Dan telah menceritakan kepadaku {Harun bin Abdullah} dan {Muhammad bin Rafi’} keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami {Wahb bin Jarir} telah mengabarkan kepadaku {bapakku} ia berkata, saya mendengar {Qais bin Sa’d} ia menceritakan dari {‘Atha`} dari {Ibnu Abbas} ia berkata; “Al Abbas mengutusku menemui Nabi saw., sementara beliau berada di rumah bibiku Maimunah. Maka pada malam itu aku menginap bersama beliau. Kemudian beliau bangun dan menunaikan shalat malam. Lalu saya ikut shalat di sebelah kiri beliau, namun beliau memindahkanku dari arah belakangnya dan menempatkanku di samping kanannya.” Dan telah menceritakan kepadaku {Ibnu Numair} telah menceritakan kepada kami {bapakku} telah menceritakan kepada kami {Abdul Malik} dari {Atha`} dari {Ibnu Abbas} ia berkata; Saya bermalan di rumah bibiku, Maimunah. Yakni sebagaimana hadits Ibnu Juraij dan Qais bin Sa’d.
Sahih Muslim | Hadits No. : 1283
Kitab 7 : Shalatnya Musafir dan Penjelasan Tentang Qashar
Telah menceritakan kepada kami {Abu Bakr bin Abu Syaibah} telah menceritakan kepada kami {Ghundar} dari {Syu’bah} -kemudian dalam jalur periwatan lain- Dan telah menceritakan kepada kami {Ibnul Mutsanna} dan {Ibnu Basysyar} keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Ja’far} telah menceritakan kepada kami {Syu’bah} dari {Abu Jamrah} ia berkata, saya mendengar {Ibnu Abbas} berkata; “Biasanya Rasulullah saw. shalat malam sebanyak tiga belas raka’at.”
Sahih Muslim | Hadits No. : 1284
Kitab 7 : Shalatnya Musafir dan Penjelasan Tentang Qashar
Dan telah menceritakan kepada kami {Qutaibah bin Sa’id} dari {Malik bin Anas} dari {Abdullah bin Abu Bakr} dari {bapaknya} bahwa {Abdullah bin Qais bin Makhramah} telah mengabarkan kepadanya dari {Zaid bin Khalid Al Juhani} bahwa ia berkata; Saya benar-benar akan memperhatikan shalat Rasulullah saw. pada malam ini. (Maka saya melihat) beliau shalat dua raka’at ringan. Kemudian beliau shalat dua raka’at yang sangat panjang. Kemudian beliau shalat dua raka’at lagi selain dua raka’at sebelumnya. Kemudian beliau shalat dua raka’at lagi selain dua raka’at sebelumnya. Kemudian beliau shalat lagi selain dua raka’at sebelumnya. Kemudian beliau shalat dua raka’at lagi selain dua raka’at sebelumnya. Dan sesudah itu beliau shalat witir, hingga bilangan semua raka’atnya adalah tiga belas raka’at.
Sahih Muslim | Hadits No. : 1285
Kitab 7 : Shalatnya Musafir dan Penjelasan Tentang Qashar
Dan telah menceritakan kepada kami {Hajjaj bin Sya’ir} telah menceritakan kepadaku {Muhammad bin Ja’far Al Madaini Abu Ja’far} telah menceritakan kepada kami {Warqa`} dari {Muhammad bin Al Munkadir} dari {Jabir bin Abdullah} ia berkata; Saya pernah bersama Rasulullah saw. dalam suatu perjalanan, hingga kami sampai pada jalur penyeberangan sungai. Kemudian beliau bertanya: “Tidakkah kamu mau menyeberangi sungai ini wahai Jabir?” saya menjawab, “Ya, mau.” Akhirnya Rasulullah saw. turun dan saya pun ikut menyeberang. Sesudah itu, beliau buang hajat, dan saya mempersiapkan air wudlu untuk beliau. Akhirnya beliau datang dan berwudlu lalu shalat dengan satu pakaian seraya memajukan ujung kain yang satu dan mengundurkan yang lain. Kemudian saya berdiri (ikut shalat) di belakang beliau, namun beliau memegang telingaku dan menempatkanku tepat di sebelah kanan beliau.
Sahih Muslim | Hadits No. : 1286
Kitab 7 : Shalatnya Musafir dan Penjelasan Tentang Qashar
Telah menceritakan kepada kami {Yahya bin Yahya} dan {Abu Bakr bin Abu Syaibah} semuanya dari {Husyaim} -Abu Bakr- berkata, telah menceritakan kepada kami Husyaim telah mengabarkan kepada kami {Abu Hurrah} dari {Al Hasan} dari {Sa’d bin Hisyam} dari {Aisyah} ia berkata; “Bila Rasulullah saw. bangun hendak menunaikan shalat malam, biasanya beliau memulainya dengan dua raka’at ringan.”
Sahih Muslim | Hadits No. : 1287
Kitab 7 : Shalatnya Musafir dan Penjelasan Tentang Qashar
Dan telah menceritakan kepada kami {Abu Bakr bin Abu Syaibah} telah menceritakan kepada kami {Abu Usamah} dari {Hisyam} dari {Muhammad} dari {Abu Hurairah} dari Nabi saw., beliau bersabda: “Apabila salah seorang dari kalian bangun hendak menunaikan shalat malam, hendaklah ia memulai shalatnya dengan dua raka’at ringan.”
Sahih Muslim | Hadits No. : 1288
Kitab 7 : Shalatnya Musafir dan Penjelasan Tentang Qashar
Telah menceritakan kepada kami {Qutaibah bin Sa’id} dari {Malik bin Anas} dari {Abu Zubair} dari {Thawus} dari {Ibnu Abbas} bahwa; Rasulullah saw. jika bangun untuk mengerjakan shalat di tengah malam, beliau membaca: “ALLAHUMMA LAKAL HAMDU ANTA NUURUS SAMAAWAATI WAL ARDLI WALAKAL HAMDU ANTA QAYYAMUS SAMAAWAATI WAL ARDLI WALAKAL HAMDU ANTA RABBUS SAMAAWAATI WAL ARDLI WA MAN FIIHINNA ANTAL HAQQU WA WA’DUKAL HAQQU WA QAULUKAL HAQQU WA LIQAA`UKA HAQQU WAL JANNATU HAQQU WAN NAARU HAQQU WAS SAA’ATU HAQQU. ALLAHUMMA LAKA ASLAMTU WA BIKA AAMANTU WA ‘ALAIKA TAWAKKALTU WA ILAIKA ANABTU WA BIKA KHAASHAMTU WA ILAIKA HAAKAMTU FAGHFIRLII MAA QADDAMTU WA AKHKHARTU WA ASRARTU WA A’LANTU ANTA ILAAHI LAA ILAAHA ILLAA ANTA (Ya Allah, untukMu segala puji; Engkau cahaya langit dan bumi; untukMu segala puji, Engkau pendiri langit dan bumi; dan untukMu segala puji, Engkau Tuhan langit dan bumi dan segala isinya. Engkau Maha Benar! JanjiMu benar, firmanMu benar, hari perjumpaan denganMu benar, surga benar, neraka benar dan hari kiamat adalah benar. Ya Allah, kepadaMulah aku berserah diri, denganMu aku beriman, kepadaMu au bertawakkal, dan kepadaMu aku kembali; karena membela agamaMu aku bermusuhan, dan kepadaMu aku bertahkim (memohon keadilan). Karena itu, ampunilah segala dosa-dosaku, yang lama dan yang baru, yang rahasia dan yang nyata; Engkaulah ilahku, tidak ada ilah yang berhak disembah selain Engkau).” Telah menceritakan kepada kami {Amru An Naqid} dan {Ibnu Numair} dan {Ibnu Abu Umar} mereka berkata, telah menceritakan kepada kami {Sufyan} -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Rafi’} ia berkata, telah menceritakan kepada kami {Abdurrazaq} telah mengabarkan kepada kami {Ibnu Juraij} keduanya dari {Sulaiman Al Ahwali} dari {Thawus} dari {Ibnu Abbas} dari Nabi saw. Adapun hadits Ibnu Juraij, maka lafazhnya sama dengan hadits Malik kecuali pada dua huruf. Kalau Ibnu Juraij kata Qayyam menjadi Qayyim. Dan ia juga menyebutkan, “WA MAA ASRARTU (dan juga dosa yang aku sembunyikan). Adapun hadits Ibnu ‘Uyainah, maka di dalamnya terdapat tambahan dan menyelisihi Malik dan Ibnu Juraid pada banyak kata. Dan Telah menceritakan kepada kami {Syaiban bin Farrukh} telah menceritakan kepada kami {Mahdi} ia adalah Ibnu Maimun, telah menceritakan kepada kami {Imran Al Qashir} dari {Qais bin Sa’d} dari {Thawus} dari {Ibnu Abbas} dari Nabi saw. dengan hadits ini, sedangkan lafazhnya hampir sama dengan lafazh mereka.
Sahih Muslim | Hadits No. : 1289
Kitab 7 : Shalatnya Musafir dan Penjelasan Tentang Qashar
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Al Mutsanna} dan {Muhammad bin Hatim} dan {Abdu bin Humaid} dan {Abu Ma’n Ar Raqasyi} mereka berkata, telah menceritakan kepada kami {Umar bin Yunus} Telah menceritakan kepada kami {Ikrimah bin Ammar} telah menceritakan kepada kami {Yahya bin Abu Katsir} telah menceritakan kepadaku {Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf} ia berkata, saya bertanya kepada {Aisyah} Ummul mukminin, “Do’a iftitah apakah yang dibaca Nabi saw. ketika membuka shalat malamnya?” Aisyah menjawab, “Apabila Rasulullah saw. shalat malam, beliau membaca do’a iftitah sebagai berikut: “ALLAHUMMA RABBA JABRAA`IIL WA MIIKAA`IIL WA ISRAAFIIL FAATHIRAS SAMAAWAATI WAL ARDLI ‘AALIMAL GHAIBI WASY SYAHAADAH ANTA TAHKUMU BAINA ‘IBAADIKA FIIMAA KAANUU FIIHI YAKHTALIFUUN IHDINII LIMA UKHTULIFA FIIHI MINAL HAQQI BIIDZNIKA INNAKA TAHDII MAN TASYAA`U ILAA SHIRAATHIN MUSTAQIIM (Ya Allah, Tuhan Jibril, Mika`il, dan Israfil; Maha pencipta langit dan bumi, Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Engkaulah hakim di antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang mereka perselisihkan, tunjukilah aku jalan keluar yang benar dari perselisihan mereka, sesungguhnya Engkau Maha pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, bagi siapa yang Engkau kehendaki).”
Sahih Muslim | Hadits No. : 1290
Kitab 7 : Shalatnya Musafir dan Penjelasan Tentang Qashar
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Bukair Al Muqaddami} telah menceritakan kepada kami {Yusuf Al Majisyun} telah menceritakan kepadaku {bapakku} dari {Abdurrahman Al A’raj} dari {Ubaidullah bin Abu Rafi’} dari {Ali bin Abu Thalib} dari Rasulullah saw.; Biasanya apabila Rasulullah saw. shalat, beliau membaca (do’a iftitah) sebagai berikut: “WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZII FATHARAS SAMAAWAATI WAL ARDLA HANIIFAN WAMAA ANAA MINAL MUSYRIKIIN, INNA SHALAATII WA NUSUKII WA MAHYAAYA WA MAMAATII LILLAHI RABBIL ‘AALAMIIN LAA SYARIIKA LAHU WA BIDZAALIKA UMIRTU WA ANAA MINAL MUSLIMIIN ALLAHUMMA ANTAL MALIKU LAA ILAAHA ILLAA ANTA, ANTA RABBII WA ANAA ‘ABDUKA ZHALAMTU NAFSII WA’TARAFTU BI DZANBII FAGHFIL LII DZUNUUBII JAMII’AN INNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUB ILLAA ANTA WAH DINII LIAHSANAIL AKHLAAQ LAA YAHDII LIAHSANIHAA ILLAA ANTA WASHRIF ‘ANNII SAYYI`AHAA LAA YASHRIFU ‘ANNII SAYYI`AHAA ILLAA ANTA LABBAIKA WA SA’DAIKA WAL KHAIRU KULLUHU FII YADAIK WASY SYARRU LAISA ILAIKA ANAA BIKA WA ILAIKA TABAARAKTA WA TA’AALAITA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA (Aku hadapkan wajahku kepada Allah, Maha pencipta langit dan bumi dengan keadaan ikhlas dan tidak mempersekutukanNya. Sesungguhnya shalatku, segala ibadahku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya, dan karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan berserah diri kepadaNya. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Engkaulah Tuhanku dan aku adalah hambaMu. Aku telah menzhalimi diriku dan aku mengakui dosa-dosaku. Karena itu ampunilah dosa-dosaku semuanya. Sesungguhnya tidak ada yang berwenang untuk mengampuni segala dosa melainkan Engkau. Dan tunjukilah kepadaku akhlak yang paling bagus. Sesungguhnya tidak ada yang dapat menunjukkannya melainkan hanya Engkau. Dan jauhkanlah akhlak yang buruk dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang sanggup menjauhkannya melainkan hanya Engkau. Labbaik wa sa’daik (Aku patuhi segala perintahMu, dan aku tolong agamaMu). Segala kebaikan berada di tanganMu. Sedangkan kejahatan tidak datang daripadaMu. Aku berpegang teguh denganMu dan kepadaMu. Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Kumohon ampun dariMu dan aku bertobat kepadaMu).” Dan jika beliau ruku’ beliau membaca: “ALLAHUMMA LAKA RAKA’TU WA BIKA AAMANTU WA LAKA ASLAMTU KHASYA’A LAKA SAM’II WA BASHARII WA MUKHKHII WA ‘AZHMII WA ‘ASHABII (Ya Allah, kepadaMu aku ruku’, denganMu aku beriman, kepadaMu aku berserah diri, patuh dan tunduk kepadau pendengaranku, penglihatanku, otakku, tulang-tulangku dan otot-ototku semuanya).” Kemudian bila beliau bangkit dari ruku’ beliau membaca: “ALLAHUMMA RABBANAA LAKAL HAMDU MIL`AS SAMAAWAATI WA MIL`AL ARDLI WA MIL`A MAA BAINAHUMAA WA MIL`A MAAS YI`TA MIN SYAI`IN BA’DU (Ya Allah, Tuhan kami, untuk-Mulah segala puji sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh ruang antara keduanya, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu).” Kemudian apabila beliau sujud beliau membaca: “ALLAHUMMA LAKA SAJADTU WA BIKA AAMANTU WA LAKA ASLAMTU SAJADA WAJHIY LILLADZII KHALAQAHU WA SHAWWARAHU WA SYAQQA SYAM’AHU WA BASHARAHU TABAARAKALLAHU AHSANUL KHALIQIIN (Ya Allah, kepada Engkau aku sujud, dengan Engkau aku beriman, dan kepada Engkau aku berserah diri. Mukaku sujud kepada Tuhan yang menciptakan dan membentuknya, yang membukakan pendengaran dan penglihatannya. Maha suci Allah sebaik-baik Maha pencipta).” Kemudian pada akhir tasyahud sebelum memberi salam beliau membaca: “ALLAHUMMAGH FIRLII MAA QADDAMTU WA MAA AKHKHARTU WAMAA ASRARTU WA MAA A’LANTU WA ASRAFTU WA MAA ANTA A’LAMU BIHI MINNII ANTAL MUQADDiMU WA ANTAL MU`AKHKHIRU LAA ILAAHA ILLAA ANTA (Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang lama dan yang baru yang tersembunyi dan nyata, yang aku lakukan keterlaluan dan engkau lebih tahu daripadaku. Engkaulah yang memajukan dan memundurkan. Tidak ada ilah selain Engkau).” Dan telah menceritakannya kepada kami {Zuhair bin Harb} telah menceritakan kepada kami {Abdurrahman bin Mahdi} -dalam jalur periwayatan yang lain- Dan telah menceritakan kepada kami {Ishaq bin Ibrahim} telah mengabarkan kepada kami {Abu An Nadlr} keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami {Abdul Aziz bin Abdullah bin Abu Salamah} dari {pamannya} Al Majisyuna bin Abu Salamah dari {Al A’raj} dengan isnad ini, dan ia berkata; Apabila Rasulullah saw. memulai shalat, beliau bertakbir dan membaca (do’a iftitah): “WAJJAHTU WAJHIYA.” Beliau juga membaca: “WA ANA AWWALUL MUSLIMIN.” Dan ketika beliau bangkit dari ruku’, beliau membaca: “ALLAHUMMA RABBANAA LAKAL HAMDU.” Beliau juga melanjutkan: “WA SHAWWARAHU FAAHSANA SHUWARAHU.” Dan setelah setelah salam beliau membaca: “ALLAHUMMAGHFIR LII MAA QADAMTU.” hingga akhir hadits. Dan ia tidak mengatakan; “Antara tasyahud dan salam.”
Sahih Muslim | Hadits No. : 1291
Kitab 7 : Shalatnya Musafir dan Penjelasan Tentang Qashar
Bab : Sunahnya Memperpanjang Bacaan Dalam Shalat Malam
Dan telah menceritakan kepada kami {Abu Bakr bin Abu Syaibah} telah menceritakan kepada kami {Abdullah bin Numair} dan {Abu Mu’awiyah} -dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami {Zuhair bin Harb} dan {Ishaq bin Ibrahim} semuanya dari {Jarir} mereka semua dari {Al A’masy} -dalam jalur lain- telah menceritakan kepada kami {Ibnu Numair} -dan lafazh ini adalah darinya- telah menceritakan kepada kami {bapakku} telah menceritakan kepada kami {Al A’masy} dari {Sa’id bin Ubaidah} dari {Al Mustaurid bin Al Ahnaf} dari {Shilah bin Zufar} dari {Hudzaifah} ia berkata; Pada suatu malam, saya shalat (Qiyamul Lail) bersama Rasulullah saw., lalu beliau mulai membaca surat Al Baqarah. Kemudian saya pun berkata (dalam hati bahwa beliau) akan ruku’ pada ayat yang ke seratus. Kemudian (seratus ayat pun) berlalu, lalu saya berkata (dalam hati bahwa) beliau akan shalat dengan (surat itu) dalam satu raka’at. Namun (surat Al Baqarah pun) berlalu, maka saya berkata (dalam hati bahwa) beliau akan segera sujud. Ternyata beliau melanjutkan dengan mulai membaca surat An Nisa` hingga selesai membacanya. Kemudian beliau melanjutkan ke surat Ali Imran hingga selesai hingga beliau selesai membacanya. Bila beliau membaca ayat tasbih, beliau bertasbih dan bila beliau membaca ayat yang memerintahkan untuk memohon, beliau memohon, dan bila beliau membaca ayat ta’awwudz (ayat yang memerintahkan untuk memohon perlindungan) beliau memohon perlindungan. Kemudian beliau ruku’. Dalam ruku’, beliau membaca: “SUBHAANA RABBIYAL ‘AZHIIM (Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung).” Dan lama beliau ruku’ hampir sama dengan berdirinya. Kemudian beliau membaca: “SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH (Maha Mendengar Allah akan orang yang memuji-Nya).” Kemudian beliau berdiri dan lamanya berdiri lebih kurang sama dengan lamanya ruku’. Sesudah itu beliau sujud, dan dalam sujud beliau membaca: “SUBHAANA RABBIYAL A’LAA (Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi).” Lama beliau sujud hampir sama dengan lamanya berdiri. Sementara di dalam hadits Jarir terdapat tambahan; Beliau membaca: “SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH RABBANAA LAKAL HAMDU (Allah Maha Mendengar akan orang yang memuji-Nya, Ya Tuhan kami bagi-Mu segala puji).”