Telah menceritakan kepada kami [Abu Al Walid Ad Dimasyqi Ahmad bin Abdurrahman bin Bakkar] telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] telah menceritakan kepada kami [‘Ufair bin Ma’dan] bahwa dia mendengar [Abu Daus Al Yahshubi] bercerita dari [Ibnu ‘Aidz Al Yahshubi] dari [‘Umarah bin Za’karah] dia berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla berfirman: “Sesungguhnya hamba-Ku (yang sebenarnya) adalah setiap hamba-ku yang selalu mengingat-Ku sementara ia bertemu dengan lawannya, yakni pada waktu peperangan.” Abu Isa berkata; “Hadits ini derajatnya gharib, kami tidak mengetahuinya kecuali dari jalur ini, dan isnadnya pun tidak kuat (lemah), kami juga tidak mengenal (riwayatnya) ‘Umarah bin Za’karah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kecuali hanya hadits yang satu ini, makna dari firman-Nya; “sementara ia bertemu dengan lawannya, adalah pada saat peperangan, maksudnya hendaklah ia mengingat Allah pada saat itu (peperangan).”
Sunan At Turmudzi | Hadits No. : 3505
Bab : Keutamaan Laa-Haula Walaa Quwwata Illaa Billaah
Telah menceritakan kepada kami [Abu Musa Muhammad bin Al Mutsanna] telah menceritakan kepada kami [Wahb bin Jarir] telah menceritakan kepadaku [ayahku] dia berkata; saya mendengar [Manshur bin Zadzan] bercerita dari [Maimun bin Abu Syabib] dari [Qais bin Sa’ad bin ‘Ubadah] bahwa ayahnya menyerahkan dirinya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam supaya ia membantu beliau. dia bekata; “(Suatu ketika) Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melewatiku ketika aku telah selesai shalat, lalu beliau memukulku dengan kakinya (kata kiasan supaya ia memperhatikan -pent) ” lalu beliau bersabda: “Maukah aku tunjukkan kepadamu sesuatu yang dapat mengantarkanmu menuju pintu-pintu surga?” jawabku; “Tentu.” beliau bersabda: “LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAH (Tidak ada daya dan upaya kecuali milik Allah).” Abu Isa berkata; “Hadits ini derajatnya hasan shahih, gharib melalui jalur ini.”
Sunan At Turmudzi | Hadits No. : 3506
Bab : Keutamaan Laa-Haula Walaa Quwwata Illaa Billaah
Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa’id] telah menceritakan kepada kami [Al Laits bin Sa’d] dari [‘Ubaidillah bin Abu Ja’far] dari [Shafwan bin Sulaim] dia berkata; “Tidak akan pernah bangkit (sukses) para pemilik tanah hingga ia mengatakan; “LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLA BILLAH (Tidak ada daya dan upaya melainkan milik Allah).”
Telah menceritakan kepada kami [Musa bin Hizam] dan [‘Abd bin Humaid] dan yang lain, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Bisyr] dia berkata; saya mendengar [Hani` bin Utsman] dari [ibunya Humaidhah binti Yasir] dari [neneknya yaitu Yusairah] -dia adalah salah seorang dari para wanita yang ikut berhijrah- dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada kami: “Hendaklah kalian bertasbih, tahlil dan taqdis (mengucapkan subhanal malikil qudus dan hitunglah dengan jari jemari, karena hal itu akan dimintai pertanggung jawaban terhadap (apa yang ia lakukan) dan apa yang ia ucapkan. Dan janganlah kalian lalai, sehingga kalian melupakan rahmat (Allah).” Perawi berkata; “Hadits ini hanya kami ketahui dari hadits Hani` bin Utsman, dan telah di riwayatkan pula oleh [Muhammad bin Rabi’ah] dari [Hani` bin Utsman].”
Telah menceritakan kepada kami [Nahsr bin Ali Al Jahdhami] telah mengabarkan kepadaku [ayahku] dari [Al Mutsanna bin Sa’id] dari [Qatadah] dari [Anas] dia berkata; “Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berperang, beliau mengucapkan: “ALLAHUMMA ANTA ‘ADLUDII WA ANTA NASHIIRII WABIKA UQAATILU (Ya Allah, Sesungguhnya Engkau adalah sandaranku dan penolongku, dengan (kekuatan dan pertolongan-Mu lah) aku berperang).” Abu Isa berkata; “Hadits ini derajatnya hasan gharib. Dan makna sandaranku adalah penolongku.”
Telah menceritakan kepada kami [Abu ‘Amru Al Haddza` Al Madini] dia berkata; telah menceritakan kepadaku [Abdullah bin Nafi’] dari [Hammad bin Abu Humaid] dari [‘Amru bin Syu’aib] dari [ayahnya] dari [kakeknya] bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari ‘Arafah dan sebaik-baik apa yang aku dan para Nabi sebelumku katakan adalah “LAA ILAAHA ILLALLAHU WAHDAHUU LAA SYARIIKALAHU LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA ‘ALAA KULLI SYAI’IN QADIIR (Tiada Ilah melainkan Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya lah segala kerajaan dan pujian dan Dialah Maha menguasai atas segala sesuatu).” Abu Isa berkata; “hadits ini derajatnya gharib melalui jalur ini. Hammad bin Abu Humaid adalah Muhammad bin Abu Humaid yaitu Abu Ibrahim Al Anshari Al Madini, menurut ahli hadits dia adalah orang yang lemah (hafalannya).”
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Humaid] telah menceritakan kepada kami [Ali bin Abu Bakr] dari [Al Jarrah bin Adl Dhahhak Al Kindi] dari [Abu Syaibah] dari [Abdullah bin ‘Ukaim] dari [Umar bin Al Khattab] dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajariku (do’a) seraya bersabda: “Katakanlah, ALLAHUMMAJ’AL SARIIRATIi KHAIRAN MIN ‘ALAANIYATII WAJ’AL ‘ALAANIYATI SHAALIHATAN, ALLAHUMMA INNI AS`ALUKA MIN SHAALIHI MAA TU`TIN NAASA MINAL MAALI WAL AHLI WAL WALADI GHAIRADL DLAALLI WALAAL MUDLALLI (Ya Allah, Jadikanlah apa yang tersembunyi dalam diriku lebih baik dari pada yang nampak pada diriku dan jadikanlah yang nampak pada diriku baik (bermanfaat). Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu dari kebaikan yang Engkau kepada manusia, baik berupa harta, keluarga dan anak, bukan yang sesat dan tidak pula yang menyesatkan).” Abu Isa berkata; “Hadits ini adalah hadits gharib, kami tidak mengetahui kecuali dari jalur ini, namun isnadnya lemah.”
Telah menceritakan kepada kami [Uqbah bin Mukram] telah menceritakan kepada kami [Sa’id bin Sufyan Al Jahdari] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Ma’dan] dia berkata; telah mengabarkan kepadaku [‘Ashim bin Kulaib Al Jarmi] dari [ayahnya] dari [kakeknya] dia berkata; “Aku menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau sedang mengerjakan shalat. (saat itu) beliau meletakkan tangan kirinya di atas paha kirinya dan meletakkan tangan kanannya di atas paha kanannya seraya menggenggam jari jemarinya dan membentangkan jari telunjuknya sambil mengucapkan; “YAA MUQALLIBAL QULUUB TSABBIT QALBII ‘ALAA DIINIK (Wahai DZAT yang membolak balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).” Abu Isa berkata; “Hadits ini derajatnya gharib melalui jalur ini.”
Telah menceritakan kepada kami [Abdul Warits bin Abdusshamad] telah menceritakan kepadaku [ayahku] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Salim] telah menceritakan kepada kami [Tsabit Al Bunani] dia berkata kepadaku; “Wahai Muhammad! Bila kamu merasakan sakit, maka letakkanlah tanganmu di (anggota badan) yang kamu rasakan sakitnya dan ucapkanlah; “BISMILLAHI A’UUDZU BI ‘IZZATILLAHI WA QUDRATIHI MIN SYARRI MAA AJIDU MIN WAJ’II (Dengan nama Allah, aku berlindung dengan kemuliaan Allah dan kekuasaan-Nya dari sakit yang aku derita ini).” Kemudian angkat tanganmu lalu ulangilah hal itu secara witir (ganjil). Karena [Anas bin Malik] pernah bercerita kepadaku bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengatakan hal itu kepadanya.” Abu Isa berkata; “Hadits ini derajatnya hasan gharib.”
Telah menceritakan kepada kami [Husain bin Ali bin Al Aswad Al Baghdadi] telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Fudhail] dari [Abdurrahman bin Ishaq] dari [Hafshah binti Abu Katsir] dari [ayahnya yaitu Abu Katsir] dari [Ummu Salamah] dia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajariku seraya bersabda: “Ucapkanlah (setelah adzan maghrib); HAADZA ISTIQBAALU LAILIKA WA ISTIDBAARU NAHAARIKA WA ASHWAATU DU’AAIKA WA HUDLUURU SHALAWAATIKA AS`ALUKA AN TAGHFIRA LII (Ya Allah! ini adalah waktu datangnya malam-Mu, dan perginya siang-Mu, waktu suara para muadzin-Mu (berkumandang) dan (tanda) tibanya waktu shalat-Mu. Aku memohon sekiranya Engkau mengampuniku.” Abu Isa berkata; “Hadits ini derajatnya gharib. Kami hanya mengetahuinya dari jalur ini, sedangkan Hafshah binti Abu Katsir kami tidak mengenal identitasnya begitu juga ayahnya.”