Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Yahya bin Faris} berkata, telah menceritakan kepada kami {Ibnu Abu Maryam} berkata, telah mengabarkan kepada kami {Ibnu Farrukh} berkata, telah mengabarkan kepadaku {Usamah bin Zaid} berkata, telah mengabarkan kepadaku {Ibnu Qabishah bin Dzuaib} dari {Bapaknya} ia berkata; {Hudzaifah bin Yaman} berkata, “Demi Allah, aku tidak tahu apakah para sahabatku lupa atau pura-pura lupa. Demi Allah, Rasulullah saw. tidak pernah meninggalkan penyeru fitnah hingga berakhirnya masa kehidupan dunia, yang jumlahlah lebih dari tiga ratus orang kecuali beliau menyebutkan kepada kami akan namanya, nama bapak dan kabilahnya.”
Sunan Abu Dawud | Hadits No. : 3706
Kitab 29 : Fitnah dan Peperangan Besar
Bab : Penjelasan Tentang Fitnah Dan Dalil-Dalilnya
Telah menceritakan kepada kami {Musaddad} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abu Awanah} dari {Qatadah} dari {Nashr bin Ashim} dari {Subai’ bin Khalid} ia berkata, “Aku pernah datang ke Kufah saat penaklukan kota Tustar tempat yang biasa aku membeli domba. Aku lantas masuk ke sebuah masjid, orang-orang banyak berkumpul, dan ternyata di sana ada seorang lelaki -jika kamu melihat, kamu akan tahu bahwa ia dari wilayah Hijaz; Makkah dan Madinah-. Aku bertanya, “Siapakah lelaki ini?” orang-orang memandangiku dengan sorotan tajam, mereka berkata, “Engkau tidak tahu orang ini! ini adalah {Hudzaifah Ibnul Yaman}, seorang sahabat Rasulullah saw.” Hudzaifah lalu berkata, “Orang-orang banyak bertanya Rasulullah saw. tentang kebaikan, sementara aku bertanya beliau tentang keburukan.” Orang-orang sepontan memperhatikan Hudzaifah dengan pandangan tajam, Hudzaifah melanjutkan, “Aku tahu apa yang kalian ingkari (cemaskan). Aku pernah bertanya kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, apakah setelah kebaikan yang Allah berikan kepada kita ini, akan muncul keburukan setelahnya seperti masa-masa sebelumnya?” Beliau menjawab: “Benar.” Aku bertanya lagi, “Bagaimana bisa selamat dari hal itu?” beliau menjawab: “Dengan pedang.” Aku bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, lantas apa yang bakal terjadi?” Beliau menjawab: “Jika Allah mempunyai Khalifah di muka bumi, lalu ia memukul punggung dan mengambil hartamu, maka taatilah ia. Jika tidak begitu, maka matilah kamu dalam keadaan menggigit akar pohon (tidak taat dan pergi menyepi).” Aku bertanya lagi, “Lalu apa yang akan terjadi?” beliau menjawab: “Akan muncul dajjal dengan membawa sungai dan api. Siapa yang jatuh ke dalam apinya, maka ia akan mendapatkan pahala dan akan dihapus dosanya. Dan siapa yang jatuh ke dalam sungainya, maka ia akan mendapat dosa dan digugurkan pahalanya.” Aku bertanya lagi, “Lalu apa lagi?” beliau menjawab: “Kiamat akan datang.” Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Yahya bin Faris} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abdurrazaq} dari {Ma’mar} dari {Qatadah} dari {Nashr bin Ashim} dari {Khalid bin Khalid Al Yasykuri} dengan hadits yang sama. Ia (Hudzaifah) berkata, “Setelah pedang apa lagi?” beliau menjawab: “Akan tersisa kotoran mata (keburukan) dan kerisuhan yang berkedok kedamaian.” Lalu ia menyebutkan hadits selengkapnya.” Ia (perawai) berkata, “Qatadah menganalogikan ‘kotoran mata’ adalah peristiwa riddah (pemurtadan) yang ada di masa Abu Bakar. Dan ‘kerisuhan yang berkedok kedamaian’ adalah upaya damai yang semu.” Telah menceritakan kepada kami {Abdullah bin Maslamah Al Qa’nabi} berkata, telah menceritakan kepada kami {Sulaiman} -maksudnya Sulaiman bin Al Mughirah- dari {Humaid} dari {Nashr bin Ashim Al Laitsi} ia berkata, “Kami pernah mendatangi {Al Yasykuri} dalam sebuah rombongan bani Laits, ia bertanya, “Siapakah orang-orang itu?” kami menjawab, “Mereka adalah orang-orang bani Laits. Kami mendatangimu untuk menanyakan seputar hadits Hudzaifah.. lalu ia menyebutkan hadits tersebut. Hudzaifah berkata, “Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah setelah kebaikan ini akan ada keburukan?” beliau menjawab: “Fitnah dan keburukan.” Aku bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, apakah setelah keburukan ini akan muncul kebaikan?” beliau menjawab: “Wahai Hudzaifah, pelajarilah Al-Qur’an dan ikuti apa yang ada di dalamnya.” Beliau ulangi kata-kata itu hingga tiga kali. Aku bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, apakah setelah keburukan ini ada kebaikan?” beliau menjawab: “Kericuhan berkedok kedamaian, dan kelompok yang diselimuti oleh kekufuran.” Aku berkata, “Wahai Rasulullah, maksud kerisuhan berkedok kedamaian itu apa?” beliau menjawab: “Jika hati orang-orang tidak lagi sebagaimana fitrahnya.” Aku bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, apakah setelah kebaikan ini akan muncul keburukan?” beliau menjawab: “Fitnahnya orang yang buta dan tuli (dari kebenaran), mereka mempunyai penyeru-penyeru yang berada di pintu neraka. Wahai Hudzaifah, jika engkau mati dalam keadaan menggigit akar pohon (pergi menjauh), maka itu lebih baik dari pada kamu mengikuti mereka.” Telah menceritakan kepada kami {Musaddad} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abdul Warits} berkata, telah menceritakan kepada kami {Abu At Tayyah} dari {Shakhr bin Badr Al ‘Ijli} dari {Subai’ bin Khalid} dengan hadits ini, dari {Hudzaifah} dari Nabi saw., beliau bersabda: “Jika pada hari itu engkau tidak mendapatkan seorang khalifah (yang adil), maka menjauhlah hingga engkau mendapati kematian, meskipun engkau mati dalam keadaan menggigit akar pohon.” Dan pada penghujung hadits Hudzaifah berkata, “Aku bertanya, “Apa yang akan terjadi setelah itu?” beliau menjawab: “Andai kala itu ada seorang laki-laki yang mengawinkan kuda, maka ia tidak akan mendapatkan hasil hingga datang kiamat.”
Sunan Abu Dawud | Hadits No. : 3707
Kitab 29 : Fitnah dan Peperangan Besar
Bab : Penjelasan Tentang Fitnah Dan Dalil-Dalilnya
Telah menceritakan kepada kami {Musaddad} berkata, telah menceritakan kepada kami {Isa bin Yunus} berkata, telah menceritakan kepada kami {Al A’masy} dari {Zaid bin Wahb} dari {‘Abdurrahman bin Abdu Rabbil Ka’bah} dari {Abdullah bin Amru} bahwa Nabi saw. bersabda: “Barangsiapa membaiat seorang imam, ia jabat tangannya dan menyerahkan keikhlasan hatinya (untuk setia), maka hendaklah ia berikan hak ketaatan padanya semampu mungkin. Jika ada pihak lain yang ingin mengambil kekuasaannya hendaklah ia penggal lehernya.” Aku (perawi) bertanya, “Apakah engkau benar-benar mendengarnya dari Rasulullah saw.?” Abdullah bin Amru menjawab: “Kedua telingaku mendengarnya dan hatiku mengingatnya.” Aku berkata, “Sepupumu ini (Mu’awiyah), memerintahkan kami untuk melakukan begini dan begini?” ia menjawab, “Taatilah ia dalam ketaatan kepada Allah, dan ingkarilah dalam kemaksiatan kepada-Nya.”
Sunan Abu Dawud | Hadits No. : 3708
Kitab 29 : Fitnah dan Peperangan Besar
Bab : Penjelasan Tentang Fitnah Dan Dalil-Dalilnya
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Yahya bin Faris} berkata, telah menceritakan kepada kami {Ubaidullah bin Musa} dari {Syaiban} dari {Al A’masy} dari {Abu Shalih} dari {Abu Hurairah} dari Nabi saw., beliau bersabda: “Celakalah orang-orang Arab dari keburukan yang kian mendekat, dan beruntunglah orang yang dapat menahan tangannya.”
Sunan Abu Dawud | Hadits No. : 3709
Kitab 29 : Fitnah dan Peperangan Besar
Bab : Penjelasan Tentang Fitnah Dan Dalil-Dalilnya
Abu Dawud berkata; aku mendapat cerita dari {Ibnu Wahb} ia berkata; telah menceritakan kepada kami {Jarir bin Hazim} dari {Ubaidullah bin Umar} dari {Nafi’} dari {Ibnu Umar} ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda: “Hampir-hampir kaum muslimin terkepung hingga Madinah, sampai-sampai batas akhir pertahanan mereka adalah Silah (tempat dekat Khaibar).”, telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih dari Anbasah dari Yunus dari Az Zuhri ia berkata; “Silah adalah nama tempat yang dekat dengan Khaibar.”
Sunan Abu Dawud | Hadits No. : 3710
Kitab 29 : Fitnah dan Peperangan Besar
Bab : Penjelasan Tentang Fitnah Dan Dalil-Dalilnya
Telah menceritakan kepada kami {Sulaiman bin Harb} dan {Muhammad bin Isa} keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami {Hammad bin Zaid} dari {Ayyub} dari {Abu Qilabah} dari {Abu Asma} dari {Tsauban} ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda: “Allah telah mendekatkan bumi ini untukku, atau beliau mengatakan: “Rabbku telah mendekatkan bumi ini untukku, sehingga aku dapat melihat antara timur dan baratnya. Sungguh, kekuasaan umatku akan sampai pada jarak yang diperlihatkan kepadaku tersebut. Aku telah diberi dua harta simpanan; harta berwarna merah (emas) dan harta berwarna putih (perak). Aku meminta kepada Allah untuk umatku, agar Allah tidak membinasakan mereka dengan paceklik secara global, serta tidak dikuasakan kepada mereka musuh dari selain mereka hingga merampas suluruh harta dan rumah-rumah mereka. Rabbku telah berfirman kepadaku: ‘Wahai Muhammad, jika Aku telah memberi satu ketetapan maka tidak akan dapat ditolak. Aku tidak akan membinasakan mereka dengan paceklik secara global, serta tidak menguasakan kepada mereka musuh dari selain mereka hingga merampas seluruh harta dan rumah-rumah mereka. miskipun musuh berkumpul dari berbagai penjuru, atau beliau menyebutkan: “segala penjuru, hingga sebagian mereka (musuh) membunuh sebagian yang lain (umat Rasulullah saw.), serta menawan sebagian yang lain’. Yang aku kawatirkan atas umatku hanyalah orang-orang yang sesat, jika sebuah pedang diletakkan di hadapan umatku, maka pedang tersebut tidak terangkat (digunakan untuk jihad) hingga kiamat datang. Tidak akan datang kiamat hingga sebagian dari umatku menjadi musyrik dan menyembah berhala, sesungguhnya akan ada para pendusta dalam umatku, jumlah mereka tiga puluh orang, semuanya mengaku bahwa dirinya adalah Nabi. (padahal) aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi setelahku. Dan akan senantiasa ada dari umatku yang berada di atas kebenaran, Ibnu Isa menyebutkan, “mereka eksis, lalu keduanya sepakat menyebutkan, “tidak akan membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihinya hingga datang perkara Allah (kiamat).”
Sunan Abu Dawud | Hadits No. : 3711
Kitab 29 : Fitnah dan Peperangan Besar
Bab : Penjelasan Tentang Fitnah Dan Dalil-Dalilnya
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Auf Ath Tha`i} berkata, telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Isma’il} berkata, telah menceritakan kepadaku {Bapakku}. {Ibnu Auf} berkata; Aku membaca dalam buku Isma’il; ia berkata; telah menceritakan kepadaku {Dhamdham} dari {Syuraih} dari {Abu Malik} -maksudnya Abul Malik Al Asy’ari- ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda: “Allah melindungi kalian dari tiga hal; jangan sampai Nabi kalian mendoakan (keburukan), hingga kalian mendapat kecelakaan, jangan sampai pendukung kebatilan (orang-orang kafir) mengalahkan pendukung kebenaran, dan jangan sampai kalian berkumpul dalam kesesatan.”
Sunan Abu Dawud | Hadits No. : 3712
Kitab 29 : Fitnah dan Peperangan Besar
Bab : Penjelasan Tentang Fitnah Dan Dalil-Dalilnya
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Sulaiman Al Anbari} berkata, telah menceritakan kepada kami {‘Abdurrahman} dari {Sufyan} dari {Manshur} dari {rib’I bin Hirasy} dari {Al Bara bin Najiah} dari {Abdullah bin Mas’ud} dari Nabi saw., beliau bersabda: “Roda Islam akan berputar (berlangsung) selama tiga puluh lima, atau tiga puluh enam, atau tiga puluh tujuh (tahun). Jika mereka binasa maka itulah jalan orang-orang yang binasa (sebelum mereka), namun jika mereka menegakkan agama, maka mereka akan tetap ada hingga tujuh puluh tahun.” Ibnu Mas’ud berkata, “Aku lalu bertanya, “Dihitung dari pasca tiga puluh lima tahun, atau mulai dari awal berdirinya daulah Islam (di masa kenabian)?” beliau menjawab: “Dihitung dari awal.” Abu Dawud berkata, “Siapa yang mengatakan (Rib’ie bin) Khirasy, ia telah keliru.”
Sunan Abu Dawud | Hadits No. : 3713
Kitab 29 : Fitnah dan Peperangan Besar
Bab : Penjelasan Tentang Fitnah Dan Dalil-Dalilnya
Telah menceritakan kepada kami {Ahmad bin Shalih} berkata, telah menceritakan kepada kami {‘Anbasah} berkata, telah menceritakan kepadaku {Yunus} dari {Ibnu Syihab} ia berkata; telah menceritakan kepadaku {Humaid bin ‘Abdurrahman} bahwa {Abu Hurairah} berkata, “Rasulullah saw. bersabda: “Zaman akan semakin dekat (waktu seakan singkat), ilmu semakin berkurang, fitnah bermunculan, banyak sifat kikir dan menyebar Al harj.” Dikatakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apa itu (Al harj)?” beliau menjawab: “Pembunuhan, pembunuhan.”
Telah menceritakan kepada kami {Utsman bin Abu Syaibah} berkata, telah menceritakan kepada kami {Waki’} dari {Utsman Asy Syahham} ia berkata; telah menceritakan kepadaku {Muslim bin Abu Bakrah} dari {Bapaknya} ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda: “Akan muncul fitnah, saat itu orang yang berbaring lebih baik dari orang yang duduk, orang yang duduk lebih baik dari orang yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik dari orang yang berjalan, dan orang yang berjalan lebih baik dari orang yang lari (jalan cepat).” Ia (Abu Bakrah) berkata, “Wahai Rasulullah, apa yang engkau perintahkan kepadaku?” beliau menjawab: “Barangsiapa memiliki unta hendaklah ia membawanya (pergi mengasingkan diri, jauh dari manusia pada saat itu), barangsiapa memiliki kambing hendaklah ia membawanya (pergi mengasingkan diri), barangsiapa memiliki tanah (yang jauh dari manusia) hendaklah ia pergi menujunya.” Abu Bakrah berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana dengan seseorang yang tidak memiliki sesuatu?” beliau menjawab: “Hendaklah ia menancapkan pedangnya pada tanah berbatu dan berpegangan dengannya, setelah itu hendaklah ia berusaha mencari perlindungan untuk keselamatan dirinya.” Telah menceritakan kepada kami {Yazid bin Khalid Ar Ramli} berkata, telah menceritakan kepada kami {Mufadhdhil} dari {Ayyasy} dari {Bukair} dari {Busr bin Sa’id} dari {Husain bin ‘Abdurrahman Al Asyja’i} Bahwasanya ia mendengar {Sa’d bin Abu Waqash} dari Nabi saw.…seperti hadits ini. Sa’d berkata, “Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apa pendapatmu jika ada seseorang masuk ke dalam rumahku dan mengacungkan tangannya untuk membunuhku?” Rasulullah saw. menjawab: “Jadilah engkau sebagaimana dua anak Adam.” Yazid lalu membaca firman Allah: ‘(Sungguh, kalau kamu menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku..) ‘ Al Maidah: 28. Telah menceritakan kepada kami {Amru bin Utsman} berkata, telah menceritakan kepada kami {Bapakku} berkata, telah menceritakan kepada kami {Syihab bin Khirasy} dari {Al Qasim bin Ghazwan} dari {Ishaq bin Rasyid Al Jazari} dari {Salim} berkata, telah menceritakan kepadaku {Amru bin Wabishah Al Asadi} dari bapaknya {Wabishah} dari {Ibnu Mas’ud} ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda…lalu ia menyebutkan sebagian hadits Abu Bakrah. Ibnu Mas’ud berkata, “Semua korban pembunuhan (pada masa fitnah karena pertikaian dan perebutan kekuasaan serta harta) akan masuk neraka.” Aku bertanya, “Wahai Ibnu Mas’ud, kapan itu terjadi?” Ibnu Mas’ud menjawab, “Itu terjadai pada hari-hari tersebarnya Al Harj (pembunuhan), seorang laki-laki tidak lagi bisa mempercayai teman duduknya.” Aku berkata, “Lalu apa yang engkau perintahkan kepadaku jika menemui masa itu?” Ibnu Mas’ud menjawab, “Engkau jaga lisan dan tanganmu, lalu jadilah permadani bagi rumahmu (berdiam diri dan tidak keluar).” (Wabishah) berkata, “Maka saat Utsman dibunuh, hatiku melayang karena kepergiannya. Lantas aku pergi dengan kendaraan hingga aku memasuki Damasykus, lalu aku bertemu dengan {Khuraim bin Fatik} dan aku ceritakan hal itu kepadanya. Maka ia bersumpah atas nama Allah Yang tidak ada Tuhan yang berhak untuk disembah selain Dia, bahwa ia juga pernah mendengar hadits itu dari Rasulullah saw., sebagaimana Ibnu Mas’ud menceritakannya kepadaku.”