Telah menceritakan kepada kami {Yazid bin Harun}, telah mengabarkan kepada kami {Muhammad bin Ishaq} dari {Muhammad bin Abdurrahman} dari {ibunya Amrah} dari {Aisyah} berkata; “Saya mendengar Rasulullah saw. melarang dari mencegah orang lain melakukan penggalian sumur.” Yazid berkata; “Maksudnya adalah mencari kelebihan air.”
Telah menceritakan kepada kami {Yazid}, telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Ishaq} dari {Yahya bin Abbad bin Abdullah bin Zubair} dari {ayahnya} dari {Aisyah}, Abbad berkata; “Ketika saya berada di tempat Aisyah, ada seorang lelaki yang lewat dan jatuh di pintu rumahnya karena minum khomer, maka Aisyah mendengar rintih orang tersebut.” Lalu ia berkata; “Suara apa ini?” Saya berkata; “Seorang lelaki yang mabuk karena khomer lalu terjatuh.” Aisyah berkata; “Subhaanallah! Saya telah mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Seorang yang meminum khomer tidak sempurna imannya ketika ia meminumnya, seorang yang berzina tidak sempurna imannya ketika ia berzina, seorang yang mencuri tidak sempurna imannya ketika ia mencuri dan orang yang merampas sebuah harta yang memiliki kehormatan dengan tujuan agar orang lain mengangkat kepalanya (mengaguminya), tidak sempurna imannya ketika merampasnya, maka waspadalah kalian, dan waspadalah kalian.”
Telah menceritakan kepada kami {Yazid bin Harun}, dia berkata; telah mengabarkan kepada kami {Ibnu Abi Dzi’bi} dari {Muhammad bin Amru bin Atha`} dari {Dzakwan} dari {Aisyah} berkata; “Seorang wanita pengemis yahudi datang untuk meminta makanan di pintu rumahku seraya mengatakan “Berilah saya makan, dan semoga Allah melindungi kalian dari fitnah dajjal dan siksa kubur.” Maka saya terus menahannya hingga Rasulullah saw. datang. Kataku, “Wahai Rasulullah! Apakah engkau tahu apa yang dikatakan pengemis yahudi ini?” Rasulullah bertanya: “Apa yang diakatakannya?” Saya katakan; “Dia berkata ‘Semoga Allah melindungi kalian dari fitnah dajjal dan fitnah adzab kubur.” Maka Rasulullah saw. berdiri dan mengangkat tinggi tangannya untuk meminta perlindungan kepada Allah dari fitnah dajjal dan fitnah siksa kubur, kemudian beliau bersabda: “Adapun fitnah dajjal maka tidak ada seorang Nabipun melainkan ia telah memperingatkan umatnya, dan saya akan memperingatkan kalian darinya dengan sebuah peringatan yang belum pernah dilakukan seorang Nabi kepada umatnya, sesungguhnya dajjal buta sebelah, sedangkan Allah AzzaWaJalla tidak buta sebelah, diantara kedua matanya tertulis kafir yang bisa dibaca oleh setiap mukmin, sedangkan tentang fitnah kubur maka kalian akan diuji denganku dan ditanyakan tentangku, dan jika dia seorang yang sholeh maka ia akan ditempatkan dalam kuburnya tanpa ada rasa takut dan juga stres, kemudian ditanya, apa agama kamu? ia menjawab; agama Islam, lalu ditanya; “Siapa laki-laki yang ada padamu ini? ia berkata; “Muhammad Rasulullah saw., dia datang kepada kami dengan membawa Albayyinat (penjelasan/AlQur`an) dari sisi Allah AzzaWaJalla, dan kami membenarkannya. Maka ia diperlihatkan neraka melalui celah yang sempit dan ia melihat sebagiannya berhimpitan dengan sebagian yang lain, lalu dikatakan kepadanya ‘Amatilah sesuatu yang Allah melindungimu daripadanya’, kemudian dibukakan surge baginya hingga ia melihat keelokan surga serta isinya, lalu dikatakan kepadanya ‘Ini adalah tempatmu di syurga, dan dikatakan ‘Dahulu kamu hidup diatas keyakinan Islam dan mati di atas keyakinan (Islam), dan di atasnya pula insya Allah kamu akan dibangkitkan. Sedangkan jika dia adalah seorang yang buruk perbuatannya maka ia akan ditempatkan dalam kuburnya dengan keadaan takut dan stres, lalu dikatakan kepadanya; Dalam agama apa kamu? ia berkata: ‘Saya tidak tahu.’, lalu dikatakan kepadanya; ‘Siapa laki-laki yang ada padamu ini?.’ ia menjawab; ‘Saya hanya mendengar orang-orang berkata begini-begitu dan saya mengikuti perkataan mereka.’, lalu dibukakan syurga baginya, ia melihat keelokan syurga dan segala isinya, maka dikatakan kepadanya; ‘Lihatlah sesuatu yang dipalingkan (dijauhkan) oleh Allah AzzaWaJalla darimu, kemudian dibukakan neraka untuknya maka ia melihat sebagian darinya berhimpitan dengan sebagian yang lain, dan dikatakan kepadanya; ‘Ini adalah tempatmu di neraka, kamu berada di atas keraguan maka kamu mati di atasnya dan di atasnya pula insya Allah kamu akan dibangkitkan kemudian disiksa.’ {Muhammad bin Amru} berkata; telah bercerita kepadaku {Said bin Yasar} dari {Abu Hurairoh} dari Nabi saw. bersabda: ‘Seorang yang meninggal didatangi oleh malaikat, maka jika dia adalah orang yang sholih para malaikat berkata: ‘Wahai jiwa yang baik dalam jasad yang baik, keluarlah dengan terpuji dan bergemberilah dengan syurga raihan dan wewangiannya dan Tuhan yang tidak murka, ucapan itu tiada henti dikatakan kepadanya hingga jiwa tersebut keluar kemudian ia diangkat ke atas langit maka dibukakan untuknya dan dikatakan: ‘Siapa ini?.’, maka dijawab: ‘Dia adalah fulan, lalu dikatakan: ‘Selamat datang wahai jiwa yang baik yang berada dalam jasad yang baik, masuklah dengan terpuji dan bergembiralah dengan syurga Rouh dan wewangiannya dan Tuhan yang tidak murka, maka hal tersebut masih selalu dikatakan kepadanya hingga ia sampai ke suatu langit tempat Allah AzzaWaJalla bersemayam, sementara jika dia orang yang berbuat jelek para malaikat berkata; keluarlah wahai jiwa yang jelek (kotor) yang berada di dalam jasad yang jelek (kotor), keluarlah dengan tercela dan bergembiralah dengan neraka hamim dan cairan nanah dan adzab lain yang serupa itu berbagai macam, maka hal tersebut masih selalu dikatakan kepadanya hingga jiwa tersebut keluar kemudian diangkat ke atas langit dan dibukakan untuknya, lalu dikatakan: ‘Siapa ini? ‘ dikatakan; ‘Dia adalah fulan, maka dikatakan: tiada sambutan bagi jiwa yang jelek (kotor) yang berada dalam jasad yang jelek (kotor) kembalilah dengan tercela karena sesungguhnya tidak dibukakan pintu-pintu langit untukmu, kemudian ia dikirimkan dari langit, kemudian jiwa-jiwa dikembalikan ke kuburnya, maka seorang yang sholih ditempatkan dan ditanya dan dijawab sebagaimana yang terdapat dalam hadits Aisyah).”
Telah menceritakan kepada kami {Yazid}, dia berkata; telah mengabarkan kepada kami {Hisyam} dari {Muhammad} berkata; telah menceritakan kepadaku {Diqrah, Ummu Abdurrahman bin Udzainah} berkata; “Kami berthawaf di Ka’bah bersama {ummul mukminin}, dan dia melihat seorang wanita mengenakan kain yang ada salibnya. Maka Ummul mukminin berkata; “Buanglah salib itu, buanglah salib itu, karena Rasulullah saw. apabila melihat yang serupa dengan hal ini beliau langsung memotongnya.”
Telah menceritakan kepada kami {Yazid}, dia berkata; telah mengabarkan kepada kami {Yahya} dari {Abdurrahman bin Al Qasim} dari {Muhammad bin Ja’far bin Az-Zubair}, bahwa dia pernah mendengar {Abbad bin Abdullah bin Az-Zubair}, ia bercerita bahwa ia telah mendengar {Aisyah} bercerita; “Ada seorang lelaki datang menemui Nabi saw. seraya berkata; ‘Sungguh telah celaka.’ Maka Nabi bertanya kepadanya: “Apa masalahmu?” Laki-laki tersebut berkata bahwa dia telah menggauli istrinya di siang Ramadhan. Nabi kontan mendatanginya dengan membawa sebuah wadah yang berisi kurma, kemudian bersabda: ‘Mana laki-laki yang celaka tadi? ‘ lelaki tersebut berdiri dan Rasulullah bersabda: ‘Bersekahlah dengan ini.'”
Telah menceritakan kepada kami {Yazid}, dia berkata; telah mengabarkan kepada kami {Yahya}, dia berkata; saya mendengar {Abdullah bin Amir bin Robi`ah} ia bercerita bahwa {Aisyah} pernah bercerita; Suatu malam Rasulullah saw. tidak tidur dan Aisyah berada disampingnya, Aisyah berkata; saya bertanya; “Apa keperluanmu wahai Rasulullah?” (Kata Aisyah), maka Rasulullah bersabda: “Andai saja ada seorang lelaki shalih dari sahabatku mau menjagaku pada malam ini.” Katanya, ” ketika saya dalam keadaan demikian tiba-tiba saya mendengar suara senjata, Rasulullah bertanya ‘Siapa ini? ‘” Dia menjawab; “Saya Sa’d bin Malik, Rasulullah bertanya: “Apa yang mendorongmu datang?” ia menjawab; “Saya datang untuk menjagamu wahai Rasulullah!” (Aisyah) Berkata; “Lalu saya mendengar dengkur Rasulullah saw. dalam tidurnya.”
Telah menceritakan kepada kami {Yazid}, dia berkata; telah mengabarkan kepada kami {Sufyan, yaitu Ibnu Husain} dari {Az-Zuhri} dari {Urwah} dari {Aisyah} berkata; “Telah dihadiahkan kepada Hafsah seekor kambing ketika kami berdua sedang berpuasa, lalu ia menyuruhku berbuka dan ia adalah anak yang mirip dengan ayahnya (dalam keberanian) dan tatkala Rasulullah saw. menemui kami, maka kami menceritakan hal itu kepada beliau, lalu beliau bersabda: “Gantilah puasa kalian di hari yang lain.”
Telah menceritakan kepada kami {Yazid}, dia berkata; telah mengabarkan kepada kami {Ibnu Abi Dzi`bi} dari {Az-Zuhri} dari {Urwah}, dan {Amrah binti Abdurrahman} dari {Aisyah}, Ummu Habibah binti Jahsyin sedang dalam keadaan istihadlah ketika ia berumur tujuh tahun dan ia adalah putri Abdurrahman bin Auf, lalu ia bertanya kepada Rasulullah saw. mengenai hal itu. Lalu Rasululah saw. bersabda: “ini adalah peluh dan bukan haid, maka mandi dan shalatlah.” Dia berkata; “Lalu (Ummu Habibah) mandi setiap kali mau shalat.”
Telah menceritakan kepada kami {Yazid bin Harun}, dia berkata; telah mengabarkan kepada kami {Muhammad bin Amru} dari {Yahya bin Abdurrahman bin Hatib} berkata; {Aisyah} berkata; “Kami pergi bersama Rasulullah saw. dan (tujuan) kami terbagi menjadi tiga macam, diantara kami ada yang berniat berhaji dan umrah, ada pula yang berniat hanya melaksanakan haji ifrad, dan di antara kami ada yang hanya berniat untuk berumrah. Barangsiapa yang berniat berhaji dan berumrah secara bersamaan, maka belum halal baginya segala sesuatu yang diharamkan Allah (bagi orang yang berhaji) hingga ia menyelesaikan hajinya. Dan, barangsiapa yang berniat berumrah kemudian berthawaf di ka’bah, sa’i di antara shafa dan marwah, dan memendekkan rambutnya maka di halalkan baginya apa yang Allah haramkan dari (orang yang haji) hingga ia berhaji.”
Telah menceritakan kepada kami {Yazid}, dia berkata; telah mengabarkan kepada kami {Muhammad bin Amru} dari {ayahnya} dari {kakeknya, Alqomah bin Waqqash} berkata; telah mengabarkan kepadaku {Aisyah} berkata; Saya pergi pada perang Khandaq dan saya berjalan di belakang pasukan. Saya mendengar getaran bumi di belakangku, yaitu pergeseran bumi. Saya menoleh, ternyata saya bersama Saad bin Mua’dz dan ia bersama keponakannya, Al Harits bin Aus yang membawa ketapel. Lalu saya duduk di bumi, dan Saad tetap berlalu dengan membawa baju besi yang ujung-ujungnya keluar dan aku sempat takut dengan ujung-ujung baju Saad. (Aisyah) Berkata; Saad adalah orang yang paling besar dan tinggi. Lalu dia berlalu sambil bernasyid; “Aduhai sekiranya ada sedikit waktu menjumpai peperangan, alangkah baiknya kematian bila ajal telah datang.” Lalu saya berdiri dan menghamburkan diri ke kebun dan ternyata di sana terdapat beberapa orang dari kaum muslimin. Di antara mereka terdapat Umar bin Khattab, dan ada pula seorang lelaki yang sedang mengambil getah pohon dengan membawa ciduk. Lalu Umar berkata; “Apa yang mendorongmu datang kemari (wahai Aisyah), demi Allah, sungguh engkau adalah wanita pemberani, apa yang bisa menjaminmu kalaulah ada musibah yang menimpa atau kita harus melarikan diri?.” Mereka masih saja mencelaku hingga bumi ini terasa sempit bagiku.” Lalu saya (Aisyah) memasuki kebun itu. Kata Aisyah, lelaki yang sedang mengambil getah tersebut menyingkap wajahnya, ternyata dia adalah Thalhah bin Ubaidillah. Ia berkata; “Wahai Umar, celaka engkau, sungguh mulai hari ini engkau telah banyak omong. Bukankah tidak ada tempat pelarian dan pendakian kecuali kepada Allah AzzawaJalla?.” (Aisyah) Berkata; kemudian ada seorang lelaki dari kaum musyrikin, ia sering dipanggil Ibnu Al Araqah, memanah Saad dengan busur anak panahnya. Kata (Ibnu Al Araqah) sembari mengejek; cabutlah anak panah itu, saya adalah Ibnu Al Araqah, (anak panah tersebut) mengenai urat hastanya dan memotongnya. Saad berdoa kepada Allah AzzaWaJalla.”Ya Allah, Jangan engkau matikan aku hingga mataku menjumpai Bani Quraidzah.” (Aisyah) Berkata; Banu Quraizhah adalah para sekutunya dan para pembesar penolongnya di waktu jahiliyah. (Aisyah) Berkata; suaranya pun semakin meninggi dan kemudian Allah mengirimkan angin yang menghancurkan orang-orang musyrik dan Allah AzzaWaJalla telah menghentikan peperangan bagi orang-orang beriman, dan Allah AzzaWaJalla Maha Kuat lagi Mulia. Kemudian Abu Sofyan dan orang-orang yang bersamanya menyusul ke Tihamah, sedangkan ‘Uyainah bin Badar dan orang-orang yang bersamanya menyusul ke Najd dan Bani Quraidzah pun kembali dan berjaga-jaga di benteng-benteng mereka. Adapun Rasulullah saw., beliau kembali ke Madinah dan meletakkan senjatanya. Kemudian beliau memerintahkan untuk membuat tenda yang terbuat dari kulit yang telah disamak di masjid untuk Saad. (Aisyah) Berkata; Jibril ‘Alaihissalam mendatanginya dan sungguh di gigi serinya masih ada debu yang menempel. Kemudian dia berkata; “Apakah engkau telah meletakkan senjata? Demi Allah, para malaikat belum meletakkan senjata mereka, maka pergilah ke Bani Quraidzah dan perangilah mereka.” (Aisyah) Berkata; kemudian Rasulullah saw. memakai baju perangnya dan mengumumkan kepada (para sahabatnya) untuk berangkat. Lalu Rasulullah saw. pun berangkat dan melalui Bani Ghanim, mereka adalah tetangga dan penduduk sekitar masjid. Beliau bersabda: “Siapa yang telah melewati kalian?” mereka menjawab; “Telah melewati kami Dihyah alkalbi, jenggotnya, giginya, dan wajahnya menyerupai Jibril Alaihissalam.” (Kata Aisyah) Berkata; n Rasulullah saw. mendatangi mereka dan mengepung mereka selama dua puluh lima malam. Tatkala semakin kokoh pengepungan terhadap mereka dan semakin susahnya ujian, di katakan kepada mereka, turunlah kalian untuk (mentaati) hukum Rasulullah saw. Kemudian mereka meminta isyarat Abu Lubabah bin Abdil Mundzir dan ia pun menjelaskan kepada mereka bahwa yang di maksud (dengan hukum Rasulullah) yang dimaksud adalah mereka disembelih. Mereka berkata; kalau begitu kami menyerahkan keputusan kepada Saad bin Muadz. Rasulullah saw. bersabda: “Silahkan kalian menyerahkan keputusan kepada Saad bin Muadz.” Akhirnya mereka pun turun dari benteng-bentengnya. Rasulullah saw. selanjutnya mengutus seseorang kepada Saad bin Muadz. Sa’d dinaikkan di atas keledai yang diatasnya terdapat pelana terbuat dari serabut. Kaumnya mengelilinginya dan berkata; “Wahai Abu Amru, kami-kami adalah sekutumu, sahabat karibmu, orang-orang yang piawai dalm peperangan, serta orang-orang yang telah kamu kenal.” (Kata Aisyah); Sa’d bin Mu’adz sama sekali tidak memberi jawaban kepada mereka sedikit pun dan dia pun sama sekali tidak menoleh kepada mereka. Hingga ketika ia telah dekat dengan rumah-rumah mereka, ia menoleh kepada kaumnya dan berkata; “Sungguh sudah datang waktunya untukku, untuk tidak memperhatikan lagi celaan orang-orang yang mencelaku jika berada di jalan Allah.” Abu Sa’id berkata; tatkala dia terlihat oleh Rasulullah saw., beliau bersabda: “Berdirilah kalian untuk menjemput tuan kalian dan turunkanlah dia.” Kemudian Umar berkata; “Tuan kita adalah Allah AzzaWaJalla.” Beliau bersabda; “Turunkan dia.” Akhirnya mereka pun menurunkannya. Rasulullah saw. selanjutnya bersabda: “Putuskanlah hukuman untuk mereka!” Saad berkata; “Sungguh saya akan memutuskan hukum terhadap mereka, mereka yang ikut berperang dieksekusi, keluarga mereka ditawan, dan harta mereka akan dibagi-bagikan.” Tatkala Yazid di Baghdad ia berkata; “(Harta mereka) seterusnya di bagi (dengan kata kerja bentuk sekarang).” Kemudian Rasulullah saw. bersabda: “Sungguh engkau telah menghukumi dengan hukum Allah AzzaWaJalla dan Rasul-Nya.” (Aisyah) Berkata; kemudian Saad berdoa: “Ya Allah, apabila Engkau melanggengkan Nabi-Mu saw. untuk tetap memerangi kaum quraisy maka pertahankanlah umurku karenanya. Sebaliknya jika engkau menghentikan peperangan antara dirinya dan mereka, maka cabutlah nyawaku untuk menuju kepada-Mu.” (Aisyah) Berkata; Maka luka Sa’ad serta merta menganga padahal sebelumnya telah sembuh hingga tidak terlihat bekasnya kecuali hanya seperti anting-anting kecil. Kemudian ia kembali ke tenda yang telah dipasang oleh Rasulullah saw. (Kata Aisyah); kemudian Rasulullah saw., Abu Bakar, dan Umar menjenguknya. Kata Aisyah, demi jiwa Muhammad yang ada di tangan-Nya, sungguh aku melihat tangisan Umar seperti tangisan Abu Bakar sedangkan saya sedang berada di kamarku dan mereka seperti halnya orang yang difirmankan oleh Allah AzzaWaJalla ‘Saling mengasihi di antara mereka.’ saya bertanya, kata Alqomah,; “Wahai ibu, lalu apa yang diperbuat Rasulullah saw. ketika itu?” (Aisyah) Berkata; “Mata beliau tidak mengeluarkan air akan tetapi apabila ia sedang (bersedih) ia hanya memegang jenggotnya.”