Muwattha Malik

×

موطأ مالك

Muwattha' Malik

Muwattha Malik | Hadits No. : 257

Kitab 3 : Adzan

Bab : Abdullah Bin Abbas, Ubadah Bin Ash Shamit dan Al Qasim…

و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ أَنَّهُ قَالَ كَانَ عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِيَؤُمُّ قَوْمًا فَخَرَجَ يَوْمًا إِلَى الصُّبْحِ فَأَقَامَ الْمُؤَذِّنُ صَلَاةَ الصُّبْحِ فَأَسْكَتَهُ عُبَادَةُ حَتَّى أَوْتَرَ ثُمَّ صَلَّى بِهِمْ الصُّبْحَ

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari {Yahya bin Sa’id} dia berkata; ” {Ubadah bin Shamit} adalah imam bagi suatu kaum. Pada suatu hari, dia keluar untuk shalat subuh. Muaddzin lalu mengkumandangkan iqamat, maka Ubadah menghentikan iqamahnya hingga ia menerjakan shalat witir. Setelah itu ia shalat subuh bersama mereka.”

Muwattha Malik | Hadits No. : 258

Kitab 3 : Adzan

Bab : Abdullah Bin Abbas, Ubadah Bin Ash Shamit dan Al Qasim…

و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ أَنَّهُ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ يَقُولُإِنِّي لَأُوتِرُ وَأَنَا أَسْمَعُ الْإِقَامَةَ أَوْ بَعْدَ الْفَجْرِ يَشُكُّ عَبْدُ الرَّحْمَنِ أَيَّ ذَلِكَ قَالَ

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari {Abdurrahman bin Al Qasim} dia berkata; saya telah mendengar {Abdullah bin ‘Amir bin Rabi’ah} berkata; “Saya akan tetap shalat witir saat aku mendengar iqamat atau setelah fajar.” Abdurrahman ragu, mana yang dikatakan Abdullah bin Amru.”

Muwattha Malik | Hadits No. : 259

Kitab 3 : Adzan

Bab : Abdullah Bin Abbas, Ubadah Bin Ash Shamit dan Al Qasim…

و حَدَّثَنِي مَالِك عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ أَنَّهُ سَمِعَ أَبَاهُ الْقَاسِمَ بْنَ مُحَمَّدٍ يَقُولُإِنِّي لَأُوتِرُ بَعْدَ الْفَجْرِ

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari {Abdurrahman bin Al Qasim} dia mendengar bapaknya {Al Qasim bin Muhammad} berkata; “Saya tetap shalat witir walau setelah terbit fajar.”

Muwattha Malik | Hadits No. : 260

Kitab 3 : Adzan

Bab : Dua Rakaat Fajar (Shalat Sunnah Subuh)

حَدَّثَنِي يَحْيَى عَنْ مَالِك عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ حَفْصَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهُأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا سَكَتَ الْمُؤَذِّنُ عَنْ الْأَذَانِ لِصَلَاةِ الصُّبْحِ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ قَبْلَ أَنْ تُقَامَ الصَّلَاةُ

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari {Nafi’} dari {Abdullah bin Umar}, bahwa {Hafshah} isteri Nabi saw. mengabarkan kepadanya, bahwa “Jika muaddzin telah selesai mengumandangkan adzan subuh, maka sebelum iqamah dikumandangkan Rasulullah saw. shalat ringan dua rakaat.”

Muwattha Malik | Hadits No. : 261

Kitab 3 : Adzan

Bab : Dua Rakaat Fajar (Shalat Sunnah Subuh)

و حَدَّثَنِي مَالِك عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ أَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْإِنْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيُخَفِّفُ رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ حَتَّى إِنِّي لَأَقُولُ أَقَرَأَ بِأُمِّ الْقُرْآنِ أَمْ لَا

Telah menceritakan kepadaku Malik dari {Yahya bin Sa’id} bahwa {Aisyah} isteri Nabi saw., berkata; “Rasulullah saw. meringankan dua rakaat fajar, hingga saya bertanya-tanya, ‘Apakah beliau membaca Ummul Qur’an (Al Fatihah) atau tidak’.”

Muwattha Malik | Hadits No. : 262

Kitab 3 : Adzan

Bab : Dua Rakaat Fajar (Shalat Sunnah Subuh)

و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ شَرِيكِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ قَالَسَمِعَ قَوْمٌ الْإِقَامَةَ فَقَامُوا يُصَلُّونَ فَخَرَجَ عَلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَصَلَاتَانِ مَعًا أَصَلَاتَانِ مَعًا وَذَلِكَ فِي صَلَاةِ الصُّبْحِ فِي الرَّكْعَتَيْنِ اللَّتَيْنِ قَبْلَ الصُّبْحِ

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari {Syarik bin Abdullah bin Abu Namr} dari {Abu Salamah bin Abdurrahman} dia berkata; “Suatu kaum mendengar iqomat, lalu mereka bangun mengerjakan shalat. Rasulullah saw. menemui mereka seraya bertanya: “Apakah ada dua shalat secara bersamaan, apakah ada dua shalat secara bersamaan?” hal itu terjadi mengenai shalat subuh dan dua rakaat sebelum subuh.

Muwattha Malik | Hadits No. : 263

Kitab 3 : Adzan

Bab : Dua Rakaat Fajar (Shalat Sunnah Subuh)

و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَفَاتَتْهُ رَكْعَتَا الْفَجْرِ فَقَضَاهُمَا بَعْدَ أَنْ طَلَعَتْ الشَّمْسُو حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْقَاسِمِ عَنْ الْقَاسِمِ بْنِ مُحَمَّدٍ أَنَّهُ صَنَعَ مِثْلَ الَّذِي صَنَعَ ابْنُ عُمَرَ

Telah menceritakan kepadaku dari Malik telah sampai padanya, bahwa Abdullah bin Umar pernah tertinggal dua rakaat fajar, lalu ia mengqadlanya setelah matahari terbit. Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari {Abdurrahman bin Al Qasim} dari {Al Qasim bin Muhammad}, bahwa ia mengerjakan seperti yang dikerjakan oleh Ibnu Umar.”

Muwattha Malik | Hadits No. : 264

Kitab 3 : Adzan

Bab : Keutamaan Shalat Jamaah Daripada Shalat Sendirian

حَدَّثَنِي يَحْيَى عَنْ مَالِك عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ تَفْضُلُ صَلَاةَ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً

Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari {Nafi’} dari {Abdullah bin Umar}, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Shalat berjama’ah lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada shalat sendirian.”

Muwattha Malik | Hadits No. : 265

Kitab 3 : Adzan

Bab : Keutamaan Shalat Jamaah Daripada Shalat Sendirian

و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ أَحَدِكُمْ وَحْدَهُ بِخَمْسَةٍ وَعِشْرِينَ جُزْءًا

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari {Ibnu Syihab} dari {Sa’id bin Musayyab} dari {Abu Hurairah} bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Shalat berjama’ah lebih utama dua puluh lima bagian daripada shalat salah seorang dari kalian sendirian.”

Muwattha Malik | Hadits No. : 266

Kitab 3 : Adzan

Bab : Keutamaan Shalat Jamaah Daripada Shalat Sendirian

و حَدَّثَنِي عَنْ مَالِك عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بِحَطَبٍ فَيُحْطَبَ ثُمَّ آمُرَ بِالصَّلَاةِ فَيُؤَذَّنَ لَهَا ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فَيَؤُمَّ النَّاسَ ثُمَّ أُخَالِفَ إِلَى رِجَالٍ فَأُحَرِّقَ عَلَيْهِمْ بُيُوتَهُمْ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ يَعْلَمُ أَحَدُهُمْ أَنَّهُ يَجِدُ عَظْمًا سَمِينًا أَوْ مِرْمَاتَيْنِ حَسَنَتَيْنِ لَشَهِدَ الْعِشَاءَ

Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari {Abu Az Zinad} dari {Al A’raj} dari {Abu Hurairah} bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya. Sungguh, saya sangat berkeinginan memerintahkan seseorang untuk mengumpulkan kayu bakar, kemudian aku perintahkan seseorang mengumandangkan adzan, kemudian iqmah dikumandangkan. Setelah itu aku perintahkan seseorang untuk menjadi imam bagi manusia, sementara aku pergi menuju beberapa laki-laki, sehingga aku bisa membakar rumah-rumah mereka. Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, kalau saja salah seorang dari mereka tahu bahwa mereka akan mendapatkan tulang kambing yang gemuk (banyak sisa dagingnya), atau dua tulang rusuk yang enak, niscaya dia akan mengikuti shalat Isya.”