Telah mengkabarkan kepada kami {Qutaibah} dia berkata; telah memberitakan kepada kami {Fudhail bin ‘Iyadh} dari {Al A’masy} dari {Isma’il bin Raja’} dari {Aus bin Dham’aj} dari {Abu Mas’ud} dia berkata; bahwa Rasulullah saw. bersabda, orang yang menjadi imam untuk suatu kaum adalah yang paling menguasai AI Qur’an. Jika bacaan mereka sama, maka yang jadi imam adalah orang yang lebih dulu hijrah. Jika dalam hijrah mereka sama. maka yang jadi imam adalah orang yang paling mengetahui tlenlang Sunnah. Jika pengetahuan mereka tentang Sunnah sama, maka yang jadi imam adalah orang yang paling tua di antara mereka. Janganlah kamu mengimami seseorang di tempat yang menjadi wewenangnya dan janganlah duduk di atas tempat kemuliaannya kecuali seizinnya.'”
Telah mengkabarkan kepada kami {Hajib bin Sulaiman Al Manbiji} dari {Waki’} dari {Sufyan} dari {Khalid Al Hadza’} dari {Abu Qibalah} dari {Malik bin Al Huwairits} dia berkata; “Aku pernah datang kepada Rasulullah saw. bersama anak pamanku -pada kesempatan lain ia berkata, “bersama temanku”- lantas Nabi saw. bersabda, ‘Jika kalian berdua melakukan perjalanan, maka adzan dan iqamahlah, dan hendaknya yang paling tua menjadi imam bagi yang lain’
Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 774
Kitab 10 : Keimaman
Bab : Manusia Berkumpul Di Suatu Tempat, dan Kualitas Mereka Sama
Telah mengkabarkan kepada kami {‘Ubaidullah bin Sa’id} dari {Yahya} dari {Hisyam} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Qatadah} dari {Abu Nadhrah} dari {Abu Sa’id} dari Nabi saw., beliau bersabda, “Bila mereka bertiga, maka salah satunya menjadi imam, dan yang lebih berhak adalah yang paling bagus bacaannya.”
Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 775
Kitab 10 : Keimaman
Bab : Manusia Berkumpul, dan Pada Mereka Ada Orang yang Berwenang
Telah mengkabarkan kepada kami {Ibrahim bin Muhammad At Taimi} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Yahya bin Sa’id} dari {Syu’bah} dari {Isma’il bin Raja’} dari {Aus bin Dham’aj} dari {Abu Mas’ud} dia berkata; Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah seseorang menjadi imam di tempat yang menjadi wewenangnya dan janganlah duduk diatas tempat kemuliaannya, kecuali seizinnya.”
Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 776
Kitab 10 : Keimaman
Bab : Jika Eseorang Biasa Menjadi Imam Lantas Datang Orang yang Berwenang, Apakah Mundur?
Telah mengkabarkan kepada kami {Qutaibah} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Ya’qub bin ‘Abdurrahman} dari {Abu Hazim} dari {Sahl bin Sa’d} bahwa telah sampai kabar kepada Rasulullah saw. bahwa Bani Amru bin Auf mempunyai suatu masalah. Rasulullah saw. dan beberapa orang lalu datang mendamaikan mereka. Rasulullah saw. tertahan (oleh urusan mereka) sampai tibalah waktu shalat pertama (Zhuhur). Kemudian Bilal datang kepada Abu Bakar dan berkata, “Wahai Abu Bakar, Rasulullah saw. tertahan sedangkan waktu shalat sudah tiba. Apakah engkau sudi menjadi imam bagi orang-orang?” la menjawab, “Ya, jika kamu mau.” Lalu Bilal menyerukan iqamah dan Abu Bakar maju lantas bertakbir bersama kaum muslim. Kemudian datang Rasulullah saw. di celah-celah barisan shalat hingga beliau saw. berdiri di barisan shalat. Orang-orang lalu mulai menepukkan tangannya, tetapi Abu Bakar tidak menoleh dalam shalatnya. Setelah orang-orang banyak yang menepukkan tangannya (sebagai isyarat), Abu Bakar menoleh dan mendapati Rasulullah saw., maka Rasulullah saw. mengisyaratkan kepadanya untuk terus melanjutkan shalatnya, namun Abu Bakar mengangkat kedua tangannya dan memuji Allah Azza wa Jalla lantas mundur ke belakang hingga berdiri pada barisan makmum. Rasulullah saw. lalu maju untuk menjadi imam. Setelah selesai beliau saw. menghadap kepada orang-orang dan bersabda, “Wahai manusia sekalian, Kenapa kalian ketika shalat bertepuk tangan? Tepuk langan hanya untuk perempuan. Barangsiapa mendapati sesuatu yang kurang beres pada shalalnya, maka ucapkan. ‘Subhanallah (Maha Suci Allah), karena tidak seorangpun yang mendengar ketika ada yang mengucapkan subhanallah (Maha Suci Allah) kecuali pasli menolehnya. Wahai Abu Bakar, apakah yang menghalangimu untuk shalat menjadi imam bagi orang-orang saat kuisyaratkan demikian?” Abu Bakar berkata, “Tidaklah panlas bagi Ibnu Quhafah untuk shalat -menjadi imam- di depan Rasulullah saw.”
Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 777
Kitab 10 : Keimaman
Bab : Shalat Imam Di Belakang Seseorang yang Menjadi Rakyatnya
Telah mengabarkan kepada kami {‘Ali bin Hujr} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Isma’il} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Humaid} dari {Anas} dia berkata; “Shalat terakhir Rasulullah saw. yang dikerjakan bersama para sahabat adalah shalat yang beliau kerjakan dengan mengenakan baju yang kasar di belakang Abu Bakar.”
Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 778
Kitab 10 : Keimaman
Bab : Shalat Imam Di Belakang Seseorang yang Menjadi Rakyatnya
Telah mengkabarkan kepada kami {Muhammad bin Al Mutsanna} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Bakr bin ‘Isa} -sahabat Al Bashri- dia berkata; aku mendengar {Syu’bah} menyebutkan dari {Nu’aim bin Abu Hind} dari {Abu Wa’il} dari {Masruq} dari {‘Aisyah} Radliyallahu’anha, bahwa Abu Bakar pernah shalat mengimami orang-orang dan Rasulullah saw. berada di barisan shalat.
Telah mengkabarkan kepada kami {Suwaid bin Nashr} dia berkata; telah memberitakan kepada kami {Abdullah} dari {Aban bin Yazid} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Badil bin Maisarah} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Abu ‘Athiyyah} -budak kami- dari {Malik bin Al Huwairits} dia berkata; “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, ‘Jika salah seorang dari kalian berkunjung ke suatu kaum, maka janganlah menjadi imam bagi mereka.”
Telah mengkabarkan kepada kami {Harun bin Abdullah} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Ma’an} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Malik} dia berkata; dan telah menceritakan kepada kami {Al Harits bin Miskin} dalam bentuk bacaan kepadanya dan saya mendengar lafazhnya dari dia dari {Ibnul Qasim} dia berkata; telah menceritakan kepadaku {Malik} dari {Ibnu Syihab} dari {Mahmud bin Ar-Rabi’} bahwasanya {‘Itban bin Malik} pernah menjadi imam bagi kaumnya, padahal dia buta. Dia berkata kepada Rasulullah saw., “Saat ini gelap, turun hujan, serta banjir, sementara aku orang buta, maka shalatlah di rumahku yang telah kujadikan masjid wahai Rasulullah saw.” Rasulullah saw. lalu berkata, “Di mana yang kamu inginkan agar aku shalat bersamamu?” la menunjukkan tempat yang ada di rumahnya, lalu Rasulullah saw. shalat di sana.
Telah mengkabarkan kepada kami {Musa bin ‘Abdurrahman Al Masruqi}, telah menceritakan kepada kami {Husain bin ‘Ali} dari {Zaidah} dari {Sufyan} dari {Ayyub} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {‘Amr bin Salamah Al Jarmi} dia berkata; “Suatu rombongan melewati kami, dan kami belajar Al Qur’an kepada mereka. Lalu ayahku datang kepada Nabi saw., dan beliau saw. bersabda, ‘Orang yang menjadi imam bagi kalian adalah yang paling banyak hapal Al Qur ‘an’. Maka {ayahku} datang dan mengatakan bahwa Rasulullah saw. bersabda, ‘Orang yang menjadi imam bagi kalian adalah yang paling banyak hapal Al Qur’an’. Lantas mereka saling memandang siapakah yang paling banyak hapal Al Qur’an, dan ternyata aku orang yang paling banyak hapal Al Qur’an, maka aku menjadi imam bagi mereka, padahal umurku saat itu delapan tahun.”