Telah menceritakan kepada kami {Abu Al-Yaman}, dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Isma’il bin Ayyasy}, dari {Al-Auza’i}, dari {Abdurrahman bin Al-Qasim}, dari {ayahnya}, dari {Aisyah}, bahwa budaknya yang mukatabah (seorang budak yang membayar kepada tuannya untuk kemerdekaan dirinya) datang menemuinya dengan sebagian sisa pembayarannya. Maka Aisyah berkata kepadanya; “Kamu jangan menemuiku kecuali sekali ini saja, hendaknya kamu berjihad di jalan Allah, karena saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Tidaklah hati seorang mukmin bercampur dengan debu yang berhamburan di jalan Allah melainkan Allah akan mengharamkan neraka atasnya.”
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Mush’ab}, dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Al-Auza’i}, dari {Az-Zuhri}, dari {Urwah}, dari {Aisyah} berkata; “Tidaklah Rasulullah saw. diberi pilihan antara dua perkara dalam Islam kecuali beliau memilih yang paling ringan diantara keduanya.”
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Mush’ab}, dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Al-Auza’i}, dari {Az-Zuhri}, dari {Urwah}, dari {Aisyah} berkata; “Apabila mua`dzin telah mengumandangkan (adzannya), beliau shalat dua rekaat, kemudian beliau berbaring miring ke sisi kanannya, hingga datang mua`dzin yang beriqomah untuk shalat.”
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Mush’ab}, dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Al-Auza’i}, dari {Az-Zuhri}, dari {Urwah}, dari {Aisyah} berkata; “Rasulullah saw. tidak pernah melakukan shalat sunnah dhuha, baik ketika berpergian atau pun bermukim.”
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Mush’ab}, dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Al-Auza’i}, dari {Az-Zuhri}, dari {Urwah}, dari {Aisyah} berkata; “Ketika Rasulullah saw. berada di kamarku, beliau menutupiku dengan kainnya dan saya melihat bagaimana orang-orang Habasyah sedang bermain-main, hingga saya bosan, maka saya duduk seperti halnya anak-anak kecil yang suka bermain-main.”
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Mush’ab}, dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Al-Auza’i}, dari {Az-Zuhri}, dari {Urwah}, dari {Aisyah}, dari Nabi saw. bersabda: “Sesungguhnya Allah AzzaWaJalla menyukai sifat lemah lembut pada semua perkara.”
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Mush’ab}, dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Al-Auza’i}, dari {Az-Zuhri}, dari {Urwah}, dari {Aisyah} berkata; “Pernah Rasulullah saw. melakukan shalat ashar, sedangkan (cahaya) matahari memancar di kamarku.”
Telah menceritakan kepada kami {Buhlul bin Hakim Al-Qurqasani}, dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Al-Auza’i}, dari {Az-Zuhri}, dari {Urwah bin Az-Zubair}, dari {Aisyah} berkata; “Apabila Rasulullah saw. hendak tidur, beliau berwudhu seperti wudhu untuk shalat.”
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Mush’ab}, dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Al-Auza’i}, dari {Az-Zuhri}, dari {Al Qosim bin Muhammad}, dari {Aisyah} berkata; “Saya pernah memasang satr (pembatas) yang di dalamnya ada gambar-gambar. Kemudian Rasulullah saw. datang dan merobeknya seraya bersabda: ‘Orang yang paling keras siksanya pada hari kiamat adalah orang yang menyerupakan makhluk Allah Azzawajalla.'”
Telah menceritakan kepada kami {Muhammad bin Mush; ab}, dia berkata; telah menceritakan kepada kami {Al-Auza’i}, dari {Abdurrahman bin Al-Qasim}, dari {ayahnya}, dari {Aisyah} berkata; “Saya mengikatkan kalung pada hewan kurban Rasulullah saw. (sebagai tanda) dengan tanganku. Kemudian beliau tidak pergi dan tidak meninggalkannya, (beliau bersabda): “Kami tidak mengetahui sesuatu yang dapat menghalalkan yang haram (karena berhaji) kecuali thawaf di ka’bah.”