Telah bercerita kepada kami {Sahal bin Bakkar} telah bercerita kepada kami {Wuhaib} dari {‘Amru bin Yahya} dari {‘Abbas as-Sa’idiy} dari {Abu Humaid as-Sa’idiy} berkata; “Kami ikut perang Tabuk bersama Nabi saw. lalu raja Aylah memberi hadiah seekor baghal berwarna putih kepada Nabi saw. dan Beliau (membalas) dengan memakaikan burdah kepada raja itu dan menetapkan baginya untuk tetap berkuasa atas negerinya”.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 2927
Kitab 40 : Jizyah
Bab : Wasiat Untuk Orang yang Menerima Dzimma Rasulullah saw.
Telah bercerita kepada kami {Adam bin Abu Iyas} telah bercerita kepada kami {Syu’bah} telah bercerita kepada kami {Abu Jamrah} berkata aku mendengar {Juwairiyah bin Qudamah at-Tamimiy} berkata aku mendengar {‘Umar bin Al Khoththob ra.} ketika kami berkata kepadanya; “Berilah kami washiat wahai Amirul Mu’minin”, dia berkata: “Aku washiatkan kepada kalian tentang perlindungan Allah (terhadap ahlu dzimmah, orangkafir yang dilindungi) karena dia merupakan perlindungan Nabi kalian sekaligus sebagai sumber rezeki bagi orang-orang miskin kalian”.
Telah bercerita kepada kami {Ahmad bin Yunus} telah bercerita kepada kami {Zuhair} dari {Yahya bin Sa’id} be aku mendengar {Anas ra.} berkata: Nabi saw. memanggil Kaum Anshar untuk menetapkan bagian mereka (harta fa’i) negeri Bahrain, maka mereka berkata; “Tidak, demi Allah, hingga Tuan menetapkan juga (bagian yang sama) buat saudara-saudara kami dari Quraisy”. Maka Beliau jawab ucapan mereka sekehendak Allah. Selanjutnya Beliau bersabda: “Kelak kalian akan melihat setelahku sikap-sikap egoism, maka bersabarlah hingga kalian berjumpa denganku di telaga al-Haudh”.
Telah bercerita kepada kami {‘Ali bin ‘Abdullah} telah bercerita kepada kami {Isma’il bin Ibrahim} berkata telah mengabarkan kepadaku {Rauh bin Al Qasim} dari {Muhammad bin Al Munkadir} dari {Jabir bin ‘Abdullah ra.} berkata; “Rasulullah saw. berkata kepadaku: “Seandainya tiba kepada kita harta dari negeri Bahrain, aku pasti memberimu sekian, sekian dan sekian”. Ketika Rasulullah saw. telah meninggal dunia, dan datang harta dari negeri Bahrain, Abu bakr berkata; “Siapa yang telah dijanjikan sesuatu oleh Rasulullah saw. hendaklah menemui aku”. Maka aku menemuinya lalu kukatakan; “Rasulullah saw. pernah berkata kepadaku; “Seandainya tiba kepada kita harta dari negeri Bahrain aku pasti memberikan kepadamu sekian, sekian dan sekian”. Dia berkata kepadaku; “Ulurkan tanganmu”. Lalu aku mengulurkan kedua belah telapak tanganku”. Lalu dia berkata kepadaku; “Hitunglah”. Aku menghitungnya, ternyata jumlahnya lima ratus sehingga keseluruhannya dia memberiku seribu lima ratus”. Dan berkata {Ibrahim bin Thaman} dari {‘Abdul ‘Aziz bin Shuhaib} dari {Anas}; Nabi saw. dikirimi harta dari Bahrain lalu Beliau berkata: “Lertakkanlah di masjid”. Terrnyata itu merupalkan harta yang paling banyak yang pernah diterima oleh Rasulullah saw. Ketika Al ‘Abbas mendatangi Beliau, dia berkata; “Wahai Rasulullah, berilah aku. Akan kugunakan untuk menebus diriku dan menebus ‘Aqil”. Beliau berkata: “Ambillah”. Maka dia mengambilnya dengan menggunakan bajunya lalu dia pergi dengan memanggulnya namun tidak kuat. Dia berkata; “Perintahkanlah sebagian mereka untuk membantuku mengangkatnya”. Beliau berkata: “Tidak”. Dia malah berkata: “Kalau begitu kamu yang membantuku mengangkatnya”. Beliau berkata: “Tidak”. Maka Al ‘Abbas menumpahkan sebagiannya lalu mencoba untuk mengangkatnya kembali namun tetap tidak kuat. Maka dia berkata lagi; “Perintahkanlah sebagian mereka untuk membantuku mengangkatnya”. Beliau berkata: “Tidak”. Dia berkata lagi: “Kalau begitu kamu yang membantuku mengangkatnya”. Beliau berkata: “Tidak”. Lalu Al ‘Abbas menumpahkan lagi sebagiannya kemudian memanggulnya di atas pundaknya lalu pergi. Beliau terus saja memperhatikan Al ‘Abbas hingga menghilang dari pandangan kami karena kagum dengan semangatnya dan Rasulullah saw. tidaklah beranjak dari posisinya dan terus mengumpulkan dirham”.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 2930
Kitab 40 : Jizyah
Bab : Dosa Orang yang Membunuh Kafir Muahad yang Tidak Berbuat Kesalahan
Telah bercerita kepada kami {Qais bin Hafsh} telah bercerita kepada kami {‘Abdul Wahid} telah bercerita kepada kami {Al Hasan bin ‘Amru} telah bercerita kepada kami {Mujahid} dari {‘Abdullah bin ‘Amru ra.} dari Nabi saw. bersabda: “Barang siapa yang membunuh mu’ahad (orang kafir yang terikat perjanjian) maka dia tidak akan mencium bau surga padahal sesungguhnya bau surga itu dapat dirasakan dari jarak empat puluh tahun perjalanan”.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 2931
Kitab 40 : Jizyah
Bab : Mengusir Orang-Orang Yahudi Dari Jazirah Arab
Telah bercerita kepada kami {‘Abdullah bin Yusuf} telah bercerita kepada kami {Al LAits} berkata telah bercerita kepadaku {Sa’id Al Maqbariy} dari {bapakmya} dari {Abu Hurairah ra.} berkata; “Ketika kami sedang berada di masjid, Nabi saw. keluar seraya berkata: “Berangkatlah kalian menemui orang-orang Yahudi”. Maka kami keluar hingga ketika sampai di rumah Al Midras, Beliau bersabda: “Masuklah kedalam Islam maka kalian akan selamat, dan ketahuilah bahwa bumi ini milik Allah dan Rasul-Nya dan aku hendak mengusir kalian dari daerah ini, Maka barangsiapa dari kalian yang memiliki harta hendaklah dia menjualnya. Jika tidak mau, ketahuilah bahwa bumi ini milik Allah dan Rasul-Nya”.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 2932
Kitab 40 : Jizyah
Bab : Mengusir Orang-Orang Yahudi Dari Jazirah Arab
Telah bercerita kepada kami {Muhammad} telah bercerita kepada kami {Ibnu ‘Uyainah} dari {Sulaiman bin Abu Muslim Al Ahwal} dia mendengar {Sa’id bin Jubair} mendengar {Ibnu ‘Abbas ra.} berkata; “Hari Kamis, apakah hari Kamis?”. Kemudian dia menangis hingga air matanya membasahi pasir. Aku bertanya kepadanya Dia berkata; “Wahai ‘Abbas, ada apa dengan hari Kamis?”. Dia berkata; “Rasulullah saw. bertambah parah sakitnya pada hari Kamis lalu Beliau berkata: “Berikan aku buku karena aku akan menuliskan untuk kalian suatu ketetapan yang kalian tidak akan sesat setelahnya selama-lamanya”. Kemudian orang-orang bertengkar padahal tidak sepatutnya mereka bertengkar di hadapan Nabi saw. Mereka ada yang berkata; “Apakah Beliau terdiam?”. Mereka mencari tahu tentang Beliau Maka Beliau berkata: “Tinggalkanlah aku. Sungguh aku sedang menghadapi perkara yang lebih baik dari apa yang kalian ajak aku kepadanya”. Lalu Beliau berwasiat dengan tiga hal; “Usirlah orang-orang musyrikin dari jazirah ‘Arab, berilah hadiah kepada tamu (utusan) seperti yang aku pernah berikan kepada mereka”. Dan yang ketiga adalah perkara yang lebih baik, namun apakah Beliau terdiam atau telah mengatakannya namun aku telah lupa”. Sufyan berkata; “Yang terakhir ini dari perkataan Sulaiman’
Sahih Bukhari | Hadits No. : 2933
Kitab 40 : Jizyah
Bab : Jika Orang-Orang Musyrik Berkhianat Kepada Muslimin Apakah Mereka Dimaafkan?
Telah bercerita kepada kami {‘Abdullah bin Yusuf} telah bercerita kepada kami {Al Laits} berkata telah bercerita kepadaku {Sa’id bin Abu Sa’id Al Maqbariy} dari {Abu Hurairah ra.} berkata; “Ketika Khaibar ditaklukan, Nabi saw. diberi hadiah seekor kambing yang didalamnya ditaruh racun. Maka Nabi saw. berkata: “Kumpulkan di hadapanku orang-orang yang ada disini dari kalangan Yahudi”. Maka mereka berkumpul di hadapan Beliau lalu Beliau berkata: “Aku bertanya satu hal kepada kalian, apakah kalian akan membenarkan aku tentang suatu masalah?”. Mereka menjawab; “Ya”. Nabi saw. bertanya kepada mereka: “Siapa orang tua kalian”. Mereka menjawab; “Si fulan”. Beliau berkata: “Kalian berdusta. Yang sebenarnya orang tua kalian adalah si anu”. Mereka berkata; “Anda benar”. Lalu Beliau bertanya lagi: “Apakah kalian akan membenarkan aku tentang suatu masalah yang akan aku tanyakan?”. Mereka menjawab; “Ya, wahai Abu Al Qasim. Seandainya kami berdusta, Anda pasti mengetahui kedustaan kami sebagaimana Anda mengetahui orangtua kami”. Beliau bertanya: “Siapakah yang menjadi penduduk neraka?”. Mereka menjawab; “Kami akan berada di dalamnya sebentar lalu kalian (kaum Muslimin) akan mengiringi masuk ke dalamnya”. Nabi saw. berkata: “Tinggallah kalian dengan hina di dalamnya. Demi Allah, sungguh kami tidak akan mengikuti kalian ke dalamnya selama-lamanya”. Kemudian Beliau bertanya lagi: “Apakah kalian akan membenarkan aku tentang suatu masalah yang akan aku tanyakan?”. Mereka menjawab; “Ya, wahai Abu Al Qasim”. Beliau bertanya: “Apakah kalian telah memasukkan racun ke dalam kambing ini?”. Mereka menjawab; “Ya”. Beliau bertanya lagi: “Apa yang mendorong lkalian berbuat begitu?”. Mereka menjawab; “Kami hanya ingin menguji Seandainya anda berdusta (mengaku sebagai Nabi) kami dapat beristirahat dari anda. Dan seandainya anda benar seorang Nabi maka racun itu tidak akan dapat mendatangkan bahaya buat anda”.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 2934
Kitab 40 : Jizyah
Bab : Doa Imam Bagi Orang-Orang yang Melanggar Perjanjian
Telah bercerita kepada kami {Abu an-Nu’man} telah bercerita kepada kami {Tsabit bin Azid} telah bercerita kepada kami {‘Ashim} berkata aku bertanya kepada {Anas ra.} tentang (membaca do’a) qunut sebelum ruku’. Aku katakan; “Seseorang berpendapat bahwa anda mengatakan qunut setelah ruku’?”. Maka dia menjawab; “Orang itu berdusta”. Kemudian dia bercerita kepada kami dari Nabi saw. bahwa Beliau pernah membaca do’a qunut setelah ruku’ untuk memohon kebinasaan orang-orang yang masih hidup dari Bani Sulaim”. Dia berkata; “Beliau mengutus empat puluh atau tujuh puluh, (dia ragu jumlah pastinya), para penghapal al-Qur’an kepada beberapa orang musyrikin lalu Beliau menawarkan para penghafal al-Qur’an itu kepada mereka namun mereka membantainya. Saat itu antara mereka dan Nabi saw. sudah ada perjanjian. Aku belum pernah melihat Beliau marah seperti marahnya Beliau terhadap para pembantai itu”.
Sahih Bukhari | Hadits No. : 2935
Kitab 40 : Jizyah
Bab : Perlindungan yang Diberikan Oleh Kaum Wanita
Telah bercerita kepada kami {‘Abdullah bin Yusuf} telah mengabarkan kepada kami {Malik} dari {Ibnu An Nadhar, maula ‘Umar bin ‘Ubaidullah} bahwa {Abu Murrah, maula Ummu Hani’ binti Abu Thalib} mengabarkan kepadanya bahwa dia mendengar {Ummu Hani’ binti AbuThalib} berkata; “Aku pergi menemui Rasulullah saw. pada hari pembebasan Makkah ternyata Beliau sedang mandi, dan Fathimah, putri Beliau menutupinya dengan tabir. Aku memberi salam kepada Beliau lalu Beliau bertanya: “Siapa ini?”. Aku jawab; “Aku Ummu Hani’ binti Abu Thalib”. Beliau berkata: “Marhaban (selamat datang) Ummu Hani'”. Setelah selesai mandi, Beliau shalat delapan raka’at dengan berselimut pada satu baju. Aku berkata: “Wahai Rasulullah, anak ibuku (‘Ali bin Abu Thalib ra.) mengatakan dia telah membunuh seseorang yang telah kulindungi, yakni Fulan bin Hubairah”. Maka Rasulullah saw. bersabda: ” Kami melindungi seseorang yang kau lindungi wahai Ummu Hani'”. Ummu Hani’ berkata: “Saat itu adalah waktu dhuha”.