Sunan Darimi

×

سنن الدارمي

Sunan Darimi

Sunan Darimi | Hadits No. : 1175

Kitab 3 : Shalat

Bab : Menjawab Adzan

أَخْبَرَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ أَخْبَرَنَا يُونُسُ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ الْمُؤَذِّنَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ

Telah mengabarkan kepada kami {Utsman bin Umar} telah mengabarkan kepada kami {Yunus} dari {Az Zuhri} dari {‘Atha bin Yazid} dari {Abu Sa’id}, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Apabila kalian mendengar mu`adzin, maka ucapkanlah seperti apa yang ia ucapkan.”

Sunan Darimi | Hadits No. : 1176

Kitab 3 : Shalat

Bab : Menjawab Adzan

أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ أَخْبَرَنَا هِشَامٌ الدَّسْتَوَائِيُّ عَنْ يَحْيَى عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ الْحَارِثِ عَنْ عِيسَى بْنِ طَلْحَةَ قَالَ دَخَلْنَا عَلَى مُعَاوِيَةَ فَنَادَى الْمُنَادِي فَقَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ فَقَالَ مُعَاوِيَةُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ قَالَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَه إِلَّا اللَّهُ قَالَ وَأَنَا أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَالَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ قَالَ وَأَنَا أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ قَالَ يَحْيَى وَأَخْبَرَنِي بَعْضُ أَصْحَابِنَا أَنَّهُ لَمَّا قَالَ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ قَالَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ثُمَّ قَالَ مُعَاوِيَةُ سَمِعْتُ نَبِيَّكُمْ يَقُولُ هَذَا

Telah mengbarkan kepada kami {Yazid bin Harun} telah mengabarkan kepada kami {Hisyam Ad Dastawa`i} dari {Yahya} dari {Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits} dari {‘Isa bin Thalhah} ia berkata, “Kami pernah masuk menemui {Mu’awiyah}, lalu mu`adzin mengumandangkan adzan, saat mu`adzin mengucapkan; ‘ALLAHU AKBAR (Allah Maha Besar), ‘ maka Mu’awiyah mengucapkan; ‘ALLAHU AKBAR (Allah Maha Besar), ‘ mu`adzin mengucapkan; ‘ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLAHU (Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah), ‘ Mu’awiyah berkata; ‘Dan akupun juga bersaksi (demikian), ‘ mu`adzin mengucapan; “ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASULULLAH (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah) ‘, Mu’awiyah berkata; “Dan aku pun juga bersaksi (demikian).’ Dan Yahya berkata; “Dan sebagian sahabat kami pernah mengabarkan kepadaku bahwa ketika mu`adzin mengucapkan; “HAYYA ALAS SHALAAT (Mari shalat) ‘, Mu’awiyah menjawab; “LAA HAULA HAULA WA LAA QUWWATA ILLA BILLAHI (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan kehendak) Allah) ‘, kemudian Mu’awiyah berkata; “Aku telah mendengar Nabi kalian mengucapkan demikian.”

Sunan Darimi | Hadits No. : 1177

Kitab 3 : Shalat

Bab : Menjawab Adzan

أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ عَامِرٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ مُعَاوِيَةَ سَمِعَ الْمُؤَذِّنَ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ فَقَالَ مُعَاوِيَةُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ فَقَالَ الْمُؤَذِّنُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَقَالَ مُعَاوِيَةُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَقَالَ الْمُؤَذِّنُ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَقَالَ مُعَاوِيَةُ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ فَقَالَ الْمُؤَذِّنُ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ فَقَالَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ فَقَالَ الْمُؤَذِّنُ حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ فَقَالَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ فَقَالَ الْمُؤَذِّنُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَقَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ ثُمَّ قَالَ هَكَذَا فَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Telah mengabarkan kepada kami {Sa’id bin ‘Amir} telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin ‘Amru} dari {Ayahnya} dari {Kakeknya} bahwa {Mu’awiyah} pernah mendengar mu`adzin mengucapkan; “ALLAHU AKBAR (Allah Maha besar), ‘ maka Mu’awiyah mengucapkan: “ALLAHU AKBAR (Allah Maha Besar), ‘ mu`adzin mengucapkan; “ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLAHU (Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah), ‘ maka Mu’awiyah mengucapkan; “ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLAHU (Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah), ‘ mu`adzin mengucapkan; “AYSHADU ANNA MUHAMMADAN RASULULLAH (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah), ‘ maka Mu’awiyah mengucapkan; “ASYHADU ANNA MUHAMMAD RASULULLAH (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah), ‘ lalu mu`adzin mengucapkan; “HAYYA ALA SHALAAT (Mari shalat), ‘ maka Mu’awiyah mengucapkan; “LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLA BILLAHI (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (kehendak) Allah), ‘ lalu mu`adzin mengucapkan; “HAYYA ALAL FALAAH (Mari kita menuju pada kemenangan), ‘ maka Mu’awiyah mengucapkan; “LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLA BILLAHI (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (kehendak) Allah), ‘ lalu mu`adzin mengucapkan; “ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR LAA ILAAHA ILLAAHU (Allah Maha besar, Allah Maha Besar, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah), ‘ maka Mu’awiyah mengucapkan: “ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR LAA ILAAHA ILLAHU (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah).’ kemudian ia berkata: “Demikianlah yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw.”

Sunan Darimi | Hadits No. : 1178

Kitab 3 : Shalat

Bab : Setan Lari Terbirit-Birit Jika Mendengar Adzan

أَخْبَرَنَا وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ حَدَّثَنَا هِشَامٌ عَنْ يَحْيَى عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِذَا نُودِيَ بِالصَّلَاةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ لَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لَا يَسْمَعَ الْأَذَانَ فَإِذَا قُضِيَ الْأَذَانُ أَقْبَلَ وَإِذَا ثُوِّبَ أَدْبَرَ فَإِذَا قُضِيَ التَّثْوِيبُ أَقْبَلَ حَتَّى يَخْطِرَ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ فَيَقُولُ اذْكُرْ كَذَا وَكَذَا لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ قَبْلَ ذَلِكَ قَالَ أَبُو مُحَمَّد ثُوِّبَ يَعْنِي أُقِيمَ

Telah mengabarkan kepada kami {Wahab bin Jarir} telah menceritakan kepada kami {Hisyam} dari {Yahya} dari {Abu Salamah} dari {Abu Hurairah} dari Nabi saw., beliau bersabda: “Apabila panggilan shalat dikumandangkan, maka setan akan lari terbirit-birit sambil terkentut-kentut hingga ia tidak lagi mendengar (suara) adzan tersebut, maka apabila adzan telah selesai dikumandangkan ia akan kembali, dan apabila iqamah dikumandangkan setan akan segera berpaling, jika iqamah telah selesai dikumandangkan ia akan kembali lagi (untuk mengganggu manusia) hingga ia membersitkan dalam hati seseorang dengan mengatakan ‘Ingatlah hal ini dan itu’ dari hal-hal yang sebelumnya tidak ia ingat.” Abu Muhammad berkata; “Tsuwwiba maksudnya adalah didirikan.”

Sunan Darimi | Hadits No. : 1179

Kitab 3 : Shalat

Bab : Dimakruhkan Keluar Masjid Setelah Adzan

أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ عَامِرٍ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُهَاجِرٍ عَنْ أَبِي الشَّعْثَاءِ الْمُحَارِبِيِّ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَأَى رَجُلًا خَرَجَ مِنْ الْمَسْجِدِ بَعْدَ مَا أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ فَقَالَ أَمَّا هَذَا فَقَدْ عَصَى أَبَا الْقَاسِمِ

Telah mengabarkan kepada kami {Sa’id bin ‘Amir} dari {Syu’bah} dari {Ibrahim bin Muhajir} dari {Abu Asy Sya’tsa` Al Muharibi} bahwa {Abu Hurairah} pernah melihat seorang laki-laki keluar dari masjid setelah mu`adzin mengumandangkan adzan, maka ia berkata, “Orang ini, sungguh ia telah bermaksiat kepada Abu Qasim (Rasulullah) saw.”

Sunan Darimi | Hadits No. : 1180

Kitab 3 : Shalat

Bab : Waktu Zhuhur

أَخْبَرَنَا الْحَكَمُ بْنُ نَافِعٍ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ حِينَ زَاغَتْ الشَّمْسُ فَصَلَّى بِهِمْ صَلَاةَ الظُّهْرِ

Telah mengabarkan kepada kami {Al Hakam bin Nafi’} telah mengabarkan kepada kami {Syu’aib} dari {Az Zuhri} ia berkata; telah mengabarkan kepadaku {Anas bin Malik}, bahwa Nabi saw. pernah keluar ketika matahari agak condong, lalu beliau shalat zhuhur (berjama’ah) bersama mereka.”

Sunan Darimi | Hadits No. : 1181

Kitab 3 : Shalat

Bab : Menunggu Agak Dingin Saat Zhuhur

أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ حَدَّثَنِي اللَّيْثُ حَدَّثَنِي ابْنُ شِهَابٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ وَأَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا اشْتَدَّ الْحَرُّ فَأَبْرِدُوا بِالصَّلَاةِ فَإِنَّ شِدَّةَ الْحَرِّ مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ قَالَ أَبُو مُحَمَّد هَذَا عِنْدِي عَلَى التَّأْخِيرِ إِذَا تَأَذَّوْا بِالْحَرِّ

Telah mengabarkan kepada kami {Abdullah bin Shalih} telah menceritakan kepadaku {Al Laits} telah menceritakan kepadaku {Ibnu Syihab} dari {Sa’id bin Al Musayyib} dan {Abu Salamah bin ‘Abdurrahman} dari {Abu Hurairah}, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Apabila hawa panas sangat menyengat maka tunggulah hingga dingin (sejuk), sesungguhnya hawa panas yang menyengat adalah hembusan panas neraka jahannam.” Abu Muhammad berkata; “Inilah pendapatku, yaitu mengakhirkan shalat jika mereka terganggu dengan rasa panas.”

Sunan Darimi | Hadits No. : 1182

Kitab 3 : Shalat

Bab : Waktu ‘Ashr

أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى عَنْ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي الْعَصْرَ ثُمَّ يَذْهَبُ الذَّاهِبُ إِلَى الْعَوَالِي فَيَأْتِيهَا وَالشَّمْسُ مُرْتَفِعَةٌ

Telah mengabarkan kepada kami {Ubaidullah bin Musa} dari {Ibnu Abu Dzi`b} dari {Az Zuhri} dari {Anas}, bahwa Rasulullah saw. mengerjakan shalat ashar, kemudian seseorang pergi ke Awali (tempat yang jaraknya sekitar delapan mil dari Madinah), ia pergi ke sana dan matahari masih agak tinggi.”

Sunan Darimi | Hadits No. : 1183

Kitab 3 : Shalat

Bab : Waktu Maghrib

أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ هُوَ ابْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ حَدَّثَنَا صَفْوَانُ بْنُ عِيسَى عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي عُبَيْدٍ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ الْأَكْوَعِ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الْمَغْرِبَ سَاعَةَ تَغْرُبُ الشَّمْسُ إِذَا غَابَ حَاجِبُهَا

Telah mengabarkan kepada kami {Ishaq} -yaitu Ibnu Ibrahim Al Hanzhali- telah mengabarkan kepada kami {Shafwan bin ‘Isa} dari {Yazid bin Abu ‘Ubaid} dari {Salamah bin Al Akwa’} ia berkata, “Nabi saw. mengerjakan shalat maghrib sesaat setelah matahari terbenam, setelah sebagian bagian akhir dari matahari tenggelam.”

Sunan Darimi | Hadits No. : 1184

Kitab 3 : Shalat

Bab : Dimakruhkan Mengakhirkan Maghrib

أَخْبَرَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى عَنْ عَبَّادِ بْنِ الْعَوَّامِ عَنْ عُمَرَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ الْأَحْنَفِ بْنِ قَيْسٍ عَنْ الْعَبَّاسِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ مَا لَمْ يَنْتَظِرُوا بِالْمَغْرِبِ اشْتِبَاكَ النُّجُومِ

Telah mengabarkan kepada kami {Ibrahim bin Musa} dari {‘Abbad bin Al ‘Awwam} dari {Umar bin Ibrahim} dari {Qatadah} dari {Al Hasan} dari {Al Ahnaf bin Qais} dari {Al ‘Abbas} dari Nabi saw., beliau bersabda: “Umatku akan senantiasa dalam kebaikan selama mereka tidak menunggu maghrib hingga munculnya bintang-bintang.”