Telah menceritakan kepada kami {Harmalah bin Yahya} ia berkata; telah menceritakan kepada kami {Abdullah bin Wahb} berkata, telah menceritakan kepadaku {Huyay bin Abdullah Al Ma’afiri} dari {Abu ‘Abdurrahman Al Hubuli} dari {Abdullah bin Amru} ia berkata, “Seorang laki-laki yang terlahir di Madinah meninggal di Madinah, lalu Nabi saw. menshalatkannya. Kemudian beliau bersabda: “Andai saja ia meninggal bukan di tempat kelahirannya. ” Salah seorang sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, memang kenapa?” beliau menjawab: “Jika seseorang meninggal bukan di tempat kelahirannya, maka akan diukur dari tempat kelahirannya hingga ujung bekasnya di surga. ”
Telah menceritakan kepada kami {Ahmad bin Yusuf} ia berkata; telah menceritakan kepada kami {Abdurrazaq} ia berkata; telah memberitakan kepada kami {Ibnu Juraij}. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepada kami {Abu Ubaidah bin Abu Safar} ia berkata; telah menceritakan kepada kami {Hajjaj bin Muhammad} ia berkata; {Ibnu Juraij} berkata; telah mengabarkan kepadaku {Ibrahim bin Muhammad bin Abu ‘Atho`} dari {Musa bin Wardan} dari {Abu Hurairah} ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa mati dalam kondisi sakit, maka ia mati syahid, dilindungi dari siksa kubur dan akan diperlihatkan rizkinya di surga pada pagi dan petang. ”
Telah menceritakan kepada kami {Hisyam bin Ammar} berkata; telah menceritakan kepada kami {Abdul Aziz bin Muhammad Ad Dawardi} berkata; telah menceritakan kepada kami {Sa’d bin Sa’id} dari {Amrah} dari {‘Aisyah} ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda: “Memecahkan tulang mayit seperti memecahkannya ketika masih hidup. ”
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Ma’mar} berkata, telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Bakr} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abdullah bin Ziyad} berkata, telah mengabarkan kepadaku {Abu Ubaidah bin Abdullah bin Zam’ah} dari {Ibunya} dari {Ummu Salamah} dari Nabi saw., beliau bersabda: “Dosa memecahkan tulang mayit sama dengan dosa memecahkan tulang orang hidup. ”
Telah menceritakan kepada kami {Sahl bin Abu Sahl} berkata, telah menceritakan kepada kami {Sufyan bin Uyainah} dari {Az Zuhri} dari {Ubaidullah bin Abdullah} ia berkata; aku bertanya kepada {‘Aisyah}, aku katakan, “Wahai ibu, kabarkanlah kepadaku bagaimana sakitnya Rasulullah saw.?” ia menjawab, “Beliau keluhkan kepedihan sakitnya, hingga air liur terlihat merembet di mulut beliau. Keluarnya air liur beliau layaknya orang yang makan kismis. Beliau keliling ke rumah-rumah isterinya, ketika sakitnya semakin berat beliau minta izin kepada mereka untuk tinggal di rumah ‘Aisyah, dan mereka ganti yang datang menemui beliau. ” ‘Aisyah melanjutkan, “Beliau masuk menemuiku dengan diapit oleh dua orang laki-laki sementara kedua kakinya berjalan di tanah, salah seorang dari laki-laki itu adalah Al Abbas. ” Lalu aku ceritakan hal itu kepada Ibnu Abbas, lalu ia berkata, “Apakah kamu tahu siapa laki-laki yang tidak disebut oleh ‘Aisyah itu? Ia adalah Ali bin Abu Thalib. ”
Telah menceritakan kepada kami {Abu Bakr bin Abu Syaibah} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abu Mu’awiyah} dari {Al A’masy} dari {Muslim} dari {Masruq} dari {‘Aisyah} ia berkata, “Nabi saw. berlindung dengan kalimat-kalimat itu: “ADZHIBIL BA`SA RABBAN NAAS WASYFI ANTA ASY SYAAFII LAA SYIFAA`A ILLAA SYIFAA`UKA SYIFAA`AN LAA YUGHAADIRU SAQAMAN (Jauhkanlah penyakit wahai Rabb manusia, sembuhkanlah, Engkau adalah penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit). ” Ketika Nabi saw. telah merasakan berat di saat sakit yang membawanya pada kematian, aku meraih tangannya dan aku usap, aku bacakan (do`a tersebut), namun beliau melepaskan tangannya kemudian mengucapkan: “ALLAHUMMAGHFIRLII WA ALHIQNII BIR RAFIIQIL A’LAA (Ya Allah, ampunilah aku, dan gabungkanlah aku dengan kekasih yang Maha Tinggi). ” ‘Aisyah mengatakan, “Maka itu adalah ucapan terakhir yang aku dengar dari Nabi saw. ”
Telah menceritakan kepada kami {Abu Marwan Al Utsmani} berkata, telah menceritakan kepada kami {Ibrahim bin Sa’d} dari {Bapaknya} dari {Urwah} dari {‘Aisyah} ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Tidak ada seorang Nabi pun yang sakit kecuali diberi pilihan antara dunia dan akhirat. ” ‘Aisyah berkata, “Ketika beliau sakit yang membawanya pada kematian, beliau mengigau. Dan aku mendengar beliau mengucapkan: ” (bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih), ” maka aku tahu bahwa beliau diberi dua pilihan. ”
Telah menceritakan kepada kami {Abu Bakr bin Abu Syaibah} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abdullah bin Numair} dari {Zakaria} dari {Firas} dari {Amir} dari {Masruq} dari {‘Aisyah} ia berkata, “Semua isteri Nabi saw. berkumpul dan tidak ada seorang pun yang tertinggal, lalu datanglah Fatimah yang jalannya persis sebagaimana Rasulullah saw. berjalan. Beliau kemudian berkata, “Selamat datang wahai puteriku, ” beliau lantas mendudukkannya di sisi sebelah kiri. Beliau kemudian membisiki Fatimah dengan perkataan yang membuatnya menangis. Setelah itu beliau kembali membisikinya dengan sesuatu hingga membuatnya tertawa. Lantas aku bertanya kepada Fatimah, “Apa yang membuatmu menangis?” ia menjawab, “Tidak mungkin aku menyebarkan rahasia Rasulullah saw. ” Aku berkata lagi, “Aku tidak pernah melihat kebahagiaan yang bersanding dengan kesedihan sebagaimana hari ini. ” Ketika Fatimah menangis aku berkata kepada Fatimah, “Rasulullah saw. berbicara denganmu secara khusus yang tidak beliau lakukan kepada kami, lantas kamu menangis? Maka aku tanyakan kepadanya apa yang dikatakan oleh beliau, ia pun menjawab, “Beliau menceritakan kepadaku bahwa Jibril membacakan Al Qur`an di hadapan beliau sekali dalam setahun, sementara beliau membacakan kepadanya dua kali dalam setahun. Beliau mengatakan: “Tidak diperlihatkan kepadaku kecuali bahwa ajalku telah dekat, dan engkaulah orang pertama kali yang akan menyusulku dari keluargaku. Dan sebaik-baik orang yang lebih dahulu meninggal sebelum kamu (meninggal) adalah aku, ” maka aku pun menangis. Kemudian beliau membisiki aku, beliau mengatakan: “Tidak ridlakah jika kamu adalah pemimpin bagi wanita kaum muslimin, atau beliau mengatakan: “wanita umat ini?” maka aku pun tertawa karenanya. ”
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Abdullah bin Numair} berkata, telah menceritakan kepada kami {Mush’ab bin Al Miqdam} berkata, telah menceritakan kepada kami {Sufyan} dari {Al A’masy} dari {Syaqiq} dari {Masruq} ia berkata, ” {‘Aisyah} berkata, “Aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih berat sakitnya selain dari Rasulullah saw. ”
Telah menceritakan kepada kami {Abu Bakr bin Abu Syaibah} berkata, telah menceritakan kepada kami {Yunus bin Muhammad} berkata, telah menceritakan kepada kami {Laits bin Sa’d} dari {Yazid bin Abu Habib} dari {Musa bin Sarjis} dari {Al Qasim bin Muhammad} dari {‘Aisyah} ia berkata, “Aku melihat Rasulullah saw. ketika sedang sakit, sementara di sisinya terdapat bejana berisi air. Beliau memasukkan kedua tangannya ke dalam bejana kemudian membasuhkan air ke wajah seraya bersabda: “Ya Allah, mudahkanlah aku dalam menghadapi sakaratul maut. ”