Telah mengabarkan kepada kami {Qutaibah bin Sa’id} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Al Laits} dari {Yazid bin Abu Habib} dari {Abul Khair} dari {‘Abdullah bin ‘Amr} dari {Abu Bakar Ash Shiddiq} radliallahu ‘anhu bahwa ia pernah berkata kepada Rasulullah saw.; “Ajari aku suatu doa yang dapat aku panjatkan dalam shalatku.” Beliau saw. wasallam bersabda: “Ucapkanlah, Ya Allah, aku telah berbuat aniaya kepada diriku sendiri dengan aniaya yang besar, dan tidak ada yang mengampuni dosa-dosa selain Engkau, ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu, serta kasihinilah aku. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Telah mengabarkan kepada kami {Yunus bin ‘Abdul A’la} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Ibnu Wahb} dia berkata; aku mendengar {Haiwah} menceritakan dari {‘Uqbah bin Muslim} dari {Abu ‘Abdurrahman Al Hubuli} dari {Ash Shunabihi} dari {Mu’adz bin Jabal} dia berkata; “Rasulullah saw. memegang tanganku sambil berkata kepadaku: “Aku mencintaimu wahai Mu’adz!” Lalu aku juga berkata: ‘Aku juga mencintai Engkau wahai Rasulullah saw.! ‘ Lalu beliau saw. wasallam bersabda: ‘Janganlah kau meninggalkan bacaan berikut ini setelah usai shalat.”Ya Allah, bantulah aku untuk ingat dan bersyukur kepada-Mu, serta beribadah kepada-Mu dengan baik.”
Telah mengabarkan kepada kami {Abu Dawud} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Sulaiman bin Harb} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Hammad bin Salamah} dari {Sa’id Al Jurairi} dari {Abul ‘Alaa} dari {Syaddad bin Aus} bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam didalam shalatnya berdoa: “Ya Allah, aku memohon keteguhan dalam menghadapi semua urusan, dan tekad yang kuat dalam mencari kebenaran, aku memohon kepada-Mu untuk senantiasa mensyukuri nikmat-Mu, aku memohon kepada-Mu hati yang selamat, lisan yang senantiasa jujur, aku memohon kepada-Mu dari kebaikan yang engkau ketahui dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang engkau ketahui, aku memohon ampun-Mu terhadap segala kesalahan yang engkau ketahui.
Telah mengabarkan kepada kami {Yahya bin Hubaib bin ‘Arabi} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Hammad} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {‘Atha bin As Saib} dari {Bapaknya}, dia berkata; ” {Ammar bin Yasir} pernah shalat bersama (mengimami) kami, dan ia mempersingkat shalatnya. Lalu sebagian orang bertanya kepadanya, ‘Engkau telah meringankan -mempersingkat- shalat? ‘ Ia menjawab, ‘Dalam shalat tadi aku memanjatkan doa dengan doa yang kudengar dari Rasulullah saw.’ Lalu ia bangkit dan diikuti oleh seseorang -dia adalah Ubay, tetapi ia menyamarkan dirinya- lalu ia bertanya kepadanya tentang doa. Kemudian ia datang dan memberitahukan doa tersebut kepada kaumnya, ‘Ya Allah dengan ilmu-Mu terhadap hal gaib dan kekuasaan-Mu atas makhluk, hidupkanlah aku selagi Engkau mengetahui bahwa hidup itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku jika Engkau mengetahui bahwa mati lebih baik bagiku. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu rasa takut kepada-Mu saat nampak ataupun saat tidak nampak. Aku memohon kesederhanaan saat fakir dan kaya. Aku memohon kenikmatan tanpa habis dan kesenangan tanpa henti. Aku memohon keridhaan setelah adanya keputusan, dan kenyamanan hidup setelah mati dan kelezatan memandang kepada wajah-Mu serta keridhaan berjumpa dengan-Mu tanpa ada bahaya yang membahayakan dan tanpa fitnah yang menyesatkan. Ya Allah, hiasilah kami dengan hiasan iman dan jadikanlah kami orang yang menyampaikan hidayah dan yang mendapatkan hidayah.”
Telah mengabarkan kepada kami {‘Ubaidullah bin Sa’d bin Ibrahim bin Sa’d} dia berkata; {pamanku} telah menceritakan kepada kami, dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Syarik} dari {Abu Hasyim Al Wasithi} dari {Abu Mijlaz} dari {Qais bin ‘Ubad} dia berkata; ” {Ammar bin Yasir} pernah shalat bersama kaumnya dan dia meringankannya, seolah-olah kaumnya mengingkarinya. Lalu ia berkata, “Tidaklah aku telah menyempurnakan ruku dan sujud? ‘ Mereka menjawab, ‘Ya’. Ia menjelaskannya, ‘Aku saat itu memanjatkan doa yang dipergunakan Nabi saw. wasallam dalam doanya, ‘Ya Allah dengan ilmu-Mu terhadap hal gaib dan kekuasaan-Mu atas makhluk, hidupkanlah aku selagi Engkau mengetahui bahwa hidup itu lebih baik bagiku, dan matikanlah aku jika Engkau mengetahui bahwa mati lebih baik bagiku. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu rasa takut kepada-Mu saat nampak atau saat tidak nampak. Aku memohon kalimat ikhlas saat ridla dan saat marah. Aku memohon kenikmatan tanpa habis dan kesenangan tanpa henti. Aku memohon keridhaan setelah adanya keputusan dan kenyamanan hidup setelah mati dan kelezatan memandang kepada wajah-Mu serta keridaan berjumpa dengan-Mu tanpa ada bahaya yang membahayakan dan tanpa fitnah yang menyesatkan. Ya Allah, hiasilah kami dengan hiasan iman dan jadikanlah kami orang yang menyampaikan hidayah dan yang mendapatkan hidayah.”
Telah mengabarkan kepada kami {Ishaq bin Ibrahim} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Jarir} dari {Manshur} dari {Hilal bin Yasaf} dari {Farwah bin Naufal} dia berkata; ‘Aku berkata kepada {Aisyah}, “Beritahukanlah kepadaku doa yang dipanjatkan Rasulullah saw. dalam shalatnya.” Ia menjawab; “Ya, Rasulullah pernah memanjatkan doa, ‘Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukan yang telah kuperbuat dan keburukan yang belum aku perbuat.”
Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 1660
Kitab 20 : Qiyamul Lail dan Shalat Sunnah Siang Hari
Telah mengabarkan kepada kami {Muhammad bin Basysyar} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Muhammad} dia berkata; {Syu’bah} -kemudian dia menyebutkan kalimat yang maknanya- dari {‘Abbas Al Jurairi} dia berkata; Aku mendengar {Abu ‘Utsman} dari {Abu Hurairah} dia berkata; “Kekasihku (Rasulullah) mewasiatkan tiga perkara kepadaku, yaitu shalat witir pada permulaan malam, shalat (sunnah) Fajar dua rakaat, dan puasa tiga hari pada setiap bulan.”
Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 1661
Kitab 20 : Qiyamul Lail dan Shalat Sunnah Siang Hari
Bab : Larangan Nabi saw. Perihal Dua Witr Dalam Semalam
Telah mengabarkan kepada kami {Hannad bin As Sari} dari {Mulazim bin ‘Amr} dia berkata; telah menceritakan kepadaku {‘Abdullah bin Badr} dari {Qais bin Thalq} dia berkata; “Ayahku {Thalq bin Ali} mengunjungi kami pada bulan Ramadlan, dan dia bersama kami sampai sore. Pada hari itu dia shalat malam bersama kami, lalu shalat witir bersama kami. Kemudian berangkat ke masjid dan shalat bersama para sahabatnya hingga sisa shalat witir saja. Kemudian dia memerintahkan seseorang untuk maju sambil berkata kepadanya; ‘Shalatlah witir bersama mereka, karena aku pernah mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Tidak ada dua witir dalam satu malam.”
Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 1662
Kitab 20 : Qiyamul Lail dan Shalat Sunnah Siang Hari
Telah mengabarkan kepada kami {Muhammad bin Al Mutsanna} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Muhammad} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Syu’bah} dari {Abu Ishaq} dari {Al Aswad bin Yazid} dia berkata; Aku bertanya kepada {‘Aisyah} tentang -cara- shalat Rasulullah saw.? Lalu ia menjawab; ‘Beliau tidur pada permulaan malam, kemudian bangun. Jika waktu sudah mendekati Subuh maka beliau mengerjakan shalat witir, kemudian kembali ke tempat tidurnya. Bila beliau punya hajat terhadap istrinya maka beliau bersetubuh dengan istrinya, dan jika beliau mendengar adzan maka beliau segera beranjak. Jika beliau dalam keadaan junub, beliau menyiram diri dengan air (mandi) sedangkan jika tidak junub maka beliau hanya berwudlu kemudian keluar untuk shalat’.”
Sunan An Nasa’i | Hadits No. : 1663
Kitab 20 : Qiyamul Lail dan Shalat Sunnah Siang Hari
Telah mengabarkan kepada kami {Ishaq bin Manshur} dia berkata; telah menceritakan kepada kami {‘Abdurrahman} dari {Sufyan} dari {Abu Hishn} dari {Yahya bin Watstsab} dari {Masruq} dari {‘Aisyah} dia berkata; “Rasulullah saw. mengerjakan shalat witir pada permulaan malam, akhir, dan pertengahan malam. Beliau selesai shalat witir setelah menjelang Subuh.”