Telah menceritakan kepada kami {Abu Nu’aim} berkata, telah menceritakan kepada kami {Sufyan} dari {Tsaur} dari {Khalid} dari {Abu Umamah} bahwa Nabi saw. jika mengangkat lambungnya (selesai makan), beliau membaca: ‘ALHAMDULILLAHI KATSIIRAN THAYYIBAN MUBAARAKAN FIIHI GHAIRA MAKFIYIN WA LAA MUWADDA’IN WA LAA MUSTAGHNAN ‘ANHU RABBANAA (Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, yang baik dan yang mengandung keberkahan di dalamnya, bukan pujian yang tidak dianggap dan tidak dibutuhkan oleh Tuhan) ‘.”
Telah menceritakan kepada kami {Abu Ashim} dari {Tsaur bin Yazid} dari {Khalid bin Ma’dan} dari {Abu Umamah} bahwa Nabi saw. jika selesai dari makan, sekali waktu dengan lafadz, ‘jika mengangkat lambungnya, beliau mengucapkan: “ALHAMDULILLAHILADZII KAFAANAA WA ARWAANAA GHAIRA MAKFIYIN WA LAA MAKFUURIN (Segala puji hanya milik Allah yang telah memberi kecukupan kami dan menghilangkan rasa haus, bukan nikmat yang tidak dianggap atau dikufuri) ‘, dilain waktu dengan lafadz, ‘ALHAMDULILLAHI RABBINAA GHAIRA MAKFIYIN WA LAA MUWADDA’IN WA LAA MUSTAGHNAN RABBANAA (Segala puji hanya milik Allah Rabb kami, bukan pujian yang tidak dianggap dan tidak dibutuhkan oleh tuhan) ‘.”
Telah menceritakan kepada kami {Hafsh bin Umar} berkata, telah menceritakan kepada kami {Syu’bah} dari {Muhammad} -yaitu Ibnu Ziyad- berkata; Aku mendengar {Abu Hurairah} dari Nabi saw., beliau bersabda: “Jika budak salah seorang dari kalian datang kepadanya dengan membawa makanan, jika ia tidak mengajaknya duduk bersama, hendaklah ia mengambilkan untuknya satu atau dua asupan, atau satu atau dua suapan. Sebab ia telah merasakan rasa lelah dan capeknya.”
Sahih Bukhari | Hadits No. : 5040
Kitab 50 : Makanan
Bab : Seseorang yang Diudang Makan Lalu Ia Mengatakan “dan, Orang yang Bersamaku Ini?”
Telah menceritakan kepada kami {Abdullah bin Abul Aswad} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abu Usamah} berkata, telah menceritakan kepada kami {Al A’masy} berkata, telah menceritakan kepada kami {Syaqiq} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abu Mas’ud Al Anshari} ia berkata, “Seorang laki-laki Anshar bernama Abu Syu’aib memiliki seorang budak laki-laki yang pandai memasak daging, suatu ketika ia datang menemui Nabi saw. yang saat itu sedang bersama para sahabatnya. Ia melihat pada wajah Nabi saw. tanda kelaparan, maka ia segera menemui budak laki-lakinya seraya berkata, “Buatlah makanan untukku yang cukup untuk lima orang, sebab aku ingin mengundang Nabi saw. dengan makanan yang cukup untuk lima orang.” Budak tersebut kemudian membuat sedikit makanan, maka laki-laki Anshar itu mengundang Rasulullah. Beliau lalu datang dengan diikuti oleh seorang laki-laki (selain dari lima orang yang telah disiapkan makanan untuknya), Nabi saw. lantas bersabda: “Wahai Abu Syu’aib, ada seorang laki-laki yang ikut kami, jika kamu mau kamu boleh memberinya izin, jika tidak maka kamu boleh meninggalkannya?” Abu Syu’aib menjawab, “Tidak, bahkan aku telah memberinya izin.”
Sahih Bukhari | Hadits No. : 5041
Kitab 50 : Makanan
Bab : Jika Makan Makan Malam Telah Siap Maka Tidak Boleh Tergesa-Gesa
Telah menceritakan kepada kami {Abul Yaman} berkata, telah mengabarkan kepada kami {Syu’aib} dari {Az Zuhri}, dan {Laits} berkata, telah menceritakan kepadaku {Yunus} dari {Ibnu Syihab} ia berkata; telah mengabarkan kepadaku {Ja’far bin Amru bin Umayyah} bahwa bapaknya {Amru bin Umayyah} mengabarkan kepadanya, Bahwasanya ia melihat Rasulullah saw. memotong-motong daging lengan kambing yang ada di tangannya, ketika panggilan shalat diserukan, beliau meletakkan lengan kambing dan pisau yang beliau gunakan untuk memotong-motong. Beliau kemudian berdiri melaksanakan shalat dan tidak berwudhu lagi.”
Sahih Bukhari | Hadits No. : 5042
Kitab 50 : Makanan
Bab : Jika Makan Makan Malam Telah Siap Maka Tidak Boleh Tergesa-Gesa
Telah menceritakan kepada kami {Mu’alla bin Asad} berkata, telah menceritakan kepada kami {Wuhaib} dari {Ayyub} dari {Abu Qilabah} dari {Anas bin Malik} ra. dari Nabi saw., beliau bersabda: “Jika makan malam telah tersedia dan iqamat dikumandangkan, maka dahulukanlah makan malam.” Dan dari {Ayyub} dari {Nafi’} dari {Ibnu Umar} dari Nabi saw. seperti ini.” Dan dari Ayyub dari Nafi’ dari Ibnu Umar bahwa suatu kali ia pernah makan malam sementara ia mendengar suara bacaan Imam.”
Sahih Bukhari | Hadits No. : 5043
Kitab 50 : Makanan
Bab : Jika Makan Makan Malam Telah Siap Maka Tidak Boleh Tergesa-Gesa
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Yusus} berkata, telah menceritakan kepada kami {Sufyan} dari {Hisyam bin Urwah} dari {Bapaknya} dari {Aisyah} dari Nabi saw., beliau bersabda: “Jika iqamah telah dikumandangkan, sementara makan malam telah tersaji, maka hendaklah kalian mulai dengan makan malam.” {Wuhaib} dan {Yahya bin Sa’id} dari {Hisyam} menyebutkan, “Jika makan malam telah terhidang.”
Sahih Bukhari | Hadits No. : 5044
Kitab 50 : Makanan
Bab : Firman Allah “dan Bila Kamu Selesai Makan, Keluarlah Kamu…”
Telah menceritakan kepadaku {Abdullah bin Muhammad} berkata, telah menceritakan kepada kami {Ya’qub bin Ibrahim} ia berkata; telah menceritakan kepadaku {Bapakku} dari {Shalih} dari {Ibnu Syihab} bahwa {Anas} berkata, “Aku adalah orang yang paling paham dengan hijab, Ubai bin Ka’b pernah menanyakannya kepadaku. Rasulullah saw. menjadi pengantin dengan Zainab binti Jahsy, beliau menikahinya di Madinah. Beliau lalu mengundang para sahabat untuk menghadiri jamuan makan setelah siang hari. Rasulullah saw. kemudian duduk bersama beberapa orang setelah orang-orang pergi. Rasulullah saw. lalu berjalan pergi dan aku mengikutinya, hingga beliau sampai di depan pintu kamar Aisyah. Beliau mengira bahwa para sahabat tersebut sudah pulang, maka aku pun mengikuti beliau keluar dan ternyata mereka masih duduk-duduk di tempat mereka. Beliau lantas kembali masuk ke dalam, dan aku tetap mengikuti untuk yang kedua kalinya, hingga ketika sampai di depan pintu kamar Aisyah, beliau kembali keluar, dan aku tetap mengikutinya. Dan ternyata mereka semua telah pergi, kemudian beliau memasang hijab antara aku dengannya, lalu turunlah ayat hijab.”
Telah menceritakan kepadaku {Ishaq bin Nashr} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abu Usamah} ia berkata; telah menceritakan kepadaku {Buraid} dari {Abu Burdah} dari {Abu Musa} ra., ia berkata, “Anak laki-lakiku lahir, kemudian aku membawanya kepada Nabi saw. Beliau lalu memberinya nama Ibrahim, beliau menyuapinya dengan kunyahan kurma dan mendoakannya dengan keberkahan, setelah itu menyerahkannya kepadaku.” Ibrahim adalah anak tertua Abu Musa.
Telah menceritakan kepada kami {Musaddad} berkata, telah menceritakan kepada kami {Yahya} dari {Hisyam} dari {Bapaknya} dari {Aisyah} ra.ma, ia berkata, “Seorang bayi dibawa ke hadapan Nabi saw. yang kemudian beliau suapi dengan kunyahan buah kurma, ketika bayi itu kencing, beliau memercikinya dengan air.”