Telah menceritakan kepada kami {Ahmad bin Al Azhar} berkata, telah menceritakan kepada kami {‘Abdurrahman bin Waqid}. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Mu`ammal bin Ash Shabbah} berkata, telah menceritakan kepada kami {Badal bin Muhabbar} keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami {Abdul Malik bin Al Walid} berkata, telah menceritakan kepada kami {‘Ashim bin Bahdalah} dari {Zir} dan {Abu Wa`il} dari {Abdullah bin Mas’ud} berkata, “Nabi saw. selalu membaca di dua rakaat setelah maghrib QUL YAA AYYUHAL KAAFIRUUN (Katakanlah: “Hai orang-orang kafir) dan QUL HUWA ALLAHU AHAD (Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa). ”
Sunan Ibnu Madjah | Hadits No. : 1157
Kitab 6 : Mendirikan Shalat dan Sunah yang Ada di Dalamnya
Telah menceritakan kepada kami {Ali bin Muhammad} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abul Husain Al ‘Ukli} berkata, telah mengabarkan kepadaku {Umar bin Abu Khats’am Al Yamami} berkata, telah memberitakan kepada kami {Yahya bin Abu Katsir} dari {Abu Salamah bin ‘Abdurrahman bin ‘Auf} dari {Abu Hurairah} bahwa Nabi saw. bersabda: “Barangsiapa shalat setelah maghrib enam raka’at, ia tidak berbicara di sela-sela raka’at itu dengan perkataan jelek, maka ia seperti mengerjakan shalat dua belas raka’at selama setahun. ”
Sunan Ibnu Madjah | Hadits No. : 1158
Kitab 6 : Mendirikan Shalat dan Sunah yang Ada di Dalamnya
Telah menceritakan kepada kami {Muhmmad bin Rumh Al Mishri} berkata, telah memberitakan kepada kami {Al Laits bin Sa’d} dari {Yazid bin Abu Habib} dari {Abdullah bin Rasyid Az Zaufi} dari {Abdullah bin Abu Murrah Az Zaufi} dari {Kharijah bin Hudzafah Al ‘Adawi} ia berkata “Nabi saw. mengunjungi kami, lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menetapkan bagi kalian shalat yang lebih baik kalian dari pada unta merah, yakni shalat witir. Shalat tersebut Allah jadikan bagi kalian antara shalat isya hingga terbit fajar. ”
Sunan Ibnu Madjah | Hadits No. : 1159
Kitab 6 : Mendirikan Shalat dan Sunah yang Ada di Dalamnya
Telah menceritakan kepada kami {Ali bin Muhammad} dan {Muhammad bin Ash Shabbah} keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami {Abu Bakr bin Ayyasy} dari {Abu Ishaq} dari {Ashim bin Dlamrah As Saluli} ia berkata, ” {Ali bin Abu Thalib} berkata, “Shalat witir tidak wajib dan tidak pula seperti shalat maktubah kalian, hanya saja Rasulullah saw. selalu mengerjakannya, beliau mengatakan: “Wahai ahli Qur`an, hendaklah kalian shalat witir, sesungguhnya Allah menyukai shalat witir. ”
Sunan Ibnu Madjah | Hadits No. : 1160
Kitab 6 : Mendirikan Shalat dan Sunah yang Ada di Dalamnya
Telah menceritakan kepada kami {Utsman bin Abu Syaibah} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abu Hafs Al Abbar} dari {A’masy} dari {Amru bin Murrah} dari {Abu Ubaidah} dari {Abdullah bin Mas’ud} dari Nabi saw., beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah itu ganjil, menyukai yang ganjil, maka laksanakanlah witir wahai ahli Qur’an. ” Kemudian seorang badui berkata, “Apa yang dikatakan Rasulullah saw.?” Beliau bersabda: “Bukan bagimu dan bukan pula bagi teman-temanmu. ”
Telah menceritakan kepada kami {Hisyam bin Ammar} berkata, telah menceritakan kepada kami {Al Bakhtari bin ‘Ubaid} dari {Bapaknya} dari {Abu Hurairah} ia berkata, “Nabi saw. bersabda: “Shalatlah untuk anak-anak kalian, karena mereka telah mendahului kalian. ”
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Abdullah bin Numair} berkata, telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Bisyr} berkata, telah menceritakan kepada kami {Isma’il bin Abu Khalid} ia berkata; Aku bertanya kepada {Abdullah bin Abu Aufa}, “Apa yang anda ketahui tentang Ibrahim putra Rasulullah saw.?” ia menjawab: “Dia meninggal ketika masih kecil. Sekiranya ada Nabi setelah Nabi saw. niscaya puteranya (Ibrahim) akan hidup, tetapi tidak ada Nabi setelahnya. ”
Telah menceritakan kepada kami {Abdul Qudus bin Muhammad} berkata, telah menceritakan kepada kami {Dawud bin Syabib Al Bahili} berkata, telah menceritakan kepada kami {Ibrahim bin Utsman} berkata, telah menceritakan kepada kami {Al Hakam bin Utaibah} dari {Miqsam} dari {Ibnu Abbas} ia berkata, “Tatkala Ibrahim putra Rasulullah saw. meninggal, Rasulullah saw. menshalatkannya, beliau berkata: “Sesungguhnya dia memiliki orang yang menyusuinya di surga. Kalau saja ia hidup, niscaya akan menjadi seorang yang jujur dan seorang nabi. Kalau saja ia hidup niscaya paman-pamannya dari kalangan Qibti akan merdeka, tetapi Qibti bukanlah seorang budak. ”
Telah menceritakan kepada kami {Abdullah bin Imran} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abu Dawud} berkata, telah menceritakan kepada kami {Hisyam bin Abul Walid} dari {Ibunya} dari {Fatimah binti Al Husain} dari bapaknya {Al Husain bin Ali} ia berkata, “Tatkala Al Qasim putra Rasulullah saw. wafat, Khadijah berkata, “Wahai Rasulullah, air susu Al Qasim melimpah, sekiranya saja Allah memberinya kehidupan hingga tuntas penyusuannya. ” Rasulullah saw. lalu menjawab: “Sungguh penyusuannya akan disempurnakan di surga. ” Khadijah berkata, “Wahai Rasulullah, sekiranya aku mengetahui hal itu, pasti urusannya akan menjadi ringan bagiku. ” Rasulullah saw. bersabda: “Jika kamu mau, aku akan berdo’a kepada Allah Ta’ala agar memperdengarkan suaranya kepadamu. ” Khadijah menjawab, “Ya Rasulullah, aku percaya Allah dan Rasul-Nya saw. ”
Sunan Ibnu Madjah | Hadits No. : 1502
Kitab 7 : Jenazah
Bab : Menshalati Para Syuhada` dan Pengkuburan Mereka
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Abdullah bin Numair} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abu Bakr bin ‘Ayyas} dari {Yazid bin Abu Ziyad} dari {Miqsam} dari {Ibnu Abbas} ia berkata, “Pada perang Uhud, mereka (para sahabat yang mati syahid) dibawa ke hadapan Rasulullah saw. Kemudian beliau menshalatkan mereka sepuluh orang-sepuluh orang, jenazah-jenazah itu diangkat silih berganti, sementara Hamzah masih dalam posisi semula (hingga ia dishalati berulang-ulang). ”