

أَخْبَرَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ النِّدَاءَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ الْمُؤَذِّنُ

Telah mengabarkan kepada kami {Qutaibah} dari {Malik} dari {Az Zuhri} dari {‘Atha bin Yazid} dari {Abu Sa’id Al Khudri} bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Jika kalian mendengar adzan, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh muadzin.”

Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 668

Kitab 7 : Adzan

Bab : Pahalanya

أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ أَنَّ بُكَيْرَ بْنَ الْأَشَجِّ حَدَّثَهُ أَنَّ عَلِيَّ بْنَ خَالِدٍ الزُّرَقِيَّ حَدَّثَهُ أَنَّ النَّضْرَ بْنَ سُفْيَانَ حَدَّثَهُ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا هُرَيْرَةَ يَقُولُكُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ بِلَالٌ يُنَادِي فَلَمَّا سَكَتَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قَالَ مِثْلَ هَذَا يَقِينًا دَخَلَ الْجَنَّةَ

Telah mengabarkan kepada kami {Muhammad bin Salamah} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Ibnu Wahb} dari {‘Amr bin Al-Harits} bahwasanya {Bukair bin Al-Asyajji} menceritakan kepadanya bahwasanya {‘Ali bin Khalid Az-Zuraqi} menceritakan kepadanya bahwasanya {An-Nadhr bin Sufyan} menceritakan kepadanya sesungguhnya dia mendengar {Abu Hurairah} berkata; “Suatu ketika kami bersama Rasulullah saw., lalu bangkitlah Bilal untuk adzan. Setelah selesai adzan. Rasulullah saw. bersabda. ‘Barangsiapa mengucapkan seperti yang dikumandangkan oleh muadzin dengan yakin, maka dia masuk surga’.”

Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 669

Kitab 7 : Adzan

Bab : Mengucapkan Syahadat Seperti Syahadat Muadzin

أَخْبَرَنَا سُوَيْدُ بْنُ نَصْرٍ أَنْبَأَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ مُجَمِّعِ بْنِ يَحْيَى الْأَنْصَارِيِّ قَالَ كُنْتُ جَالِسًا عِنْدَ أَبِي أُمَامَةَ بْنِ سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍفَأَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ فَقَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ فَكَبَّرَ اثْنَتَيْنِ فَقَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَتَشَهَّدَ اثْنَتَيْنِ فَقَالَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَتَشَهَّدَ اثْنَتَيْنِ ثُمَّ قَالَ حَدَّثَنِي هَكَذَا مُعَاوِيَةُ بْنُ أَبِي سُفْيَانَ عَنْ قَوْلِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَأَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ قُدَامَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ مِسْعَرٍ عَنْ مُجَمِّعٍ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ بْنِ سَهْلٍ قَالَ سَمِعْتُ مُعَاوِيَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَسَمِعَ الْمُؤَذِّنَ فَقَالَ مِثْلَ مَا قَالَ

Telah mengabarkan kepada kami {Suwaid bin Nashr} telah memberitakan kepada kami {‘Abdullah bin Al-Mubarak} dari {Mujammi’ bin Yahya Al-Anshari} dia berkata; “Aku pernah duduk di sisi {Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif} lalu seorang muadzin mengumandangkan adzan, ALLAAHU AKBAR, ALLAAHU AKBAR (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar’). Dia bertakbir dua kali. Muadzin meneruskan adzannya, ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAAH (‘Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah’). dia ikut mengucapkan syahadat dua kali. Muadzin melanjutkan, ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah’). dia ikut mengucapkan syahadat dua kali, kemudian berkata; “Beginilah {Mu’awiyah bin Abu Sufyan} bercerita kepadaku dari sabda Rasulullah saw. tentang hal ini’.” Telah mengabarkan kepada kami {Muhammad bin Qudamah} telah menceritakan kepada kami {Jarir} dari {Mis’ar} dari {Mujammi’} dari {Abu Umamah bin Sahl} dia berkata; aku mendengar {Mu’awiyah Radliyallahu’anhu} berkata; berkata; Aku mendengar dari Rasulullah saw. ketika beliau mendengar Mua’adzin, beliau mengucapkan sebagaimana yang dia ucapkan.

Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 670

Kitab 7 : Adzan

Bab : Bacaan Jika Muadzin Mengucapkan Hayya Aalash Sholaah, Hayya Alal Falaah

أَخْبَرَنَا مُجَاهِدُ بْنُ مُوسَى وَإِبْرَاهِيمُ بْنُ الْحَسَنِ الْمِقْسَمِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ قَالَ ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ يَحْيَى أَنَّ عِيسَى بْنَ عُمَرَ أَخْبَرَهُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَلْقَمَةَ بْنِ وَقَّاصٍ عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ وَقَّاصٍ قَالَإِنِّي عِنْدَ مُعَاوِيَةَ إِذْ أَذَّنَ مُؤَذِّنُهُ فَقَالَ مُعَاوِيَةُ كَمَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ حَتَّى إِذَا قَالَ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ قَالَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ فَلَمَّا قَالَ حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ قَالَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ وَقَالَ بَعْدَ ذَلِكَ مَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ ثُمَّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مِثْلَ ذَلِكَ

Telah mengabarkan kepada kami {Mujahid bin Musa} dan {Ibrahim bin Al-Hasan Al-Miqsami} mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami {Hajjaj} dia berkata; {Ibnu Juraij}, telah mengabarkan kepadaku {‘Amr bin Yahya} bahwasanya {‘Isa bin ‘Umar} mengabarkan kepadanya dari {‘Abdullah bin ‘Alqamah bin Waqqash} dari {‘Alqamah bin Waqqash} dia berkata; “Aku pemah berada di sisi {Muawiyah} ketika muadzinnya mengumandangkan adzan, dan ternyata Muawiyah mengucapkan sebagaimana yang diucapkan oleh muadzin. Tatkala muadzin mengucapkan `Hayya ‘alash-shalaah’ (Mari menuju sholat) dia mengucapkan, ‘Laa haula walaa quwwata illaa billaah’ (Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah) dan ketika sampai ke lafazh, ‘Hayya ‘alai, falaah’ (Mari menuju kebahagiaan) dia juga mengucapkan, ‘Laa haula walaa quwwata illaa billaah’ (Tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah). Setelah itu beliau mengucapkan seperti ucapan yang dikumandangkan oleh muadzin. Lantas dia berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah saw. mengucapkan seperti itu’.”

Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 671

Kitab 7 : Adzan

Bab : Mengucapkan Shalawat Nabi Setelah Adzan

أَخْبَرَنَا سُوَيْدٌ قَالَ أَنْبَأَنَا عَبْدُ اللَّهِ عَنْ حَيْوَةَ بْنِ شُرَيْحٍ أَنَّ كَعْبَ بْنَ عَلْقَمَةَ سَمِعَ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ جُبَيْرٍ مَوْلَى نَافِعِ بْنِ عَمْرٍو الْقُرَشِيِّ يُحَدِّثُ أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرٍو يَقُولُسَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا سَمِعْتُمْ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ وَصَلُّوا عَلَيَّ فَإِنَّهُ مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا ثُمَّ سَلُوا اللَّهَ لِي الْوَسِيلَةَ فَإِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِي الْجَنَّةِ لَا تَنْبَغِي إِلَّا لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللَّهِ أَرْجُو أَنْ أَكُونَ أَنَا هُوَ فَمَنْ سَأَلَ لِي الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ

Telah mengabarkan kepada kami {Suwaid} dia berkata; telah memberitakan kepada kami {‘Abdullah} dari {Haiwah bin Syuraih} bahwasanya {Ka’b bin ‘Alqamah} mendengar {‘Abdurrahman bin Jubair} -bekas budak Nafi’ bin ‘Amr Al-Qurasyi- menceritakan bahwasanya dia mendengar {‘Abdullah bin ‘Amr} berkata; “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Jika kalian mendengar suara muadzin, maka ucapkanlah seperti apa yang diucapkan oleh dia, lalu bacalah shalawat atasku. Barangsiapa bershalawat atasku sekali saja, maka Allah akan bershalawat (mendoakan kesejahteraan) kepadanya sepuluh kali. Kemudian mintalah wasilah kepada Allah untukku, karena wasilah adalah suatu kedudukan di surga yang tidak patut (mendapatnya) kecuali seorang hamba dari hamba-hamba Allah. Aku sangat berharap menjadi orang yang patut tersebut, dan barangsiapa memintakan wasilah untukku maka dia berhak mendapat syafaat!.”