Telah berkata {Al Harits bin Miskin} secara baca dan aku mendengarnya dari {Sufyan} dari {Az Zuhri} dari {‘Atha bin Yazid} dari {Abu Ayyub} dia berkata; “Barangsiapa ingin, hendaklah ia shalat witir tujuh rakaat. Barangsiapa ingin. hendaklah ia shalat witir lima rakaat. Barangsiapa ingin, hendaklah ia shalat witir tiga rakaat. Barangsiapa ingin, hendaklah ia shalat witir satu rakaat, dan barangsiapa ingin hanya sekedar dengan isyarat maka hendaklah ia menggunakan isyarat.”
Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 1695
Kitab 20 : Qiyamul Lail dan Shalat Sunnah Siang Hari
Bab : Bagaimana Witir Dengan Lima, dan Perselisihan Hakam Tentang Hadis Witir
Telah mengabarkan kepada kami {Qutaibah} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Jarir} dari {Manshur} dari {Al Hakam} dari {Miqsam} dari {Ummu Salamah} dia berkata; Rasulullah saw. shalat witir dengan lima dan tujuh rakaat beliau tidak memisahkan rakaatnya dengan salam ataupun perkataan.
Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 1696
Kitab 20 : Qiyamul Lail dan Shalat Sunnah Siang Hari
Bab : Bagaimana Witir Dengan Lima, dan Perselisihan Hakam Tentang Hadis Witir
Telah mengabarkan kepada kami {Al Qasim bin Zakaria bin Dinar} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {‘Ubaidullah} dari {Israil} dari {Manshur} dari {Al Hakam} dari {Miqsam} dari {Ibnu ‘Abbas} dari {Ummu Salamah} dia berkata; “Rasulullah saw. shalat witir lima rakaat atau tujuh rakaat tanpa memisahkan diantara rakaat-rakaatnya dengan salam.”
Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 1697
Kitab 20 : Qiyamul Lail dan Shalat Sunnah Siang Hari
Bab : Bagaimana Witir Dengan Lima, dan Perselisihan Hakam Tentang Hadis Witir
Telah mengabarkan kepada kami {Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim} dari {Yazid} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Sufyan bin Al Husain} dari {Al Hakam} dari {Miqsam} dia berkata; “Shalat witir itu tujuh rakaat, maka jangan kurang dari lima rakaat.” Lalu aku (Miqsam) menceritakan hal itu kepada Ibrahim, maka ia bertanya; “Dari siapa ia menyebutkan hal itu?” Aku menjawab; “Aku tidak tahu.” Al Hakam berkata; “Aku pergi haji dan berjumpa dengan Miqsam, lalu aku bertanya kepadanya, ‘Dari siapa kamu menyebutkannya? ‘ la menjawab. ‘Dari {orang yang tsiqah} (terpercaya), dari {Aisyah} dan {Maimunah’}.”
Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 1698
Kitab 20 : Qiyamul Lail dan Shalat Sunnah Siang Hari
Bab : Bagaimana Witir Dengan Lima, dan Perselisihan Hakam Tentang Hadis Witir
Telah mengabarkan kepada kami {Ishaq bin Manshur} dia berkata; telah memberitakan kepada kami {‘Abdurrahman} dari {Sufyan} dari {Hisyam bin ‘Urwah} dari {Bapaknya} dari {‘Aisyah}, bahwa Nabi saw. pernah shalat witir lima rakaat dan beliau tidak duduk (tasyahud) kecuali pada rakaat terakhir.
Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 1699
Kitab 20 : Qiyamul Lail dan Shalat Sunnah Siang Hari
Telah mengabarkan kepada kami {Isma’il bin Mas’ud} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Khalid} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Syu’bah} dari {Qatadah} dari {Zurarah bin Aufa} dari {Sa’ad bin Hisyam} dari {‘Aisyah} dia berkata; “Setelah Rasulullah saw. berusia lanjut dan mulai gemuk, beliau shalat tujuh rakaat tanpa duduk, kecuali pada akhir rakaat. Lalu shalat dua rakaat sambil duduk setelah salam (dari yang tujuh rakaat), sehingga semuanya berjumlah sembilan rakaat. Wahai anakku! Bila Rasulullah saw. mengerjakan suatu shalat, maka beliau suka untuk melakukannya secara kontinyu.” Hisyam Ad Dastuwai menyelisihinya.
Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 1700
Kitab 20 : Qiyamul Lail dan Shalat Sunnah Siang Hari
Telah mengabarkan kepada kami {Zakaria bin Yahya} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Ishaq bin Ibrahim} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Mu’adz bin Hisyam} dia berkata; {bapakku} telah menceritakan kepadaku dari {Qatadah} dari {Zurarah bin Aufa} dari {Sa’d bin Hisyam} dari {‘Aisyah} dia berkata; “Apabila Rasulullah saw. mengerjakan shalat witir sembilan rakaat maka beliau melakukannya tanpa duduk, kecuali pada rakaat kedelapan. Lalu memuji Allah, berdzikir, dan berdoa kepada-Nya. Kemudian beliau bangun lagi tanpa salam (pada rakaat kedelapan tersebut). Kemudian shalat rakaat yang ke sembilan, lalu duduk dan berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla. Setelah itu berdoa kemudian mengucapkan salam yang terdengar oleh kami. lalu beliau shalat dua rakaat sambil duduk. Setelah tua dan lemah, beliau shalat witir tujuh rakaat, beliau tidak duduk kecuali pada rakaat yang keenam, lalu beliau bangkit lagi dan tidak mengucapkan salam untuk melaknjutkan rakaat yang ketujuh. Setelah itu beliau salam. Kemudian beliau shalat dua rakaat sambil duduk.”
Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 1701
Kitab 20 : Qiyamul Lail dan Shalat Sunnah Siang Hari
Telah mengabarkan kepada kami {Harun bin Ishaq} dari {‘Abdah} dari {Sa’id} dari {Qatadah} dari {Zurarah bin Aufa} dari {Sa’d bin Hisyam} bahwasanya {‘Aisyah} berkata; “Kami mempersiapkan siwak Rasulullah saw. dan alat bersucinya, lalu Allah Azza wa Jalla membangunkannya sekehendak Dia membangunkan pada malam hari. kemudian beliau bersiwak dan berwudlu, lalu shalat sembilan rakaat tanpa duduk kecuali pada rakaat kedelapan. Setelah itu beliau memuji Allah dan mengucapkan shalawat kepada Nabi saw., dan berdoa di antara rakaat-rakaat tersebut tanpa salam. Kemudian shalat rakaat yang kesembilan, lalu duduk ia (perawi) menyebutkan suatu kalimat yang semakna dan memuji Allah serta bershalawat kepada Nabi saw. lalu berdoa, kemudian salam yang terdengar oleh kami. Setelah itu beliau shalat lagi dua rakaat sambil duduk.”
Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 1702
Kitab 20 : Qiyamul Lail dan Shalat Sunnah Siang Hari
Telah mengabarkan kepada kami {Zakaria bin Yahya} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Ishaq} dia berkata; telah memberitakan kepada kami {‘Abdurrazzaq} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Ma’mar} dari {Qatadah} dari {Zurarah bin Aufa} bahwasanya {Sa’d bin Hisyam bin ‘Amir} setelah datang kepada kami mengabarkan, bahwa dia pernah datang kepada Ibnu Abbas lalu bertanya tentang cara shalat witir Rasulullah saw., maka (Ibnu Abbas) berkata; “Maukah aku beri tahu penghuni bumi ini yang sangat mengetahui cara shalat witir Rasulullah saw.”?” Dia menjawab, “Siapa?” Ibnu Abbas berkata, ‘Aisyah.” Lalu kami datang dengan mengucapkan salam kepadanya kemudian masuk dan bertanya; “Wahai Ummul Mukminin, kabarkanlah kepadaku tentang -cara- shalat witir Rasulullah saw.?” {Aisyah} lalu berkata; “Kami dulu mempersiapkan siwak dan air wudlunya. lalu Allah Azza Wa Jalla membangunkannya sekehendak-Nya pada malam hari. Kemudian beliau saw. bersiwak dan berwudlu, lalu mengerjakan shalat sembilan rakaat tanpa ada duduk kecuali pada rakaat kedelapan. Beliau memuji Allah, berdzikir, dan berdoa kepada-Nya, lalu bangkit tanpa salam. Kemudian shalat rakaat yang kesembilan, lalu duduk dan memuji Allah, berdzikir, serta berdoa kepada-Nya, kemudian mengucapkan salam yang diperdengarkan kepada kami. Setelah itu beliau shalat lagi dua rakaat sambil duduk, sehingga shalatnya berjumlah sebelas rakaat. Setelah Rasulullah saw. mencapai umur senja dan bertambah gemuk. beliau mengerjakan witir tujuh rakaat, lalu shalat dua rakaat sambil duduk setelah salam, sehingga semuanya berjumlah sembilan rakaat. Wahai anakku, bila Rasulullah saw. mengerjakan suatu shalat, maka beliau senang untuk melakukannya secara kontinyu.”
Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 1703
Kitab 20 : Qiyamul Lail dan Shalat Sunnah Siang Hari
Telah mengabarkan kepada kami {Zakaria bin Yahya} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Ishaq bin Ibrahim} dia berkata; telah memberitakan kepada kami {‘Abdurrazzaq} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Ma’mar} dari {Qatadah} dari {Al Hasan} dia berkata; telah mengabarkan kepadaku {Sa’d bin Hisyam} dari {‘Aisyah}, bahwa dia (Sa’ad bin Hisyam) mendengar Aisyah berkata; “Rasulullah saw. shalat witir sembilan rakaat, kemudian shalat dua rakaat sambil duduk. Setelah beliau lemah, beliau mengerjakan shalat witir tujuh rakaat, kemudian shalat dua rakaat sambil duduk.”