Telah menceritakan kepada kami {Yahya bin Yahya} telah mengabarkan kepada kami {Khalid bin Abdullah} dari {Mutharrif} dari {‘Amir} dari {Abu Burdah} dari {Abu Musa} dia berkata; Rasulullah saw. bersabda kepada orang yang memerdekakan budak perempuannya kemudian menikahinya: “Maka dia mendapatkan dua pahala.”
Sahih Muslim | Hadits No. : 2564
Bab : Keutamaan Memerdekakan Budak Kemudian Menikahinya
Telah menceritakan kepada kami {Abu Bakar bin Abi Syaibah} telah menceritakan kepada kami {‘Affan} telah menceritakan kepada kami {Hammad bin Salamah} telah menceritakan kepada kami {Tsabit} dari {Anas} dia berkata; “Saya membonceng Abu Thalhah pada waktu perang Khaibar, sedangkan kakiku bersentuhan dengan kaki Rasulullah saw.” Anas melanjutkan; Kemudian kami mendatangi mereka (penduduk Khaibar) sebelum matahari terbit, sedangkan mereka (penduduknya) telah keluar ke jalan-jalan mereka dan ke tempat-tempat mereka bekerja, maka mereka berteriak; “Muhammad dan tentaranya telah datang!?.” Anas melanjutkan; Kemudian Rasulullah saw. bersabda: “Apabila siksaan itu turun di halaman mereka, maka amat buruklah pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang beri peringatan itu.” Anas melanjutkan; Kemudian Allah Azza Wa Jalla mengalahkan mereka, dan Dihyah menawan seorang budak perempuan yang cantik, Maka Rasulullah saw. membeli budak tersebut dengan tujuh sahaya, lalu beliau menyerahkannya kepada Ummu Sulaim supaya dia melayaninya dan mempersiapkannya. Tsabit berkata; Saya kira Anas berkata; Lalu dia menunggu masa iddah di rumahnya, dia adalah Shafiyah putri Huyay. Anas berkata; Kemudian Rasulullah saw. mengadakan walimah (pesta pernikahan) dengan kurma, susu kering dan minyak samin, lalu dibentangkannya tikar yang terbuat dari kulit di atas bumi, dan dihidangkannya susu kering dan minyak samin, maka orang-orang merasa kenyang dengannya. Anas berkata; Orang-orang sama berkata; “Kami tidak tahu, apakah beliau menikahinya atau hanya sekedar menjadikannya sebagai Ummu Walad (yaitu budak perempuan yang lahir dari hasil hubungan ibunya dan tuannya), sebagian mereka menjawab; “Jika beliau menutupinya (mengenakannya hijab), berarti dia adalah istrinya, tapi jika beliau tidak menutupinya, berarti statsusnya adalah Ummu Walad.” Tatkala beliau hendak menaiki kendaraannya, beliau menutupi Shafiyah, kemudian dia duduk di belakang punggung kendaraannya, lantas orang-orang tahu bahwa beliau telah menikahinya. Ketika sudah dekat dengan Madinah, Rasulullah saw. mendahului kami. Anas berkata; Tiba-tiba unta beliau yang bernama Al ‘Adlba` tergelincir, sehingga posisi Rasulullah saw. bergeser, dan (Shafiyah) pun terjatuh, lantas beliau bangun dan menutupi Shafiyah. Dan para wanita memanjangkan lehernya sambil mengatakan; “Semoga Allah menjauhkan wanita Yahudi ini.” Tsabit berkata; Saya bertanya; “Wahai Abu Hamzah, apakah Rasulullah saw. telah menggaulinya?” Dia menjawab; “Demi Allah, beliau telah menggaulinya.”
Sahih Muslim | Hadits No. : 2565
Bab : Keutamaan Memerdekakan Budak Kemudian Menikahinya
Telah menceritakan kepada kami {Abu Bakar bin Abi Syaibah} telah menceritakan kepada kami {‘Affan} telah menceritakan kepada kami {Hammad bin Salamah} telah menceritakan kepada kami {Tsabit} dari {Anas} berkata; “Saya pernah menyaksikan pernikahan Zainab, dan ia telah membuat semua manusia tamu undangan kenyang dengan roti dan daging. beliau sendiri yang menyuruhku untuk mengundang semua manusia. Ketika acara telah usai, beliau berdiri dan saya mengikuti beliau, ternyata ada dua orang lelaki yang ketinggalan, keduanya tidak keluar karena masih berbincang-bincang. Kemudian beliau melewati rumah isteri-isteri beliau dan mengucapkan salam kepada masing-masing dari mereka, lalu beliau bertanya: “Bagaimana keadaan kalian wahai ahlul bait?” Mereka pun menjawab; “Kami baik-baik saja wahai Rasulullah.” Beliau bertanya lagi: “Bagaimana keadaan keluarga kalian?” “Baik-baik saja, ” jawab mereka. Ketika dirasa cukup, beliau pun pulang dan saya juga ikut pulang bersama beliau. Ketika sampai di depan pintu rumah, ternyata kedua orang lelaki itu masih berada di situ sedang berbincang-bincang. Ketika keduanya melihat beliau telah kembali, mereka berdua berdiri lalu keluar. Demi Allah saya tidak tahu apakah saya telah memberitahukannya kepada beliau atau beliau telah menerima wahyu, kalau keduanya telah keluar. Maka beliau segera pulang dan saya pulang bersama beliau. Ketika beliau hendak menginjakkan kaki beliau di satu sisi pintu, tertutuplah hijab antara saya dan beliau, lalu Allah menurunkan ayat: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan…”.
Sahih Muslim | Hadits No. : 2566
Bab : Keutamaan Memerdekakan Budak Kemudian Menikahinya
Telah menceritakan kepada kami {Abu Bakar bin Abi Syaibah} telah menceritakan kepada kami {Syababah} telah menceritakan kepada kami {Sulaiman} dari {Tsabit} dari {Anas}. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepadau {Abdullah bin Hasyim bin Hayyan} sedangkan lafazhnya dari dia, telah menceritakan kepada kami {Bahz} telah menceritakan kepada kami {Sulaiman bin Mughirah} dari {Tsabit} telah menceritakan kepada kami {Anas} dia berkata; “(ketika perang Khaibar) Shafiyah menjadi bagiannya Dihyah, lantas orang-orang memujinya di hadapan Rasulullah saw.” Anas berkata; Mereka berkata; “Kami tidak pernah melihat ada tawanan perang seperti dia.” Anas melanjutkan; Kemudian beliau mengutus kepada Dihyah, maka Dihyah membawa (Shafiyah) kepada beliau, kemudian beliau menyerahkannya kepada ibuku, beliau bersabda: “Dandanilah dia.” Anas berkata; Kemudian Rasulullah saw. keluar menuju Khaibar, sesampainya beliau di tengah-tengah kota (Khaibar) beliau singgah dan membuat tenda besar, di pagi harinya beliau bersabda: “Barangsiapa memiliki perbekalan yang lebih, hendaknya ia membawanya ke sini.” Lantas seseorang datang dengan membawa kurma dan adonan sawiq, kemudian mereka mencampurnya di dalam tungku yang agak tinggi hingga menjadi hais (yaitu makanan dari adonan susu kering, minyak samin dan kurma). Kemudian mereka memakannya dan minum dari telaga buatan untuk menampung air hujan. Anas berkata; Demikianlah pesta pernikahan Rasulullah saw. dengan Shafiyah. Dia melanjutkan; Kemudian kami melanjutkan perjalanan kami, ketika kami melihat dinding Madinah, kami bersemangat dan langsung memacu tunggangan kami, begitu juga dengan Rasulullah saw., beliau juga memacu tunggangannya. Anas berkata; Sedangkan Shafiyah membonceng di belakang Rasulullah saw. Anas melanjutkan; Tiba-tiba tunggangan Rasulullah saw. tergelincir hingga beliau terjatuh, begitu juga dengan Shafiyah. Anas melanjutkan; Dan tidak satu pun orang-orang yang melihatnya dan melihat Shafiyah, sehingga Rasulullah saw. bangun dan menutupi Shafiyah. Anas berkata; Kemudian kami mendatanginya, namun beliau bersabda: “Tidak apa-apa.” Kami pun memasuki kota Madinah, sedangkan para budak wanita milik istri-istrinya keluar melihat (Shafiyah) dan menghibur atas musibah yang menimpanya.”
Sahih Muslim | Hadits No. : 2567
Bab : Pernikahan Zainad Binti Jahsy, Turunnya Perintah Hijab dan Penetapan Walimah Dalam Nikah
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Hatim bin Maimun} telah menceritakan kepada kami {Bahz}. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepadaku {Muhammad bin Rafi’} telah menceritakan kepada kami {Abu An Nadlr Hasyim bin Al Qasim} keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami {Sulaiman bin Mughirah} dari {Tsabit} dari {Anas} -hadits ini diriwayatkan pula oleh Bahz – ketika iddah Zainab telah habis, Rasulullah saw. bersabda kepada Zaid: “Pergilah melamar Zainab untukku.” Anas berkata; Lantas Zaid pergi menemuinya, didapatinya Zaenab sedang membuat adonan. Zaid berkata; “Ketika saya melihatnya, hatiku berdebar-debar, sehingga saya tak kuasa untuk melihatnya untuk menyampaikan pesan Rasulullah saw. kepadanya. Oleh karena itu, saya membelakanginya sambil mundur dan berkata kepadanya; “Wahai Zaenab, saya diutus Rasulullah saw. melamarmu untuk beliau, bagaimana tanggapanmu?” Dia menjawab; “Saya belum dapat membuat keputusan sebelum mendapat petunjuk dari Rabbku.” Lalu dia pergi ke tempat shalatnya. Sementara itu, Al Qur’an (wahyu) turun kepada beliau, lalu Rasulullah saw. langsung masuk ke rumah Zainab tanpa meminta izin terlebih dahulu.” Anas berkata; “Kami masih ingat, ketika itu Rasulullah saw. menjamu kami dengan roti dan daging, maka tatkala hari sudah beranjak siang, para tamu sudah banyak yang pulang, hanya tinggal beberapa orang bercakap-cakap di dalam rumah sesudah makan. Maka Rasulullah saw. keluar menuju ke rumah para istrinya, sedangkan saya mengikuti di belakang beliau. Kemudian beliau memberi salam kepada mereka, mereka pun menjawab salam beliau sambil bertanya; “Wahai Rasulullah, bagaimana kabarnya istri baru anda?” Anas berkata; “Saya tidak ingat, apakah saya mengabarkan kepada beliau atau beliau sendiri yang memberitahuku bahwa para tamu sudah pulang semuanya.” Maka beliau kembali ke rumah Zainab, dan saya masuk bersama beliau, tiba-tiba beliau menutup tirai antara saya dengan beliau. Maka turunlah (ayat) hijab.” Anas berkata; “Hal itu untuk memberikan pelajaran (peringatan) kepada orang-orang.” Ibnu Rafi’ menambahkan dalam haditsnya; (yaitu firman Allah) “Janganlah kamu masuk ke rumah Nabi kecuali bila kamu telah diizinkan masuk untuk makan, tanpa menunggu makanan tersebut terhidang -hingga firman-Nya- Allah tidak malu mengatakan yang benar.” (QS: Al Ahzab: 53).
Sahih Muslim | Hadits No. : 2568
Bab : Pernikahan Zainad Binti Jahsy, Turunnya Perintah Hijab dan Penetapan Walimah Dalam Nikah
Telah menceritakan kepada kami {Abu Ar Rabi’ Az Zahrani} dan {Abu Kamil Fudlail bin Husain} serta {Qutaibah bin Sa’id} mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami {Hammad} dia adalah Ibnu Zaid dari {Tsabit} dari {Anas} dan dalam riwayatnya Abu Kamil saya mendengar Anas berkata; “Saya tidak pernah melihat Rasulullah saw. mengadakan jamuan makan (walimah) terhadap para istrinya -Abu kamil berkata- terhadap para istri-istrinya, seperti jamuan yang beliau adakan waktu menikahi Zainab. Ketika itu beliau menyembelih kambing.”
Sahih Muslim | Hadits No. : 2569
Bab : Pernikahan Zainad Binti Jahsy, Turunnya Perintah Hijab dan Penetapan Walimah Dalam Nikah
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Amru bin ‘Abbad bin Jabalah bin Abi Rawwad} dan {Muhammad bin Basyar} keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami {Muhamad} dia adalah Ibnu Ja’far, telah menceritakan kepada kami {Syu’bah} dari {Abdul Aziz bin Shuhaib} dia berkata; Saya mendengar {Anas bin Malik} berkata; “Tidaklah Rasulullah saw. mengadakan pesta perkawinan terhadap para istrinya lebih banyak atau lebih utama dari pesta pernikahan yang beliau adakan untuk Zainab.” Tsabit Al Bunani berkata; “Dengan apa beliau memeriahkan pesta perniakahannya?” Dia menjawab; “Beliau membuat orang-orang kenyang dengan roti dan daging, sampai mereka meninggalkannya (masih banyak yang tersisa).”
Sahih Muslim | Hadits No. : 2570
Bab : Pernikahan Zainad Binti Jahsy, Turunnya Perintah Hijab dan Penetapan Walimah Dalam Nikah
Telah menceritakan kepada kami {Yahya bin Habib Al Haritsi}, {‘Ashim bin Nadlr At Taimi} dan {Muhammad bin Abdul A’la} semuanya dari {Mu`tamir bin Sulaiman} dia berkata; Saya mendengar {ayahku} telah menceritakan kepada kami {Abu Mijlaz} dari {Anas bin Malik} dia berkata; “Ketika Nabi saw. menikahi Zainab binti Jahsy, beliau mengundang orang-orang, lalu beliau menjamu mereka, mereka pun menikmati hidangan tersebut, kemudian mereka duduk dan berbincang-bincang.” Anas berkata; “Lalu beliau merubah posisi seakan-akan ingin berdiri, namun orang-orang tidak juga berdiri, ketika beliau berdiri maka orang-orang pun ikut beridiri.” Ashim dan Ibnu Abdil A’la menambahkan dalam haditsnya, Anas berkata; Lantas beliau berulang-ulang duduk sampai tiga kali, sesungguhnya Nabi saw. datang dan hendak masuk ke kamar Zainab, namun orang-orang masih tetap duduk-duduk, setelah itu mereka berdiri dan beranjak pergi, Anas berkata; Lalu saya mengabarkan kepada Nabi saw. bahwa mereka sudah beranjak pergi.” Anas berkata; “Kemudian beliau masuk dan saya mengikuti beliau masuk, lantas beliau menurunkan kain tirainya antara saya dengan beliau.” Anas berkata; “Lalu Allah Azza Wa Jalla menurunkan (ayat): “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian masuk ke rumah Nabi kecuali kecuali bila kamu telah diizinkan masuk untuk makan, tanpa menunggu makanan tersebut terhidang -hingga firman-Nya- Sesungguhnya yang demikian itu sangatlah besar di sisi Allah.”
Sahih Muslim | Hadits No. : 2571
Bab : Pernikahan Zainad Binti Jahsy, Turunnya Perintah Hijab dan Penetapan Walimah Dalam Nikah
Dan telah menceritakan kepadaku {‘Amru An Naqid} telah menceritakan kepada kami {Ya’qub bin Ibrahim bin Sa’d} telah menceritakan kepada kami {ayahu} dari {Shalih}, {Ibnu Syihab} berkata; Sesungguhnya {Anas bin Malik} pernah berkata; “Saya adalah orang yang lebih tahu tentang ayat hijab, sesungguhnya Ubay bin Ka’ab pernah bertanya kepadaku tentang hal itu.” Anas berkata; Di pagi hari Rasulullah saw. mengadakan pesta pernikahan dengan Zainab binti Jahsy. Anas berkata; Beliau menikahinya ketika di Madinah, lalu beliau mengundang orang-orang untuk menikmati jamuan ketika waktu mulai siang. Lantas Rasulullah saw. duduk, dan orang-orang pun duduk di samping beliau, kemudian Rasulullah berdiri dan berjalan, saya mengikuti beliau berjalan, sampai tiba di depan pintu kamar ‘Aisyah. Beliau mengira bahwa tamu undangan telah pulang, maka beliau kembali, saya pun ikut kembali bersama beliau, Ternyata mereka masih duduk-duduk di tempat semula. Maka beliau pulang (ke rumah ‘Aisyah) dan saya pun mengikuti beliau pulang yang kedua kalinya, hingga beliau tiba di kamar ‘Aisyah. Kemudian beliau kembali lagi dan saya pun ikut beliau kembali, ternyata mereka telah pergi, lantas beliau menurunkan tirai antara saya dan beliau, kemudian Allah menurunkan ayat hijab.”
Sahih Muslim | Hadits No. : 2572
Bab : Pernikahan Zainad Binti Jahsy, Turunnya Perintah Hijab dan Penetapan Walimah Dalam Nikah
Telah menceritakan kepada kami {Qutaibah bin Sa’id} telah menceritakan kepada kami {Ja’far} yaitu Ibnu Sulaiman dari {Al Ja’d Abu Utsman} dari {Anas bin Malik} dia berkata; “Setelah Rasulullah saw. menikah (dengan Zainab) beliau pergi ke rumah istrinya. Anas berkata; Sementara itu ibuku Ummu Sulaim membuat adonan kue yang diletakkan dalam mangkok, dia berkata; Wahai Anas, bawalah ini kepada Rasulullah saw. dan katakanlah kepada beliau bahwa ini sedikit kiriman dari ibu wahai Rasulullah, dan sampaikan salam ibu untuk beliau. Dia (Anas) berkata; Saya segera mengantar kue terebut kepada beliau, dan berujar; Ibu menyuruhku untuk mengantar sedikit kue ini kepada anda, dan dia menitip salam untuk anda. Beliau menjawab: “Letakkanlah di situ, setelah itu, pergilah kamu untuk mengundang orang-orang supaya datang ke sini yaitu fulan, fulan dan fulan, dan siapa saja yang bertemu denganmu.” Lalu saya pergi mengundang orang yang disebutkan beliau dan siapa saja yang bertemu denganku.” Abu Utsman berkata; Saya bertanya kepada Anas; “Berapa kira-kira jumlah undangan itu?” Anas menjawab; “Kira-kira tiga ratus orang. Dan Rasulullah saw. bersabda kepadaku: “Wahai Anas, Bawalah kue tersebut kemari.” Sementara itu, para undangan pun sudah banyak yang datang, sehingga memadati pelataran dan ruangan dalam, maka Rasulullah saw. bersabda: “Buatlah kelompok-kelompok, setiap kelompok berjumlah sepuluh orang, dan masing-masing kelompok menyantap hidangan yang ada di dekatnya.” Anas berkata; “Para tamu pun makan hidangan tersebut sampai kenyang.” Anas melanjutkan; “Setiap satu kelompok selesai makan dan keluar, maka digantikan oleh kelompok yang lain, sehingga mereka semuanya makan.” Beliau bersabda kepadaku: “Wahai Anas, angkatlah!” Anas berkata; “Lantas saya mengangkat (sisa hidangan itu), saya tidak tahu apakah hidangan itu memang banyak ketika dihidangkan atau mungkin bertambah ketika saya mengangkatnya.” Anas melanjutkan; “Ternyata masih ada sebagian kelompok orang yang bercakap-cakap di rumah Rasulullah saw., sedangkan Rasulullah saw. duduk dan istri beliau memalingkan wajahnya ke dinding. Sepertinya mereka telah menyusahkan Rasulullah saw.” Anas berkata; “Kemudian beliau keluar menuju ke rumah para istrinya yang lain, setelah beberapa lama beliau kembali, ketika mereka melihat Rasulullah saw. telah kembali, barulah mereka merasa bahwa mereka telah menyusahkan beliau.” Anas berkata; “Lantas mereka beranjak pergi dan akhirnya mereka semua keluar, barulah Rasulullah saw. masuk dan menutupkan tabir, sedangkan saya masih duduk di ruangan, tidak lama kemudian, beliau keluar menemuiku, ketika itu turunlah ayat: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu masuk ke rumah Nabi saw., kecuali bila kamu telah dipersilahkan masuk untuk makan, tanpa menunggu lama makanan terhidang. Tetapi jika kamu diundang, maka masuklah. Dan apabila kamu selesai makan, keluarlah tanpa memperpanjang percakapan, karena yang demikian itu telah mengganggu Nabi saw.…-hingga akhir ayat- (Al Ahzab: 53). Al Ja’d berkata; Anas bin Malik berkata; “Saya kemudian menceritakan ayat ini kepada orang-orang, lalu para istri Nabi saw. mengenakan hijab.”