Telah menceritakan kepada kami [Bisyr bin Mu’adz Al ‘Aqadi Al Bashri] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Waqi’] dari [Israil] dari [Abu Ishaq] dari [Abu Al Ahwash] dari [Abdullah] ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Mintailah Allah dari karuniaNya, sesungguhnya Allah ‘azza wajalla senang dimintai, dan ibadah yang paling utama adalah menanti pertolongan.” Abu Isa berkata; demikianlah Hammad bin Waqid meriwayatkan hadits ini, dan ia telah diselisihi dalam riwayatnya. Hammad bin Waqid adalah Ash Shaffar, bukan Al Hafizh, dan ia menurut kami adalah syekh dari Bashrah. [Abu Nu’aim] telah meriwayatkan hadits ini dari [Israil] dari [Hakim bin Jubair] dari [seorang laki-laki] dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam secara mursal. Dan hadits Abu Nu’aim sepertinya lebih shahih.
Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani’] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu’awiyah] telah menceritakan kepada kami [‘Ashim Al Ahwal] dari [Abu Utsman] dari [Zaid bin Arqam] radliallahu ‘anhu, ia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdoa: “ALLAAHUMMA INNII A’UUDZU BIKA MINAL KASALI WAL ‘AJZI WAL BUKHLI.’ (Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari sifat malas, dan lemah, serta sifat pelit).
Dan telah diriwayatkan dengan sanad ini (Yaitu; Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Mani’] telah menceritakan kepada kami [Abu Mu’awiyah] telah menceritakan kepada kami [‘Ashim Al Ahwal] dari [Abu Utsman] dari [Zaid bin Arqam]) dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau berlindung dari kepikunan, serta adzab kubur. Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih.
Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abdurrahman] telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Yusuf] dari [Ibnu Tsauban] dari [ayahnya] dari [Makhul] dari [Jubair bin Nufair] bahwa [‘Ubadah bin Ash Shamit] telah menceritakan kepada mereka bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Tidaklah seorang muslim di atas muka bumi berdoa kepada Allah dengan sebuah doa melainkan Allah akan memberikan kepadanya, atau memalingkan keburukan darinya seperti doanya, selama ia tidak berdoa untuk melakukan perbuatan dosa atau memutuskan hubungan kekerabatan.” Kemudian terdapat seorang laki-laki dari orang-orang berkata; jika demikian kita perbanyak doa. Beliau berkata: “Allah lebih banyak pemberiannya.” Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih gharib dari jalur ini. Ibnu Tsauban adalah Abdurrahman bin Tsabit bin Tsauban Al ‘Abid Asy Syami.
Telah menceritakan kepada kami [Sufyan bin Waki’] telah menceritakan kepada kami [Jarir] dari [Manshur] dari [Sa’d bin ‘Ubaidah] telah menceritakan kepadaku [Al Bara`] bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila engkau hendak berbaring di tempat tidurmu maka berwudhulah seperti wudhu untuk melakukan shalat, kemudian berbaringlah ke sebelah kanan, kemudian ucapkanlah: “ALLAAHUMMA ASLAMTU WAJHII ILAIKA, WA ASLAMTU WAJHII ILAIKA WA FAWWADHTU AMRII ILAIKA RAGHBATAN WA RAHBATAN ILAIKA, WA? ALJA`TU ZHAHRII ILAIKA, LAA MALJA-A WA LAA MANJAA MINKA ILLAA ILAIKA, AAMANTU BIKITAABIKALLADZII ANZALTA WA NABIYYIKALLADZII ARSALTA.” (Ya Allah, aku serahkan wajahku kepadaMu, aku serahkan urusanku kepadamu, dengan perasaan antara harap dan takut kepadaMu. Dan aku sandarkan punggungku kepadaMu, tidak ada tempat berlindung dan tempat menyelamatkan diri kecuali kepadaMu. Aku beriman kepada kitabMu yang telah Engkau turunkan, dan kepada nabiMu yang telah Engkau utus). Seandainya engkau mati pada malam itu maka engkau mati dalam keadaan fitrah. Al Bara` berkata; kemudian aku mengulangnya agar ingat. Kemudian aku mengucapkan; aku beriman kepada rasulMu yang telah Engkau utus. Kemudian beliau mengatakan: “Ucapkan; aku beriman kepada nabiMu yang telah Engkau utus!” Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih. Dan telah diriwayatkan dari selain jalur ini dari Al Bara`, dan kami tidak mengetahui sedikitpun dari berbagai riwayat yang menyebutkan wudhu` kecuali dalam hadits ini.
Telah menceritakan kepada kami [‘Abdu bin Humaid] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isma’il bin Abu Fudaik] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu Dzi`b] dari [Abu Sa’id Al Barrad] dari [Mu’adz bin Abdullah bin Khubaib] dari [ayahnya] ia berkata; kami keluar pada malam hari dalam keadaan turun hujan dan sangat gelap, kami meminta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam agar melakukan shalat untuk kami. Abdullah bin Khubaib berkata; kemudian aku mendapati beliau, dan beliau mengatakan: ” Ucapkan!” Namun aku tidak mengatakan apapun. Beliau mengatakan: ” Ucapkan!” Namun aku tidak mengatakan apapun. Beliau mengatakan: “Ucapkan!” Maka aku katakan; apa yang aku katakan? Beliau mengatakan: “Ucapkan: QUL HUWALLAHU AHAD (Surat Al Ikhalsh), dan dua surat pelindung (Al Falaq dan An Naas) ketika sore dan pagi hari sebanyak tiga kali, maka surat tersebut akan melindungimu dari segala mara bahaya.”
Telah menceritakan kepada kami [Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Ja’far] telah menceritakan kepada kami [Syu’bah] dari [Yazid bin Khumair Asy Syami] dari [Abdullah bin Busr] ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengunjungi ayahku, kemudian kami menyuguhkan makanan untuk beliau. Beliau pun makan sebagian darinya, kemudian beliau diberi kurma, dan beliau makan serta membuang bijinya menggunakan dua jari beliau. Abdullah bin Busr menggabungkan jari telunjuk dan jari tengah. Syu’bah berkata; dan itu yang aku yakini insya Allah. Dan beliau membuang biji kurma diantara kedua jarinya. Kemudian beliau diberi minum, lalu beliau meminumnya kemudian memberikan kepada orang yang ada di samping kanannya. Abdullah bin Busr berkata; ayahku dalam keadaan memegang kendali hewan kendaraannya berkata; doakan untuk kami! Kemudian beliau berdoa: “ALLAAHUMMA BAARIK LAHUM FIIMAA RAZAQTAHUM WAGHFIR LAHUM WARHAMHUM.” (Ya Allah, berkahilah mereka pada rizki yang telah engkau berikan kepada mereka, dan ampunilah dosa mereka, serta kasihilah merekah.” Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan shahih, dan telah diriwayatkan dari selain jalur ini dari Abdullah bin Busr.
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Isma’il] telah menceritakan kepada kami [Musa bin Isma’il] telah menceritakan kepada kami [Hafsh bin Umar Asy Syanni] telah menceritakan kepadaku bapakku [Umar bin Murrah] dia berkata; saya mendengar [Bilal bin Yasar bin Zaid] bekas budak (yang telah dimerdekakan oleh) Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah menceritakan kepadaku [ayahku] dari [kakekku], dia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa mengucapkan; ASTAGHFIRULLAHAL ‘ADZIM ALLADZII LAA ILAAHA ILLA HUWAL HAYYUL QAYYUM WA ATUUBU ILAIH (Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, dzat yang tiada Ilah melainkan Dia, yang Maha hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya) serta aku bertaubat kepada-Nya) Maka (dosa-dosanya) akan di ampuni sekalipun ia telah lari dari peperangan.” Abu ‘Isa berkata; “Hadits ini derajatnya gharib, dan kami tidak mengetahuinya melainkan dari jalur ini.”
Telah menceritakan kepada kami [Mahmud bin Ghailan] telah menceritakan kepada kami [Utsman bin Umar] telah menceritakan kepada kami [Syu’bah] dari [Abu Ja’far] dari [‘Umarah bin Khuzaimah bin Tsabit] dari [Utsman bin Hunaif] bahwa seorang laki-laki yang buta matanya datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seraya berkata; “Berdo`alah kepada Allah agar menyembuhkanku.” beliau bersabda: “jika kamu berkehendak maka saya akan mendo’akanmu, dan jika kamu berkehendak maka bersabarlah, karena hal itu lebih baik bagimu.” laki-laki tersebut berkata; “berdo`alah (kepada Allah untukku).” Utsman bin Hunaif berkata; “Lalu beliau ia memerintahkannya untuk berwudhu, kemudian ia pun membaguskan wudhunya dan berdo’a dengan do’a berikut ini, “Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu, menghadap kepada-Mu dengan (syafa’at) nabi-Mu Muhammad, nabi yang diutus dengan membawa rahmat.” (laki-laki itu berkata); “Aku telah memohon syafa’atmu kepada Rab-ku untuk memenuhi kebutuhanku.” (Sabda beliau): “Ya Allah! Terimalah syafa’atnya untukku.” Abu Isa berkata; “Hadits ini derajatnya hadits hasan shahih gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalur ini, yaitu dari hadits Abu Ja’far Al Khathmi, sedangkan Utsman bin Hunaif adalah saudara laki-lakinya Sahl bin Hunaif.”
Telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Abdurrahman] telah mengabarkan kepada kami [Ishaq bin Isa] dia berkata; telah menceritakan kepadalu [Ma’n] telah menceritakan kepadaku [Mu’awiyah bin Shalih] dari [Dhamrah bin Habib] dia berkata; saya mendengar [Abu Umamah] berkata; telah menceritakan kepadaku [‘Amru bin ‘Anasah] bahwa dia mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Waktu yang paling dekat antara Rab dengan seorang hamba adalah pada tengah malam terakhir, maka apabila kamu mampu menjadi golongan orang-orang yang berdzikir kepada Allah (shalat) pada waktu itu. lakukanlah!”. Abu Isa berkata; “Hadits ini derajatnya hadits hasan shahih gharib melalui jalur ini.”