Sunan Darimi

×

سنن الدارمي

Sunan Darimi

Sunan Darimi | Hadits No. : 1063

Kitab 2 : Thaharah

Bab : Menggauli Wanita Haidh Jika Telah Suci Dan Belum Mandi

أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ الْأَسْوَدِ قَالَ سَأَلْتُ مُجَاهِدًا عَنْ امْرَأَةٍ رَأَتْ الطُّهْرَ أَيَحِلُّ لِزَوْجِهَا أَنْ يَأْتِيَهَا قَبْلَ أَنْ تَغْتَسِلَ قَالَ لَا حَتَّى تَحِلَّ لَهَا الصَّلَاةُ

Telah mengabarkan kepada kami {Ubaidullah bin Musa} telah menceritakan kepada kami {Utsman bin Al `Aswad} ia berkata: “Aku pernah bertanya kepada {Mujahid} tentang seorang wanita yang melihat (tanda-tanda) suci, apakah halal bagi suaminya untuk menggaulinya sebelum ia mandi?”, ia menjawab: “Tidak boleh, hingga ia boleh melakukan shalat (yaitu setelah mandi) “.

Sunan Darimi | Hadits No. : 1064

Kitab 2 : Thaharah

Bab : Menggauli Wanita Haidh Jika Telah Suci Dan Belum Mandi

أَخْبَرَنَا الْمُعَلَّى بْنُ أَسَدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ هُوَ ابْنُ زِيَادٍ حَدَّثَنَا الْحَجَّاجُ بْنُ أَرْطَاةَ قَالَ سَأَلْتُ عَطَاءً وَمَيْمُونَ بْنَ مِهْرَانَ وَحَدَّثَنِي حَمَّادٌ عَنْ إِبْرَاهِيمَ قَالُوا لَا يَغْشَاهَا حَتَّى تَغْتَسِلَ

Telah mengabarkan kepada kami {Al Mu’alla bin `Asad} telah menceritakan kepada kami {Abdul Wahid Ibnu Ziyad}, telah menceritakan kepada kami {Al Hajjaj bin `Arthah} ia berkata: “Aku pernah bertanya kepada {‘Atha`} dan {Maimun bin Mihran}, dan {Hammad} telah menceritakan kepadaku dari {Ibrahim}, mereka berkata: “Ia (sang suami) tidak boleh menggaulinya hingga ia (isteri) mandi (hadats) “.

Sunan Darimi | Hadits No. : 1065

Kitab 2 : Thaharah

Bab : Menggauli Wanita Haidh Jika Telah Suci Dan Belum Mandi

أَخْبَرَنَا يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ عَنْ هِشَامٍ عَنْ الْحَسَنِ فِي الرَّجُلِ يَطَأُ امْرَأَتَهُ وَقَدْ رَأَتْ الطُّهْرَ قَبْلَ أَنْ تَغْتَسِلَ قَالَ هِيَ حَائِضٌ مَا لَمْ تَغْتَسِلْ وَعَلَيْهِ الْكَفَّارَةُ وَلَهُ أَنْ يُرَاجِعَهَا مَا لَمْ تَغْتَسِلْ

Telah mengabarkan kepada kami {Yazid bin Harun} dari {Hisyam} dari {Al Hasan} Tentang seorang laki-laki yang menggauli isterinya dan ia (isterinya) benar-benar telah melihat (tanda-tanda) suci sebelum ia mandi (hadats), ia berkata: “Ia masih berstatus haid selama belum mandi dan suami berkewajiban membayar kaffarah dan ia (suami) hendaknya meruju’ isterinya selama ia belum mandi.”

Sunan Darimi | Hadits No. : 1066

Kitab 2 : Thaharah

Bab : Menggauli Wanita Haidh Jika Telah Suci Dan Belum Mandi

أَخْبَرَنَا الْمُعَلَّى بْنُ أَسَدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ حَدَّثَنَا يُونُسُ عَنْ الْحَسَنِ قَالَ لَا يَغْشَاهَا زَوْجُهَا

Telah mengabarkan kepada kami {Al Mu’alla bin `Asad} telah menceritakan kepada kami {Abdul Wahid} telah menceritakan kepada kami {Yunus} dari {Al Hasan} ia berkata: “Suaminya tidak boleh menggaulinya”.

Sunan Darimi | Hadits No. : 1067

Kitab 2 : Thaharah

Bab : Menggauli Wanita Haidh Jika Telah Suci Dan Belum Mandi

أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَزِيدَ حَدَّثَنَا حَيْوَةُ بْنُ شُرَيْحٍ قَالَ سَمِعْتُ يَزِيدَ بْنَ أَبِي حَبِيبٍ يَقُولُ قَالَ أَبُو الْخَيْرِ مَرْثَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْيَزَنِيُّ قَالَ سَمِعْتُ عُقْبَةَ بْنَ عَامِرٍ الْجُهَنِيَّ يَقُولُ وَاللَّهِ إِنِّي لَا أُجَامِعُ امْرَأَتِي فِي الْيَوْمِ الَّذِي تَطْهُرُ فِيهِ حَتَّى يَمُرَّ يَوْمٌ

Telah mengabarkan kepada kami {Abdullah bin Yazid} telah menceritakan kapada kami {Haiwah bin Syuraih} ia berkata: “Aku pernah mendengar {Yazid bin Abu Habib} berkata: {Abul Khair} berkata: Telah berkata: {Martsad bin Abdullah Al Yazani}: Aku pernah mendengar {‘Uqbah bin ‘Amir Al Juhani} berkata: ‘Demi Allah subhanallahu wa ta’ala, aku tidak menggauli isteriku pada hari ia suci hingga berlalu satu hari’ “.

Sunan Darimi | Hadits No. : 1068

Kitab 2 : Thaharah

Bab : Menggauli Wanita Haidh Jika Telah Suci Dan Belum Mandi

أَخْبَرَنَا يَعْلَى بْنُ عُبَيْدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ عَنْ عَطَاءٍ فِي الْمَرْأَةِ تَرَى الطُّهْرَ أَيَأْتِيهَا زَوْجُهَا قَبْلَ أَنْ تَغْتَسِلَ قَالَ لَا حَتَّى تَغْتَسِلَ

Telah mengabarkan kepada kami {Ya’la bin ‘Ubaid} telah menceritakan kepada kami {Abdull Malik} dari {‘Atha`} Tentang seorang wanita yang melihat (tanda-tanda) suci, apakah suaminya boleh menggaulinya sebelum ia mandi (hadats)?”, ia menjawab: “Tidak boleh, hingga ia mandi.”

Sunan Darimi | Hadits No. : 1069

Kitab 2 : Thaharah

Bab : Menggauli Wanita Haidh Jika Telah Suci Dan Belum Mandi

أَخْبَرَنَا أَبُو النُّعْمَانِ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ لَيْثِ بْنِ أَبِي سُلَيْمٍ عَنْ عَطَاءٍ فِي الْمَرْأَةِ يَنْقَطِعُ عَنْهَا الدَّمُ قَالَ إِنْ أَدْرَكَهُ الشَّبَقُ غَسَلَتْ فَرْجَهَا ثُمَّ أَتَاهَا

Telah mengabarkan kepada kami {Abu An Nu’man} telah menceritakan kepada kami {Abu ‘Awanah} dari {Laits bin Abu Sulaim} dari {‘Atha`} Tentang seorang wanita yang darah (haidnya) Telah berhenti, ia berkata: “Apabila ia (suami) sudah membuncah syahwatnya, hendaknya ia (isteri) segera mencuci kemaluannya, kemudian ia (suami) boleh mendatanginya”.

Sunan Darimi | Hadits No. : 1070

Kitab 2 : Thaharah

Bab : Menggauli Wanita Haidh Jika Telah Suci Dan Belum Mandi

أَخْبَرَنَا فَرْوَةُ بْنُ أَبِي الْمَغْرَاءِ قَالَ سَمِعْتُ شَرِيكًا وَسَأَلَهُ رَجُلٌ فَقَالَ الْمَرْأَةُ يَنْقَطِعُ عَنْهَا الدَّمُ أَيَأْتِيهَا زَوْجُهَا قَبْلَ أَنْ تَغْتَسِلَ فَقَالَ قَالَ عَبْدُ الْمَلِكِ عَنْ عَطَاءٍ أَنَّهُ رَخَّصَ فِي ذَلِكَ لِلشَّبِقِ قَالَ أَبُو مُحَمَّد أَخَافُ أَنْ يَكُونَ ذَا خَطَأً أَخَافُ أَنْ يَكُونَ مِنْ حَدِيثِ لَيْثٍ لَا أَعْرِفُهُ مِنْ حَدِيثِ عَبْدِ الْمَلِكِ قَالَ أَبُو مُحَمَّد الشَّبِقُ الَّذِي يَشْتَهِي

Telah mengabarkan kepada kami {Farwah bin Abu Al Maghra`} ia berkata: Aku pernah mendengar {Syarik}, ada seorang laki-laki bertanya kepadanya, ia berkata: “Seorang wanita yang telah berhenti darahnya, apakah suaminya boleh mendatanginya sebelum ia mandi?”, ia berkata: Telah berkata {Abdul Malik} dari {‘Atha`}: ‘Itu menjadi rukhshah sebab syahwat yang sudah membuncah”. Abu Muhammad berkata: “Aku hawatir hal itu suatu kesalahan, aku hawatir itu pendapat Laits, aku tidak tahu hadits (seperti itu) dari Abdul Malik”, Abu Muhammad berkata: “Asysyabiq itu adalah orang yang sedang berhasrat kuat”.

Sunan Darimi | Hadits No. : 1071

Kitab 2 : Thaharah

Bab : Wanita Haidh Memakai Khidhab (Pacar)

أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عِيسَى قَالَ زَعَمَ لَنَا هُشَيْمٌ عَنْ أَبِي حُرَّةَ وَاصِلِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ الْحَسَنِ قَالَ رَأَيْتُ نِسَاءً مِنْ نِسَاءِ الْمَدِينَةِ يُصَلِّينَ فِي الْخِضَابِ

Telah mengabarkan kepada kami {Muhammad bin Isa} ia berkata: {Husyaim} menceritakan kepada kami dari {Abu Hurrah Washil bin Abdur Rahman}, dari {Al Hasan} ia berkata: “Aku pernah melihat para wanita penduduk Madinah shalat dalam keadaan rambut disemir”.

Sunan Darimi | Hadits No. : 1072

Kitab 2 : Thaharah

Bab : Wanita Haidh Memakai Khidhab (Pacar)

أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ عَامِرٍ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ ابْنِ أَبِي نَجِيحٍ عَمَّنْ سَمِعَ عَائِشَةَ سُئِلَتْ عَنْ الْمَرْأَةِ تَمْسَحُ عَلَى الْخِضَابِ فَقَالَتْ لَأَنْ تُقْطَعَ يَدِي بِالسَّكَاكِينِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ ذَلِكَ

Telah mengabarkan kepada kami {Sa’id bin ‘Amir} dari {Syu’bah} dari {Ibnu Abu Najih} dari {seseorang} yang mendengar dari {Aisyah} radliallahu ‘anha: Ia (Aisyah) ditanya tentang seorang wanita yang mengoles (rambutnya) dengan semir, ia menjawab: “Kalau tanganku dipotong dengan pisau, itu lebih aku sukai dibandingkan hal itu.”