Telah mengabarkan kepada kami {Muhammad bin Yazid Al Bazzaz} telah menceritakan kepada kami {Syarik} dari {Ibrahim bin Muhajir} dari {Mujahid} (ketika menafsirkan ayat): ‘(Dan kalian tinggalkan apa yang Allah subhanallahu wa ta’ala ciptakan untuk kalian dari isteri-isteri kalian) ‘ (Qs. As Syu’ara`: 166), ia berkata: “Demi Allah, itu adalah kemaluan.”
Telah mengabarkan kepada kami {Utsman bin Umar} telah menceritakan kepada kami {Khalid bin Rabah} dari {‘Ikrimah} (Ketika menafsirkan ayat): ‘(Isteri-isteri kalian (bagaikan) sawah ladang kalian, maka datangilah sawah ladang kalian sesuai kehendak kalian) ‘ (Qs. Al Baqarah: 223), ia berkata: “Itu adalah kemaluan”.
Telah mengabarkan kepada kalian {Abu Nu’aim} telah menceritakan kepada kami {Ali bin Ali Ar Rifa’i} ia berkata: “Aku pernah mendengar {Al Hasan} berkata: ‘Orang-orang Yahudi tidak menggubris apa yang ditegaskan oleh kaum muslimin, mereka mengatakan: ‘Wahai para sahabat Muhammad, sesungguhnya Demi Allah kalian tidak boleh mendatangi isteri-isteri kalian kecuali dari satu arah saja.’ Al Hasan berkata: ‘Maka Allah subhanallahu wa ta’ala menurunkan ayat: ‘(Isteri-isteri kalian (bagaikan) sawah ladang kalian, maka datangilah sawah ladang kalian sesuai kehendak kalian) ‘ (Qs. Al Baqarah: 223). Maka Allah subhanallahu wa ta’ala membiarkan orang-orang mukmin (memenuhi) kebutuhan mereka’.”
Telah mengabarkan kepada kami {‘Amru bin ‘Aun} dari {Khalid bin Abdullah} dari {‘Atha bin As Sa`ib} dari {Sa’id bin Jubair} dari {Ibnu Abbas} (ketika menafsirkan ayat): ‘(Maka datangilah sawah ladang kalian sesuai kehendak kalian) ‘ (Qs. Al Baqarah: 223), ia berkata: “Datangilah ia dari arah depan dan arah belakangnya selama masih di tempat kedatangan (kemaluan).”
Telah mengabarkan kepada kami {Khalifah bin Khayyath} telah menceritakan kepada kami {Abdul Wahhab} telah menceritakan kepada kami {Khalid} dari {‘Ikrimah} ia berkata: “Dahulu orang-orang jahiliyah berbuat terhadap wanita haid seperti yang dilakukan oleh orang-orang Majusi, hal itu kemudian disebutkan kepada Rasulullah saw., maka turunlah ayat: ‘(Dan mereka bertanya tentang haid, katakanlah haid itu adalah kotoran, maka jauhilah isteri-isteri kalian di saat haid dan janganlah kalian dekati mereka hingga mereka suci) ‘ (Qs. Al Baqarah: 222), tidaklah urusan tentang mereka itu kecuali semakin tegas.”
Telah mengabarkan kepada kami {Khalifah} telah menceritakan kepada kami {Mu`ammal} dari {Sufyan} dari {Ibnu Abu Najih} dari {Mujahid} ketika mentafsirkan firman Allah: ‘(katakanlah haid itu adalah kotoran…) ‘ (Qs. Al Baqarah: 222), ia berkata, “Maksudnya adalah darah.”
Telah mengabarkan kepada kami {Muhammad bin As Shalt} telah menceritakan kepada kami {Ibnu Al Mubarak} dari {Ma’mar} dari {Qatadah} ketika mentafsirkan firman Allah: ‘(katakanlah haid itu adalah kotoran…) ‘ (Qs. Al Baqarah: 222), ia berkata, “Maksudnya adalah darah.”
Telah mengabarkan kepada kami {Khalifah bin Khayyath} telah menceritakan kepada kami {Al Mu’tamir} ia berkata: Aku pernah mendengar {Laits} menceritakan dari {‘Isa bin Qais} dari {Sa’id bin Musayyib} firman Allah: ‘(Isteri-isteri kalian bagaikan sawah ladang kalian, maka datangilah sawah ladang kalian sesuai kehendak kalian) ‘, (Qs. Al Baqarah: 223), ia berkata: “Jika kamu berkehendak, maka jauhilah dia, dan jika kamu kehendaki, maka jangan kamu jauhi dia.”
Telah mengabarkan kepada kami {Khalifah} telah menceritakan kepada kami {Abdul Wahab} dari {‘Auf} dari {Al Hasan} ia berkata: “Terserah kepadamu, yakni mendatanginya pada kemaluan.”
Telah mengabarkan kepada kami {Abdullah bin Yunus} telah menceritakan kepada kami {Malik} dari {Muhammad bin Al Munkadir} dari {Jabir bin Abdullah}, bahwa orang-orang Yahudi mengatakan kepada kaum muslimin: ‘Barangsiapa menggauli isterinya dari arah belakang maka anaknya akan lahir dengan juling matanya, ‘ maka Allah Subhanallahu wa Ta’ala menurunkan ayat: ‘(Isteri-isteri kalian bagaikan sawah ladang kalian, maka datangilah sawah ladang kalian sesuai dengan kehendak kalian) ‘ (Qs. Al Baqarah: 223).