Telah menceritakan kepadaku {Sa’id bin An Nadhr} Telah mengabarkan kepada kami {Husyaim} Telah mengabarkan kepada kami {Abu Bisyr Ja’far bin Iyas} dari {Mujahid} ia berkata; {Ibnu Abbas} berkata terkat dengan firman Allah: “LATARKABUNNA THABAQAN ‘AN THABAQ.” Maksudnya adalah proses demi proses. Katanya, dan itulah Nabi kalian saw.
Telah menceritakan kepada kami {Abdan} ia berkata; Telah mengabarkan kepadaku {bapakku} dari {Syu’bah} dari {Abu Ishaq} dari {Al Bara` ra.} ia berkata; Orang yang pertama-tama kali menemui kami dari sahabat Nabi saw. adalah Mush’ab bin Umair dan Ibnu Ummu Maktum. Lalu keduanya pun membacakan Al Qur`an kepada kami. Setelah itu, datanglah Bilal dan Sa’d. Lalu disusul kemudian oleh Umar bin Al Khaththab bersama dua puluh orang. Setelah itu, barulah Nabi saw. datang. Maka aku tidak pernah melihat penduduk Madinah gembira menyerupai senang dan gembiranya mereka dengan kedatangan beliau, sampai-sampai anak-anak kecil dan para hamba sahaya pun berseru, “Ini adalah Rasulullah saw. telah datang.” Tidaklah beliau datang hingga aku selesai membaca surat Al A’la dan surat-surat semisalnya.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 4561
Kitab 45 : Tafsir Al-Quran
Bab : Mujahid Berkata “Maksud ‘Karena Mereka Melampaui Batas’ Adalah Dengan Kemaksiatan dan Tidak Takut Dengan Siksa
Telah menceritakan kepada kami {Musa bin Isma’il} Telah menceritakan kepada kami {Wuhaib} Telah menceritakan kepada kami {Hisyam} dari {bapaknya} bahwa {Abdullah bin Zam’ah} telah mengabarkan kepadanya bahwa ia mendengar Nabi saw. menyampaikan khuthbah lalu menyebutkan Unta yang dan orang yang melukainya (maksudnya dari kaum Tsamud). Kemudian Rasulullah saw. bersabda: “Muncul dari kalangan mereka seorang laki-laki terhormat, perangainya jahat dan mempunyai banyak pendukung di kalangannya, laki-laki itu seperti Abu Zum’ah.” Kemudian beliau juga menyebut tentang wanita. Beliau bersabda: “APakah layak salah seorang dari kalian memukul isterinya sebagaimana ia memukul seorang budak, namun di akhir petang malah menggaulinya?.” Beliau kemudian memberi nasehat kepada mereka terhadap kebiasaan tertawa lantaran kentut. Setelah itu, beliau bersabda: “Kenapa salah seorang dari kalian tertawa terhadap apa yang ia lakukan?” {Abu Mu’awiyah} berkata; Telah menceritakan kepada kami {Hisyam} dari {bapaknya} dari {Abdullah bin Zam’ah} bahwa Nabi saw. mengatakan bahwa laki-laki Tsamud tersebut seperti Abu Zam’ah paman Az Zubair bin Al ‘Awwam.
Telah menceritakan kepada kami {Qabishah bin Uqbah} Telah menceritakan kepada kami {Sufyan} dari {Al A’masy} dari {Ibrahim} dari {Alqamah} ia berkata; Aku bergabung dalam suatu kelompok yang terdiri dari sabahat-sahabatnya Abdullah Asy Sya’a, lalu Abu Darda` mendengar kami, maka ia pun bergegas datang. Kemudian ia bertanya, “Adakah di antara kalian yang bisa membaca (Al Qur`an)?” kami menjawab, “Ya, ada.” Ia bertanya lagi, “Lalu, siapakah diantara kalian yang paling bagus bacaannya?” Maka mereka pun menunjuk ke arahku. {Abu Darda’} berkata, “Kalau begitu, bacalah.” Maka aku pun membaca, “WAL LAAILI IDZAA YAGHSYAA WAN NAHAARI IDZAA TAJALLAA WADZ DZAKARI WAL UNTSAA.” Ia bertanya lagi, “Apakah kamu mendengarnya langsung dari bibir temanmu (Ibnu Mas’ud)?” aku menjawab, “Ya.” Ia berkata, “Kalau aku mendengarnya langsung dari bibir Nabi saw., namun orang-orang itu mengingkarinya.”
Telah menceritakan kepada kami {Umar bin Hafsh} Telah menceritakan kepada kami {bapakku} Telah menceritakan kepada kami {Al A’masy} dari {Ibrahim} ia berkata; Para sahabat Abdullah datang menemui Abu Darda`. Ia mencari mereka dan akhirnya menemukan mereka. Maka {Abu Darda`} bertanya kepada mereka, “Siapakah di antara kalian yang membaca dengan bacaan {Abdullah}” salah seorang menjawab, “Kami semua membaca dengan bacaannya Abdullah.” Ia bertanya lagi, “Lalu siapa di antara kalian yang paling baik bacaannya?” Maka mereka pun menunjuk ke arah ‘Alqamah. Abu Darda` pun bertanya padanya, “Bagaimana kamu mendengarnya membaca ayat: ‘WAL LAILI IDZAA YAGHSYAA.’?” {Alqamah} menjawab, “WADZ DZAKARI WAL UNTSAA.” Abu Darda` berkata, “Demi Allah, aku telah mendengar Nabi saw. membacanya seperti ini. Akan tetapi mereka itu, menginginkan agar aku membacanya: ‘WAMAA KHALAQADZ DZAKARA WAL UNTSAA.’ Demi Allah, aku tidak akan mengikuti mereka.”
Telah menceritakan kepada kami {Abu Nu’aim} Telah menceritakan kepada kami {Sufyan} dari {Al A’masy} dari {Sa’d bin Ubaidah} dari {Abu Abdurrahman As Sulami} dari {Ali ra.} ia berkata; Suatu kami berada dalam kelompok pelayatan jenazah bersama Nabi saw. tepatnya di Baqi’ Al Gharqad, maka beliau pun bersabda: “Tidak ada seorang pun dari kalian kecuali tempat duduknya dari surga atau dari neraka telah ditulis.” Para sahabat pun bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana kalau kita sebaiknya hanya bertawakkal saja?” beliau menjawab: “Beramallah kalian, sebab setiap orang akan dimudahkan.” Kemudian beliau bersabda: “FA`AMMAA MAN `A’THAA WAT TAQAA WA SHADDAQA BIL HUSNAA (Dan barangsiapa yang memberi, dan bertakwa serta membenarkan kebaikan)..” hingga firman-Nya: “LIL’USRAA.” Telah menceritakan kepada kami {Musaddad} Telah menceritakan kepada kami {Abdul Wahid} Telah menceritakan kepada kami {Al A’masy} dari {Sa’d bin Ubaidah} dari {Abu Abdurrahman} dari {Ali ra.} ia berkata; Suatu ketika, kami duduk-duduk di sisi Nabi saw. Lalu ia pun menyebutkan hadits semisalnya.
Telah menceritakan kepada kami {Bisyr bin Khalid} Telah mengabarkan kepada kami {Muhamad bin Ja’far} Telah menceritakan kepada kami {Syu’bah} dari {Sulaiman} dari {Sa’d bin Ubaidah} dari {Abu Abdurrahman As Sulami} dari {Ali ra.} dari Nabi saw., bahwasanya; Suatu ketika beliau berada dalam rombongan pelayat jenazah, lalu beliau mengambil tongkat dan menancapkannya di tanah. Kemudian beliau bersabda: “Tidak ada seorang pun dari kalian kecuali tempat duduknya dari surga atau dari neraka telah ditulis.” Para sahabat pun bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana kalau sebaiknya kita hanya bertawakkal saja?” beliau menjawab: “Beramallah kalian, sebab setiap orang akan dimudahkan.” Kemudian beliau bersabda: “FA`AMMAA MAN `A’THAA WAT TAQAA WA SHADDAQA BIL HUSNAA (Dan barangsiapa yang memberi, dan bertakwa serta membenarkan kebaikan)..” Syu’bah berkata; {Manshur} telah menceritakan hadits ini kepadaku, namun aku tidak mengingkarinya bahwa itu adalah dari haditsnya Sulaiman.
Telah menceritakan kepada kami {Yahya} Telah menceritakan kepada kami {Waki’} dari {Al A’masy} dari {Sa’d bin Ubaidah} dari {Abu Abdurrahman} dari {Ali} ia berkata; Suatu ketika, kami duduk-duduk di sisi Nabi saw., maka beliau pun bersabda: “Tidak ada seorang pun dari kalian, kecuali tempat duduknya dari surga dan dari neraka telah ditulis.” Maka kami pun bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana bila kita sebaiknya hanya bertawakkal saja?” beliau menjawab: “Tidak! Tetapi beramallah kalian, sebab setiap orang akan dimudahkah.” Kemudian beliau membacakan ayat: “FA`AMMAA MAN `A’THAA WAT TAQAA WA SHADDAQA BIL HUSNAA FASANUYASSIRUHU LILYUSRAA (Dan barangsiapa yang memberi, dan bertakwa serta membenarkan kebaikan)..” hingga firman-Nya, “FASANUYASSIRUHU LIL’USRAA.”
Telah menceritakan kepada kami {Utsman bin Abu Syaibah} Telah menceritakan kepada kami {Jarir} dari {Manshur} dari {Sa’d bin Ubaidah} dari {Abu Abdurrahman As Sulami} dari {Ali ra.} ia berkata; Suatu ketika, kami berada dalam pelayatan jenazah di Baqi’ Al Gharqad. Kemudian Rasulullah saw. datang lalu duduk dan kami pun ikut duduk di sekitar beliau. Saat itu, beliau membawa tongkat kecil dan beliau tegakkan dengan kakinya. Kemudian beliau bersabda: Tidak ada seorang pun, dan tidak ada satu jiwa pun yang bernafas, kecuali tempatnya telah ditulis di neraka dan di surga. Dan telah pula di tulis, apakah ia akan hidup sengsara atau bahagia.” Maka seorang laki-laki bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana kalau kita bertawakkal saja terhadap kitab kita (catatan yang telah ditetapkan) dan meninggalkan amal? Siapa diantara kita yang termasuk golongan yang beruntung, maka niscaya ia akan berjalan di atas amalan golongan yang beruntung (penghuni surga). Dan siapa yang termasuk Ahlusy Syaqa` (golongan selaka), maka niscaya ia akan berjalan di atas amalan Ahlusy Syaqa (golongan celaka, penghuni neraka)?.” Beliau bersabda: “Adapun Ahlus Sa’adah (golongan yang beruntung, penghuni surga), maka ia akan dimudahkan untuk mengerjalan amalan Ahlus Sa’adah (golongan yang beruntung penghuni surga). Dan Ahlusy Syaqa` (golongan celaka) juga akan dimudahkan untuk melakukan amalan Ahlusy Syaqa` (golongan celaka).” Kemudian beliau membaca ayat: “FA`AMMAA MAN `A’THAA WAT TAQAA WA SHADDAQA BIL HUSNAA (Dan barangsiapa yang memberi, dan bertakwa serta membenarkan kebaikan)..”
Telah menceritakan kepada kami {Adam} Telah menceritakan kepada kami {Syu’bah} dari {Al A’masy} ia berkata; Aku mendengar {Sa’d bin Ubaidah} menceritakan dari {Abu Abdurrahman As Sulami} dari {Ali ra.} ia berkata; Suatu ketika Rasulullah saw. berada dalam rombongan pelayat Jenazah, lalu beliau mengambil sesuatu dan memukulkannya ke tangah. Kemudian beliau bersabda: “Tidak ada seorang pun, kecuali tempat duduknya telah ditulis di neraka dan tempat duduknya di surga.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, kalau begitu, bagaimana bila kita bertawakkal saja terhadap takdir kita tanpa beramal?” beliau menajawab: “Ber’amallah kalian, karena setiap orang akan dimudahkan kepada yang dicipta baginya. Barangsiapa yang diciptakan sebagai Ahlus Sa’adah (penduduk surga), maka ia akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan Ahlus Sa’adah. Namun, barangsiapa yang diciptakan sebagai Ahlusy Syaqa` (penghuni neraka), maka ia akan dimudahkan pula untuk melakukan amalan Ahlusy Syaqa`.” Kemudian beliau membacakan ayat: “FA`AMMAA MAN `A’THAA WAT TAQAA WA SHADDAQA BIL HUSNAA (Dan barangsiapa yang memberi, dan bertakwa serta membenarkan kebaikan)..”